Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Simak, Begini Cara Panen dan Pasca-panen Buah Pala dengan Benar

Kompas.com - 25 Juni 2023, 18:43 WIB
Siti Nur Aeni

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Pala merupakan salah satu rempah yang sering ditambahkan dalam masakan. Bagian tanaman pala yang biasanya dimanfaatkan sebagai bumbu masakan yaitu buahnya.

Buah pala memiliki bentuk bulat. Rasa buah ini masam dengan daging buah berwarna coklat dan mengkilat.

Buah pala biasanya dipanen saat berumur 7 hingga 9 bulan setelah berbunga. Bagaimana cara panen dan pasca-panen buah pala? Simak penjelasan selengkapnya berikut ini.

Baca juga: Cara Menyemai Biji Pala dengan Mudah agar Cepat Tumbuh

Panen pala

Menurut keterangan di Cybext Kementerian Pertanian, ciri buah pala siap panen yaitu buahnya berwarna kuning merata dan terdapat tanda garis belahan yang nyata. Buah pala yang sedikit pecah atau mulai merekah saat panen memiliki kualitas lebih baik dibandingkan buah pala yang masih utuh.

Buah pala siap panenShutterstock/anilkumart Buah pala siap panen

Cara panen buah pala yaitu mengambil buah pala yang siap panen menggunakan galah. Kemudian, letakkan pada keranjang atau karung bersih.

Hindari bersentuhan dengan tanah secara langsung saat meletakkan buah pala yang sudah dipetik. Kemudian, bawa buah pala ke tempat yang bersih dan lanjutkan dengan proses pasca-panen.

Pasca-panen pala

Kegiatan pasca-panen pala sebenarnya cukup sederhana, hanya pengeringan biji dan pengeringan fuli atau selubung biji. Simak penjelasan selengkapnya berikut ini.

Baca juga: Cara Menanam Pala, Tanaman Penghasil Minyak Atsiri Asli Indonesia

1. Pengeringan biji

Langkah pasca-panen yang pertama yaitu memisahkan fuli dari bijinya secara hati-hati. Kemudian, jemur biji pala dalam rak yang tingginya sekitar 20 cm di atas permukaan tanah.

Hindari menjemur saat matahari terik. Suhu yang ideal untuk menjemur biji pala yaitu 45 derajat Celcius.

Jemur sampai kadar airnya mencapai 10 persen atau kurang lebih selama 9 hari. Selama penjemuran, biji pala sering dibalik setidaknya 5 hingga 10 kali.

Ilustrasi buah pala yang sudah dipanen Shutterstock/yohanes_setiyanto Ilustrasi buah pala yang sudah dipanen

Biji pala yang telah kering bisa dipecahkan untuk memisahkan tempurung atau cangkang dari bijinya. Pemisahan biji dapat dilakukan menggunakan mesin atau secara manual menggunakan pemukul atau alat pemecah biji.

Baca juga: 5 Langkah Budidaya Kapulaga, Tanaman Rempah yang Aromanya Harum

Pemisahan tempurung dilakukan secara hati-hati dengan posisi tegak di atas matanya supaya tidak rusak. Lakukan penyortiran dan pengelompokan sesuai mutu biji pala yang dipanen.

2. Pengeringan fuli

Fuli yang sudah terlepas dari bijinya bisa dihamparkan di atas alas bersih. Kemudian, jemur saat panas matahari secara merata selama beberapa jam.

Selanjutnya, angin-anginkan di atas rak yang tingginya kurang lebih 20 cm. Setelah setengah kering, fuli dipindahkan menggunakan alat mirip penggilingan.

Lalu, jemur lepas kembali sampai kadar airnya 10 hingga 12 persen atau kurang lebih 2 sampai 3 hari. Fuli yang sudah kering akan berwarna merah tua dan menjadi jingga.

Dengan pengeringan seperti ini, fuli menjadi kenyal dan berkualitas, sehingga nilai ekonomisnya tinggi.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of

Video Pilihan Video Lainnya >

Terkini Lainnya
Mengungkap Potensi Kedawung yang Terabaikan
Mengungkap Potensi Kedawung yang Terabaikan
Varietas Tanaman
Briket Arang Kelapa: Limbah Jadi Komoditas Ekspor
Briket Arang Kelapa: Limbah Jadi Komoditas Ekspor
Varietas Tanaman
Tanaman Penyelamat Lingkungan: Mencegah Banjir dan Longsor
Tanaman Penyelamat Lingkungan: Mencegah Banjir dan Longsor
Varietas Tanaman
Potensi Sabut Kelapa yang Masih Terbuang
Potensi Sabut Kelapa yang Masih Terbuang
Varietas Tanaman
Pelajaran Swasembada Gula Nasional
Pelajaran Swasembada Gula Nasional
Varietas Tanaman
Mengandaikan Generasi Z Menjadi Agripreneurship
Mengandaikan Generasi Z Menjadi Agripreneurship
Tips
Transformasi Kelapa: Dari Komoditas Tradisional ke Industri Bernilai Tinggi
Transformasi Kelapa: Dari Komoditas Tradisional ke Industri Bernilai Tinggi
Varietas Tanaman
Aroma Kopi Jawa Timur: Potensi dari Lereng Ijen hingga Lembah Argopuro
Aroma Kopi Jawa Timur: Potensi dari Lereng Ijen hingga Lembah Argopuro
Varietas Tanaman
Ekonomi Babel: Lada Sebagai Andalan, Bukan Timah
Ekonomi Babel: Lada Sebagai Andalan, Bukan Timah
Varietas Tanaman
Masa Depan Pala Banda
Masa Depan Pala Banda
Varietas Tanaman
Revitalisasi Kebun Teh: Menyatukan Alam, Wisata, dan Harapan
Revitalisasi Kebun Teh: Menyatukan Alam, Wisata, dan Harapan
Varietas Tanaman
Pasar Organik dan Produk Perkebunan
Pasar Organik dan Produk Perkebunan
Varietas Tanaman
DNA Petani Kita, Tangguh di Era Modernisasi
DNA Petani Kita, Tangguh di Era Modernisasi
Perawatan
Menikmati Renyahnya Potensi Kenari Ternate
Menikmati Renyahnya Potensi Kenari Ternate
Varietas Tanaman
Menata Ulang Kemitraan Gula: Jalan Menuju Kemandirian
Menata Ulang Kemitraan Gula: Jalan Menuju Kemandirian
Varietas Tanaman
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau