Pada 2023, jumlah produksi buah durian 1,8 juta ton, jeruk 2,8 juta ton, mangga 3,3 juta ton, nanas 3,1 juta ton, pepaya 1,2 juta ton, pisang 9,3 juta ton, rambutan 845.000 ton, salak 1,1 juta ton, Alpukat 874.000 ton, jambu biji 404.000 ton, manggis 397.000 ton, dan nangka 789.000 ton.
Sebaran produksinya pun berada di seluruh provinsi dengan volume produksi berbeda-beda.
Aneka buah ini memiliki musim panen yang tidak sama, sehingga sepanjang tahun kita dapat menikmati berbagai macam buah.
Sebagai contoh, di Januari buah manggis dan rambutan, Februari ada jeruk, September ada mangga, dan Desember buah durian banyak ditemukan di pasaran.
Seiring dengan era pasar bebas, serbuan buah impor memang menjadi tantangan tersendiri bagi pengembangan buah lokal.
Baca juga: Jagung Bose dan Makan Bergizi Gratis
Buah impor seperti anggur, apel, mangga, bahkan jeruk dari sisi kemasan memang nampak lebih menarik, dan harganya lebih bersaing.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, pada 2020, impor buah-buahan sebesar 638.000 ton, dengan nilai 1,27 miliar dollar AS. Angka ini meningkat sekitar 7,4 persen menjadi 689.000 ton dengan nilai 1,44 miliar dollar AS pada 2023.
Karena itu, perlu dukungan pemerintah yang lebih kuat kepada para produsen dan pelaku usaha buah lokal.
Dari sisi produsen, petani buah lokal mesti mendapat dukungan yang baik dari aspek produksi hingga pascapanen, sehingga mereka tetap semangat bertanam, dan buah lokal yang dihasilkan juga punya kualitas yang baik.
Ini penting untuk meningkatkan daya saing buah lokal, baik di pasar domestik maupun internasional.
Dari sisi konsumen, edukasi dan sosialisasi terhadap pentingnya keberpihakan terhadap buah lokal harus terus dilakukan.
Sebab buah lokal yang ada di Indonesia begitu beragam dan tentu saja lebih segar dari buah impor seperti anggur muscat.
Buah lokal tidak perlu menempuh perjalanan panjang dari tempat-tempat yang jauh. Selain itu, memilih untuk mengonsumsi buah lokal merupakan bentuk keberpihakan kita pada petani/produsen dalam negeri.
Sebetulnya alasan sederhana ini lebih dari cukup untuk memutuskan memilih buah lokal daripada buah impor.
Apalagi jika dikaitkan dengan dorongan swasembada pangan sebagai bagian dari Asta Cita Presiden Prabowo Subianto.
Swasembada pangan sejatinya mencakup seluruh komoditas pangan. Tidak hanya pangan pokok strategis berdampak signifikan terhadap inflasi, seperti beras.
Buah-buahan hasil produksi petani dalam negeri juga menjadi kontributor swasembada pangan. Dorongan para seluruh stakeholder, pemangku kebijakan, upaya ini akan bisa lebih terakselerasi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.