JAKARTA, KOMPAS.com - PT Bank Sinarmas Tbk, PT. Songsong Buwono Lestari, dan Yayasan Harapan Lingkungan Hidup melakukan inisiasi program kemitraan berbasis pemberdayaan masyarakat.
Program ini bertujuan untuk mengubah pola pikir peternak untuk stop buang limbah peternakan ke saluran air dan mengolahnya menjadi produk yang memiliki nilai ekonomi dengan dampak positif bagi lingkungan.
Seluruh rangkaian kegiatan ini merupakan implementasi nyata 17 butir Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), baik secara langsung maupun tidak langsung, dalam mewujudkan kemandirian pangan sehat berbasis kearifan lokal.
Baca juga: Cara Membuat Pupuk Kandang dari Kotoran Sapi
Desa Taro di Kecamatan Tegallalang, Kabupaten Gianyar, Bali merupakan desa yang memiliki berbagai potensi, antara lain area konservasi Lembu Putih Taro (satu-satunya di Bali) dan Kelompok Peternak dan Petani maupun PKK dengan produk UMKM.
Ini termasuk Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) dengan produk-produk wisatanya merupakan salah satu desa wisata berkelanjutan di Indonesia pilihan Kemenparekraf dengan ikon sebagai destinasi eko-spiritual.
Guna mendukung Program Pemerintah Inklusi Keuangan, di mana pada bulan September merupakan Bulan Pariwisata dan Peternakan, Bank Sinarmas mengadakan acara Inklusi Keuangan di Desa Taro.
Bank Sinarmas melakukan berbagai kegiatan literasi dan sosialisasi Perbankan mengenai laku pandai dan layanan QRIS (Quick Response Code Indonesian Standard) sebagai metode pembayaran di era digital.
Baca juga: Fakta Menarik Rumput Pakchong, Pakan Unggulan untuk Sapi dan Kambing
Diharapkan dengan adanya sosialisasi tersebut akan meningkatkan pengetahuan masyarakat di Desa Taro, khususnya dalam bidang keuangan.
Saat ini terdapat dua sekolah di Desa Taro, Bali yang telah bekerja sama dengan Bank Sinarmas dalam pembukaan rekening Simpanan Pelajar (SIMPEL). Hal ini dilakukan sebagai wujud edukasi literasi finansial secara konkret bagi anak-anak baik dari usia TK hingga SMA untuk mendorong budaya menabung sejak dini.