Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kreasi Batik dengan Pewarna Alami Libatkan Petani, Manfaatkan Lahan Tumpang Sari

Kompas.com - 02/09/2023, 11:08 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Editor

JAKARTA, KOMPAS.com - Kreasi batik tidak hanya melibatkan pelaku industri kreatif, namun juga bisa melibatkan petani. Hal ini dilakukan oleh UMKM Alam Batik asal Pasuruan, Jawa Timur.

Alam Batik merupakan usaha perajin batik pewarna alami yang menggunakan bahan lokal dan memberdayakan petani lokal. Usaha yang didirikan Ferry Sugeng Santoso ini pun terpilih ikut pameran Pasuruan Industrial, Agriculture, Tourism and Trade Expo (PIATTEX).

Alam Batik berdiri sejak 2019 dengan aktif membina pembatik yang sebagian besar adalah masyarakat sekitar Desa Gunting, Kecamatan Sukorejo, Pasuruan.

Baca juga: 5 Jenis Tanaman Pendamping untuk Tumpang Sari, Apa Saja?

Alam Batik termasuk salah satu usaha binaan Sampoerna Entrepreneur Training Center (SETC), program pemberdayaan UMKM yang digagas PT HM Sampoerna Tbk di bawah Payung Program Keberlanjutan “Sampoerna Untuk Indonesia." Tujuannya ialah memberi pelatihan, pendampingan, pembinaan, hingga jejaring bagi para pelaku UMKM yang ingin berkembang.

Pada akhirnya, manfaatnya dapat dirasakan, bukan hanya oleh para pelaku UMKM, melainkan juga bagi masyarakat di lingkungan sekitarnya.

Ferry menuturkan, Alam Batik ikut dalam PIATTEX kali ini karena memiliki dua keunggulan. Pertama, Alam Batik konsisten dengan batik pewarna alami dengan melibatkan masyarakat khususnya para petani.

Alam Batik menggunakan pewarna alami dari tanaman Indigo strobilanthes yang menghasilkan warna biru dan Bixa orellana untuk warna orange alami. Indigo strobilanthes dibudidayakan para petani di Pasuruan dengan sistem tumpang sari bersama tanaman apel karena membentuk simbiosis mutualisme.

 Baca juga: Pupuk Kaltim Bantu Petani Kembangkan Usaha Pertanian lewat Program Ini

Ferry juga terjun langsung mendampingi para petani mulai dari pembibitan, perawatan, hingga cara panen guna menjaga kualitas pewarna yang dihasilkan.

Indigo strobilanthes mampu menyerap asam tanah yang sangat membantu pertumbuhan tanaman apel sehingga para petani tidak perlu membeli dolomit.

Tambah lagi, iklim di Pasuruan membuat kualitas warna dari indigo strobilanthes menjadi salah satu yang terbaik di Indonesia. Selain di Pasuruan, tanaman ini juga banyak dikembangkan di Temanggung, Jawa Tengah.

Pertimbangan kedua, tutur Ferry, Alam Batik konsisten untuk mengembangkan motif batik dengan tetap mempertahankan kualitas terbaik, termasuk kehalusan kain. Alam Batik melalui produk batik pewarna alami bisa mewakili usaha batik yang ramah lingkungan.

Baca juga: Tahapan Budidaya Kapas, Bisa Menjadi Bisnis yang Menguntungkan

Dia berharap melalui pameran PIATTEX, para investor dan calon mitra bisnis dapat melihat sejumlah potensi industri kreatif yang dimiliki Kabupaten Pasuruan. Alam Batik juga terbuka untuk berkolaborasi mengembangkan batik pewarna alami.

“Kami terbuka untuk bekerja sama mulai dari pelaku tekstil, furniture dan lainnya yang membutuhkan pewarna alami atau ingin belajar batik pewarna alami. Saya percaya melalui kolaborasi bisa saling menguntungkan,” paparnya, dalam keterangan tertulis, Jumat (1/9/2023).

Ferry mengaku tidak mematok target khusus untuk penjualan batik pewarna alami dari pameran PIATTEX. Menurutnya, penjualan hanyalah bonus karena yang paling penting ialah bisa membuka jaringan untuk kerja sama dengan mitra strategis.

Ferry menjelaskan hingga sejauh ini, Alam Batik telah bekerja sama dengan Kementerian Kebudayaan Korea Selatan untuk mempromosikan batik pewarna alami. Alam Batik juga sedang menjajaki kerja sama dengan pemerintah Srilanka yang tertarik belajar pewarna alami.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com