JAKARTA, KOMPAS.com - Singkong atau ubi kayu merupakan tanaman pangan yang mudah ditanam. Meskipun demikian, dalam budidaya singkong tetap ada kendala yang berisiko menyebabkan kerugian hingga gagal panen.
Salah satu kendalanya yaitu serangan patogen penyebab penyakit busuk akar. Dilansir dari Cybext Kementerian Pertanian, Minggu (4/12/2022), penyakit busuk akar pada singkong dapat berkembang pada lahan dengan kelembapan tinggi atau saat musim hujan tiba.
Berdasarkan hasil penelitian, beberapa jamur patogen seperti Botryodiplodia sp., Fusarium spp. Sclerotium rolfsii, Colletotrichum sp., Aspergillus spp, dan Cladosporium sp. berasosiasi yang akhirnya menyebabkan penyakit tersebut. Adapun penjelasan seputar gejala dan cara mengatasi penyakit ini, seperti berikut.
Baca juga: Simak, 5 Cara Meningkatkan Produksi Tanaman Singkong
Apabila tanaman singkong yang masih muda terserang penyakit ini, maka akan ditemukan gejalanya pada bagian perakaran, umbi, dan pangkal batang. Pada bagian tersebut akan muncul kerusakan jaringan atau busuk.
Selain itu, pada umbi dan tanah di sekitar perakaran juga akan ditemukan miselium maupun badan jamur. Penyakit busuk akar juga akan membuat tanaman layu, daun menguning dan mudah gugur, hingga menyebabkan tanaman mati.
Untuk mengurangi risiko gagal panen akibat penyakit ini, maka upaya pengendalian penyakit busuk akar harus dilakukan sedini mungkin. Cara pengendalian penyakit busuk akar singkong dapat dilakukan dengan menggunakan varietas tahan, memilih lokasi tanam yang tepat, pengolahan tanah dengan baik, serta pengelolaan tanaman dan pemupukan yang berimbang.