Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kuntoro Boga
Direktur Hilirisasi Hasil Perkebunan, Kementan

Praktisi, Peneliti dan Pengamat Pertanian

Menggali Potensi Devisa dari Ekspor Lada Indonesia

Kompas.com - 15 Juni 2025, 09:00 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Hilirisasi menjadi langkah strategis untuk meningkatkan nilai tambah komoditas lada. Hingga kini, ekspor Indonesia masih didominasi lada mentah, sementara produk olahan seperti lada bubuk, minyak atsiri, dan oleoresin masih berkembang terbatas.

Pemerintah mendorong pengolahan lada di tingkat petani, serta kolaborasi dengan industri farmasi dan kosmetik untuk memperluas pemanfaatan ekstrak lada.

Dengan peningkatan produktivitas, perbaikan mutu, dan perluasan produk olahan, Indonesia memiliki peluang besar untuk memperkuat kembali posisinya sebagai salah satu pemain utama dalam perdagangan rempah dunia.

Kebijakan pemerintah dan dukungan petani

Pemerintah Indonesia menempatkan lada sebagai bagian dari program strategis pengembangan rempah-rempah nasional.

Kementerian Perdagangan, Kementerian Pertanian, dan sejumlah lembaga negara lainnya menginisiasi kebijakan hilirisasi untuk mendorong transformasi lada dari bahan mentah menjadi komoditas industri bernilai tambah.

Fokusnya mencakup intensifikasi pertanian, pemanfaatan perjanjian perdagangan bebas (FTA), serta pengembangan produk olahan berkualitas tinggi.

Selain itu, pengembangan varietas lada unggul terus dilakukan guna meningkatkan produktivitas dan daya saing di pasar global.

Dukungan terhadap petani lada diperkuat melalui pendampingan budidaya, pelatihan pascapanen, dan teknologi pengolahan semi-mekanis, seperti yang diuji oleh BRMP Perkebunan, Kementerian Pertanian, untuk meningkatkan mutu lada putih.

Pemerintah juga memperluas akses ke pembiayaan dan perlindungan harga melalui skema kredit usaha tani dan asuransi komoditas.

Upaya memperkuat identitas produk lada nasional diwujudkan melalui perlindungan Indikasi Geografis (IG), seperti pada Lada Putih Muntok dari Bangka Belitung, yang telah bersertifikat IG hingga 2024. Label ini diharapkan memperkuat reputasi dan nilai jual lada Indonesia di pasar ekspor.

Di tingkat internasional, pemerintah mengintensifkan promosi ekspor melalui diplomasi rempah, termasuk kampanye “Spice Up the World” yang mengandalkan gastrodiplomasi.

Lada Indonesia dipromosikan di berbagai pasar potensial seperti Afrika, Australia, Jepang, dan Eropa melalui pameran kuliner dan misi dagang.

Di Jepang, perjanjian Indonesia–Japan EPA telah menghapus bea masuk lada, memperkuat penetrasi pasar.

Saat ini, Jepang menyerap sekitar 8 persen ekspor lada Indonesia, sementara negara-negara Uni Eropa seperti Jerman dan Belanda masih menyumbang 1–5 persen.

Melalui peningkatan mutu, intelijen pasar, dan penguatan kerja sama dagang, ekspor lada Indonesia ke pasar utama dunia diharapkan terus tumbuh secara berkelanjutan.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update topik ini dan notifikasi penting di Aplikasi KOMPAS.com. Download sekarang

Halaman:

Video Pilihan Video Lainnya >

Terkini Lainnya
Tanaman Penyelamat Lingkungan: Mencegah Banjir dan Longsor
Tanaman Penyelamat Lingkungan: Mencegah Banjir dan Longsor
Varietas Tanaman
Potensi Sabut Kelapa yang Masih Terbuang
Potensi Sabut Kelapa yang Masih Terbuang
Varietas Tanaman
Pelajaran Swasembada Gula Nasional
Pelajaran Swasembada Gula Nasional
Varietas Tanaman
Mengandaikan Generasi Z Menjadi Agripreneurship
Mengandaikan Generasi Z Menjadi Agripreneurship
Tips
Transformasi Kelapa: Dari Komoditas Tradisional ke Industri Bernilai Tinggi
Transformasi Kelapa: Dari Komoditas Tradisional ke Industri Bernilai Tinggi
Varietas Tanaman
Aroma Kopi Jawa Timur: Potensi dari Lereng Ijen hingga Lembah Argopuro
Aroma Kopi Jawa Timur: Potensi dari Lereng Ijen hingga Lembah Argopuro
Varietas Tanaman
Ekonomi Babel: Lada Sebagai Andalan, Bukan Timah
Ekonomi Babel: Lada Sebagai Andalan, Bukan Timah
Varietas Tanaman
Masa Depan Pala Banda
Masa Depan Pala Banda
Varietas Tanaman
Revitalisasi Kebun Teh: Menyatukan Alam, Wisata, dan Harapan
Revitalisasi Kebun Teh: Menyatukan Alam, Wisata, dan Harapan
Varietas Tanaman
Pasar Organik dan Produk Perkebunan
Pasar Organik dan Produk Perkebunan
Varietas Tanaman
DNA Petani Kita, Tangguh di Era Modernisasi
DNA Petani Kita, Tangguh di Era Modernisasi
Perawatan
Menikmati Renyahnya Potensi Kenari Ternate
Menikmati Renyahnya Potensi Kenari Ternate
Varietas Tanaman
Menata Ulang Kemitraan Gula: Jalan Menuju Kemandirian
Menata Ulang Kemitraan Gula: Jalan Menuju Kemandirian
Varietas Tanaman
Kluwek: Rahasia Kepayang pada Kuliner Nusantara
Kluwek: Rahasia Kepayang pada Kuliner Nusantara
Varietas Tanaman
Bongkar Ratoon Tebu, Jalan Cepat Swasembada Gula
Bongkar Ratoon Tebu, Jalan Cepat Swasembada Gula
Varietas Tanaman
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau