Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cara Membuat Nutrisi untuk Tanaman Selada Pakai Pepaya Busuk

Kompas.com - 13/12/2022, 11:54 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketersediaan pupuk kimia sering kali langka dan mahal. Dengan demikian, hal ini menyulitkan petani untuk keberlanjutan kegiatan budidaya.

Dikutip dari laman Cybex Kementerian Pertanian RI, Selasa (13/12/2022), kondisi ini juga selaras dengan jumlah produksi pertanian termasuk tanaman selada yang produksinya semakin rendah dan semakin sulit dibudidayakan di dataran tinggi maupun dataran rendah.

Padahal, menanam selada sangatlah mudah, asalkan kebutuhan asupan nutrisi baik mikro dan makro terpenuhi.

Baca juga: Simak, Cara Membuat Pupuk Booster Kelengkeng

Ilustrasi menanam selada di polybag. SHUTTERSTOCK/IRONDARU Ilustrasi menanam selada di polybag.

Salah satu upaya untuk memenuhi kebutuhan nutirisi agar budidaya selada bisa baik dan terpenuhi kebutuhanya tanpa harus menggunakan pupuk kimia sebagai sumber nutirisi adalah dengan menggunkan pupuk cair oganik.

Pupuk organik cair atau POC adalah pupuk berbentuk cair yang dibuat dengan teknlogi fermentasi bakteri dan bahan organik seperti buah-buahan dan lainnya, kemudian difermentasi selama 14 hari.

Beberapa bahan organik yang mudah didapat di pasar dan lingkungan adalah buah pepaya busuk. Waktu tunggu untuk memakan pepaya yang singkat banyak membuat penjual buah pepaya harus membuangnya.

Kondisi ini menimbulkan pencemaran lingkungan, sehingga perlu dilakukan pengolahan untuk meningkatkan nilai guna pepaya busuk.

Baca juga: Cara Membuat Pupuk Organik dari Nasi Basi, Mudah dan Praktis

Limbah cair organik dapat dimanfaatkan sebagai pupuk karena mengandung unsur hara dan bahan organik lainnya. Penggunaan pupuk dari limbah organik memberikan dampak positif bagi tanah, yaitu dapat memperbaiki kualitas dan struktur tanah.

Limbah organik yang mengandung protein akan direspon oleh cacing tanah. Pakan yang berupa limbah buah dan limbah sayur tidak mengandung zat bau yang kurang disukai oleh cacing tanah.

Halaman:

Video Pilihan Video Lainnya >

Terkini Lainnya

Menjadikan Indonesia Pusat Hilirisasi Kelapa Dunia

Menjadikan Indonesia Pusat Hilirisasi Kelapa Dunia

Varietas Tanaman
'Superfood' Daun Kelor: Nilai Gizi, Ekonomi, dan Lingkungan

"Superfood" Daun Kelor: Nilai Gizi, Ekonomi, dan Lingkungan

Varietas Tanaman
Peluang Budidaya Kurma di Indonesia: Teknologi dan Kisah Sukses

Peluang Budidaya Kurma di Indonesia: Teknologi dan Kisah Sukses

Varietas Tanaman
Purwoceng, Ginseng Lokal Bernilai Tinggi

Purwoceng, Ginseng Lokal Bernilai Tinggi

Varietas Tanaman
Manfaat Ekonomi dan Lingkungan Serai Wangi

Manfaat Ekonomi dan Lingkungan Serai Wangi

Varietas Tanaman
Kakao Indonesia: Dari Potensi Lokal ke Produk Premium Dunia

Kakao Indonesia: Dari Potensi Lokal ke Produk Premium Dunia

Varietas Tanaman
Sensasi Pedas Jaman Majapahit: Memanfaatkan Kembali Cabai Jawa

Sensasi Pedas Jaman Majapahit: Memanfaatkan Kembali Cabai Jawa

Varietas Tanaman
Pala: Warisan Nusantara Menuju Pemanfaatan Global

Pala: Warisan Nusantara Menuju Pemanfaatan Global

Varietas Tanaman
Anggur Muscat dan Keberpihakan pada Buah Lokal

Anggur Muscat dan Keberpihakan pada Buah Lokal

Varietas Tanaman
Mengenal Gula Bit: Inovasi Pemanis

Mengenal Gula Bit: Inovasi Pemanis

Varietas Tanaman
Peluang Stevia dalam Diversifikasi Industri Gula

Peluang Stevia dalam Diversifikasi Industri Gula

Varietas Tanaman
Mengoptimalkan Keunggulan Tanaman Obat Indonesia

Mengoptimalkan Keunggulan Tanaman Obat Indonesia

Varietas Tanaman
Menggali Peluang Ekonomi dan Manfaat Kayu Manis

Menggali Peluang Ekonomi dan Manfaat Kayu Manis

Varietas Tanaman
Kacang Mete: Komoditas Potensial di Lahan Marginal

Kacang Mete: Komoditas Potensial di Lahan Marginal

Varietas Tanaman
Mengembalikan Kejayaan Industri Teh Indonesia

Mengembalikan Kejayaan Industri Teh Indonesia

Varietas Tanaman
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau