Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kuntoro Boga
Kepala Pusat BSIP Perkebunan, Kementan

Kuntoro Boga Andri, SP, M.Agr, Ph.D, merupakan lulusan Institut Pertanian Bogor tahun 1998. Ia adalah alumni S1 Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian, Fakultas Pertanian IPB. Pria kelahiran Banjarmasin tahun 1974 ini diangkat sebagai CPNS pada 1999, dan mulai bekerja sebagai peneliti di BPTP Karangploso, Jawa Timur.

Kacang Mete: Komoditas Potensial di Lahan Marginal

Kompas.com - 19/01/2025, 16:27 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

KACANG mete (Anacardium occidentale), atau yang dikenal sebagai jambu monyet di beberapa daerah, adalah tanaman perkebunan strategis yang sangat cocok untuk dikembangkan di lahan marginal yang sering dianggap kurang produktif.

Selain itu, kacang mete memiliki nilai tambah yang tinggi melalui diversifikasi produk seperti kacang olahan, sirup, hingga minyak CNSL (Cashew Nut Shell Liquid) yang digunakan dalam berbagai industri.

Penanganan yang tepat, mulai dari penggunaan varietas unggul hingga teknologi pascapanen modern dapat meningkatkan produktivitas dan nilai ekspor mete.

Tanaman Kacang Mete memiliki adaptabilitas tinggi terhadap kondisi lingkungan yang kurang ideal.

Tanaman ini mampu tumbuh dengan baik di daerah dengan curah hujan rendah hingga sedang (500–1.500 mm/tahun) karena sistem perakarannya yang dalam memungkinkan penyerapan air dari lapisan tanah lebih dalam, menjadikannya tahan terhadap kekeringan.

Kemampuan beradaptasi pada tanah dengan pH antara 6,3–7,3 juga menjadikannya ideal untuk lahan marginal.

Selain itu, kacang mete dapat bertahan di tanah dengan kesuburan rendah, seperti tanah berpasir, tanah berbatu, atau tanah bertekstur ringan.

Ketahanan terhadap kadar garam yang moderat juga membuat mete ideal untuk lahan pesisir atau tanah dengan salinitas tinggi.

Perawatan tanaman ini relatif mudah dan membutuhkan biaya rendah, sehingga sangat cocok bagi petani dengan sumber daya terbatas.

Dengan usia produktif mencapai 30–50 tahun, mete memberikan keuntungan ekonomi jangka panjang yang signifikan.

Di Indonesia, kacang mete banyak dikembangkan di berbagai wilayah dengan lahan marginal yang memiliki potensi besar untuk pengembangan tanaman ini.

Menurut data Badan Pusat Statistik, luas lahan kacang mete di Indonesia mencapai 573.000 hektare pada 2024, tersebar di 21 provinsi.

Wilayah utama pengembangan mete meliputi Sulawesi Tenggara, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tengah, Nusa Tenggara Timur (NTT), Nusa Tenggara Barat (NTB), Bali, dan Jawa Timur, dengan Sulawesi Tenggara memberikan kontribusi produksi terbesar, mencapai 24,85 persen total produksi nasional.

Selain itu, NTT mencatat luas penanaman hingga 167.209 hektare dengan produksi mencapai 52.539 ton.

Dengan berbagai keunggulan tersebut, mete menjadi solusi optimal dalam memanfaatkan lahan berproduktifitas rendah dan memberikan kontribusi signifikan bagi sektor perkebunan serta perekonomian nasional melalui ekspor.

Halaman:

Video Pilihan Video Lainnya >

Terkini Lainnya

Membawa Gambir ke Pasar Global

Membawa Gambir ke Pasar Global

Varietas Tanaman
Randu: Serat Emas Putih yang Terlupakan

Randu: Serat Emas Putih yang Terlupakan

Varietas Tanaman
Serat Alam dari Masa Lalu: Potensi Abaca di Indonesia

Serat Alam dari Masa Lalu: Potensi Abaca di Indonesia

Varietas Tanaman
Serat Alam dan Potensi Pengembangannya

Serat Alam dan Potensi Pengembangannya

Varietas Tanaman
Menjadikan Indonesia Pusat Hilirisasi Kelapa Dunia

Menjadikan Indonesia Pusat Hilirisasi Kelapa Dunia

Varietas Tanaman
'Superfood' Daun Kelor: Nilai Gizi, Ekonomi, dan Lingkungan

"Superfood" Daun Kelor: Nilai Gizi, Ekonomi, dan Lingkungan

Varietas Tanaman
Peluang Budidaya Kurma di Indonesia: Teknologi dan Kisah Sukses

Peluang Budidaya Kurma di Indonesia: Teknologi dan Kisah Sukses

Varietas Tanaman
Purwoceng, Ginseng Lokal Bernilai Tinggi

Purwoceng, Ginseng Lokal Bernilai Tinggi

Varietas Tanaman
Manfaat Ekonomi dan Lingkungan Serai Wangi

Manfaat Ekonomi dan Lingkungan Serai Wangi

Varietas Tanaman
Kakao Indonesia: Dari Potensi Lokal ke Produk Premium Dunia

Kakao Indonesia: Dari Potensi Lokal ke Produk Premium Dunia

Varietas Tanaman
Sensasi Pedas Jaman Majapahit: Memanfaatkan Kembali Cabai Jawa

Sensasi Pedas Jaman Majapahit: Memanfaatkan Kembali Cabai Jawa

Varietas Tanaman
Pala: Warisan Nusantara Menuju Pemanfaatan Global

Pala: Warisan Nusantara Menuju Pemanfaatan Global

Varietas Tanaman
Anggur Muscat dan Keberpihakan pada Buah Lokal

Anggur Muscat dan Keberpihakan pada Buah Lokal

Varietas Tanaman
Mengenal Gula Bit: Inovasi Pemanis

Mengenal Gula Bit: Inovasi Pemanis

Varietas Tanaman
Peluang Stevia dalam Diversifikasi Industri Gula

Peluang Stevia dalam Diversifikasi Industri Gula

Varietas Tanaman
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau