JAKARTA, KOMPAS.com - Serai wangi adalah tanaman penghasil minyak atsiri yang banyak dikembangkan di Indonesia. industri minyak atsiri mempunyai potensi yang besar.
Daerah di Indonesia yang menjadi sentra budidaya serai wangi, antara lain; Propinsi Aceh, Jawa Barat, Jawa Tengah, Banten, dan Jawa Timur. Dilansir dari buku Budidaya Serai Wangi, Selasa (11/10/2022), berikut tata cara menanam serai wangi, yang perlu diketahui.
Bibit serai wangi biasanya diperbanyak secara vegetatif menggunakan anakan atau rumpun. Perbanyakan generatif jarang dilakukan karena bunga tanaman ini jarang menghasilkan biji.
Baca juga: Kaya Manfaat, Ini 6 Cara Menanam Serai
Pengadaan bibit yang berkualitas merupakan langkah pertama untuk menghasilkan tanaman yang baik pertumbuhannya. Di Indonesia, jenis serai wangi yang banyak dibudidayakan, antara lain; Maha Pengisi varietas unggul G1, G2, dan G3.
Serai wangi merupakan tanaman yang bisa tumbuh dengan mudah pada tanah gembur. Maka dari itu, areal budidaya harus diolah terlebih dahulu dan dibersihkan dari gulma.
Setelah itu biarkan selama sebulan, kemudian tanah diberi pupuk dasar berupa pupuk kandang sebanyak 20-30 ton/ha. Berikutnya, buat lubang tanam dengan cara ditugal.
Baca juga: Pedoman Budidaya Tanaman Kunyit di Lahan Terbuka
Sebelum ditanam, pangkas daun anakan serai wangi yang dijadikan sebagai bibit. Pemangkasan ini bertujuan untuk mengurangi penguapan selama pemisahan.
Setelah itu, pisahkan anakan yang akan ditanam secara hari-hati.
Selanjutnya, letakan bibit pada lubang tanam dan tutup dengan tanah. Sebaiknya, penanaman dilakukan pada awal musim hujan agar kebutuhan air terpenuhi. Jika ditanam saat curah hujan kurang, maka area pertanaman perlu diberi mulsa untuk menjaga kelembapan tanah.