Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tips Pemupukan di Lahan Marginal yang Tepat

Kompas.com - 24/08/2022, 19:14 WIB
Siti Nur Aeni ,
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pemanfaatan lahan marginal di Indonesia kini mulai banyak dilakukan di beberapa daerah. Lahan marginal atau lahan kritis merupakan lahan yang secara alami kurang cocok untuk budi daya tanaman.

Kategori lahan kritis

Berdasarkan keterangan di Repositori Kementerian Pertanian, Rabu (24/8/2022), lahan kritis terbagi menjadi beberapa kategori, antara lain sebagai berikut.

  • Ekonomi kritis, yakni lahan yang kesuburannya turun sehingga cepat atau lambat tidak menjadi unsur budi daya pertanian dan tidak menguntungkan untuk petani.
  • Aktual kritis, yaitu lahan yang tidak bisa digunakan sebagai unsur pertanian, media penyalur tata air, maupun media perlindungan lingkungan.
  • Hidrologis kritis, yaitu lahan yang marginal yang fungsinya untuk penyalur air dan perlindungan alam sekitar.
  • Fisik teknis kritis, yakni lahan yang lapisan olahnya tersisa batuan induk yang sulit untuk tempat tumbuhnya tanaman.

Baca juga: Efek Samping Pupuk Urea yang Terlalu Banyak untuk Tanaman, Apa Saja?

Tips pemupukan di lahan marginal

Ilustrasi pupuk urea. SHUTTERSTOCK/CRINIGER KOLIO Ilustrasi pupuk urea.

Beberapa jenis lahan marginal atau lahan kritis yang ada di Indonesia, antara lain; lahan tinggi besi (Fe), lahan salin atau lahan dengan kandungan garam tinggi, lahan berawa, dan lain sebagainya. Lahan tersebut masih bisa digunakan untuk menanam tanaman, namun perlu perlakuan khusus.

Salah satu bentuk perlakuan khusus pada lahan marginal yaitu pemupukan yang tepat. Dengan memberikan pupuk, harapannya unsur hara di lahan tersebut dapat meningkat dan bisa memenuhi syarat tumbuh tanaman.

Rudy Prambudi, Penyuluh Petani dalam webinar yang bertajuk "Cerdas Budidaya Tanaman Lewat Pemupukan Berimbang", Rabu (24/8/2022), memberikan sejumlah tips pemupukan berimbang di lahan marginal.

Halaman:

Video Pilihan Video Lainnya >

Terkini Lainnya

Menjadikan Indonesia Pusat Hilirisasi Kelapa Dunia

Menjadikan Indonesia Pusat Hilirisasi Kelapa Dunia

Varietas Tanaman
'Superfood' Daun Kelor: Nilai Gizi, Ekonomi, dan Lingkungan

"Superfood" Daun Kelor: Nilai Gizi, Ekonomi, dan Lingkungan

Varietas Tanaman
Peluang Budidaya Kurma di Indonesia: Teknologi dan Kisah Sukses

Peluang Budidaya Kurma di Indonesia: Teknologi dan Kisah Sukses

Varietas Tanaman
Purwoceng, Ginseng Lokal Bernilai Tinggi

Purwoceng, Ginseng Lokal Bernilai Tinggi

Varietas Tanaman
Manfaat Ekonomi dan Lingkungan Serai Wangi

Manfaat Ekonomi dan Lingkungan Serai Wangi

Varietas Tanaman
Kakao Indonesia: Dari Potensi Lokal ke Produk Premium Dunia

Kakao Indonesia: Dari Potensi Lokal ke Produk Premium Dunia

Varietas Tanaman
Sensasi Pedas Jaman Majapahit: Memanfaatkan Kembali Cabai Jawa

Sensasi Pedas Jaman Majapahit: Memanfaatkan Kembali Cabai Jawa

Varietas Tanaman
Pala: Warisan Nusantara Menuju Pemanfaatan Global

Pala: Warisan Nusantara Menuju Pemanfaatan Global

Varietas Tanaman
Anggur Muscat dan Keberpihakan pada Buah Lokal

Anggur Muscat dan Keberpihakan pada Buah Lokal

Varietas Tanaman
Mengenal Gula Bit: Inovasi Pemanis

Mengenal Gula Bit: Inovasi Pemanis

Varietas Tanaman
Peluang Stevia dalam Diversifikasi Industri Gula

Peluang Stevia dalam Diversifikasi Industri Gula

Varietas Tanaman
Mengoptimalkan Keunggulan Tanaman Obat Indonesia

Mengoptimalkan Keunggulan Tanaman Obat Indonesia

Varietas Tanaman
Menggali Peluang Ekonomi dan Manfaat Kayu Manis

Menggali Peluang Ekonomi dan Manfaat Kayu Manis

Varietas Tanaman
Kacang Mete: Komoditas Potensial di Lahan Marginal

Kacang Mete: Komoditas Potensial di Lahan Marginal

Varietas Tanaman
Mengembalikan Kejayaan Industri Teh Indonesia

Mengembalikan Kejayaan Industri Teh Indonesia

Varietas Tanaman
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau