JAKARTA, KOMPAS.com - Setelah dipanen, gabah padi akan disimpan dan dikeringkan dalam tempat khusus. Proses pasca-panen padi ini bertujuan untuk mengolah padi menjadi beras sekaligus menjadi kualitas hasil panen padi.
Sayangnya, dalam proses pengolahan pasca-panen seringkali gabah terserang penyakit pasca-panen. Munculnya penyakit pasca-panen padi ternyata dipengaruhi oleh beberapa hal.
Dikutip dari Cybext Kementerian Pertanian, Senin (19/6/2023), berikut ini beberapa faktor yang menyebabkan penyakit pasca-panen padi.
Baca juga: Tips Panen Padi yang Benar agar Menghasilkan Beras Berkualitas
Kandungan air sangat mempengaruhi perkembangan jasad renik. Penyimpanan beras dengan kandungan lebih dari 14 persen akan membuat proses metabolisme jasad renik dan hama bertambah cepat.
Penyimpanan beras dan gabah sebaiknya diatur agar kandungan air 14 persen, lengas nisbi udara 75 persen, dan suhu antara 13 sampai 32 derajat Celcius. Umumnya, jamur patogen akan tumbuh pada beras yang disimpan dengan kandungan 13 sampai 17,5 persen atau kandungan air seimbang namun lengas nisbi udara antara 70 sampai 90 persen.
Kandungan air beras akan berubah selama penyimpanan sesuai dengan kelembapan dan suhu ruang penyimpanan, sehingga mencapai kadar aiar sekmbang yakni suhu 25 sampai 30 derajat Celcius.
Selain kandungan air, faktor lain yang menyebabkan penyakit pasca-panen padi yaitu suhu tempat penyimpanan. Jika terjadi penurunan suhu selama penyimpanan, maka pertumbuhan jamur akan menurun.
Baca juga: Perbedaan Panen Padi Manual dan Mekanis
Biasanya, jamur akan tumbuh pada suhu 30 hingga 32 derajat Celcius. Sementara itu, ada juga jamur yang tumbuh dengan cepat pada suhu 20 sampai 40 derajat Celcius dengan lengas udara lebih dari 90 persen.
Tingkat serangan patogen setelah panen akan meningkatkan serangan jamur saat gabah disimpan. Kerusakan akibat jamur pasca-panen akan berkembang pada suhu dan lengas nisbi udara lendah.
Faktor yang menyebabkan penyakit pasca panen-padi lainnya yaitu terjadi kontaminasi oleh benda lain yang terbawa saat panen. Jamur bisa ditularkan oleh benda-benda lain seperti biji tanaman lain, bagian tanaman, hingga butiran tanah yang terbawa saat panen.
Baca juga: 6 Alat Pasca-panen Padi untuk Meringankan Pekerjaan Petani
Serangan hama juga turut mempengaruhi pertumbuhan patogen penyebab penyakit. Hasil metabolisme serangga atau hama bisa menciptakan lingkungan yang baik untuk pertumbuhan patogen. Maka dari itu, risiko munculnya penyakit pasca-panen semakin tinggi saat terjadi serangan hama.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.
Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya