JAKARTA, KOMPAS.com - Ketersediaan pupuk kimia sering kali langka dan mahal. Dengan demikian, hal ini menyulitkan petani untuk keberlanjutan kegiatan budidaya.
Dikutip dari laman Cybex Kementerian Pertanian RI, Selasa (13/12/2022), kondisi ini juga selaras dengan jumlah produksi pertanian termasuk tanaman selada yang produksinya semakin rendah dan semakin sulit dibudidayakan di dataran tinggi maupun dataran rendah.
Padahal, menanam selada sangatlah mudah, asalkan kebutuhan asupan nutrisi baik mikro dan makro terpenuhi.
Baca juga: Simak, Cara Membuat Pupuk Booster Kelengkeng
Salah satu upaya untuk memenuhi kebutuhan nutirisi agar budidaya selada bisa baik dan terpenuhi kebutuhanya tanpa harus menggunakan pupuk kimia sebagai sumber nutirisi adalah dengan menggunkan pupuk cair oganik.
Pupuk organik cair atau POC adalah pupuk berbentuk cair yang dibuat dengan teknlogi fermentasi bakteri dan bahan organik seperti buah-buahan dan lainnya, kemudian difermentasi selama 14 hari.
Beberapa bahan organik yang mudah didapat di pasar dan lingkungan adalah buah pepaya busuk. Waktu tunggu untuk memakan pepaya yang singkat banyak membuat penjual buah pepaya harus membuangnya.
Kondisi ini menimbulkan pencemaran lingkungan, sehingga perlu dilakukan pengolahan untuk meningkatkan nilai guna pepaya busuk.
Baca juga: Cara Membuat Pupuk Organik dari Nasi Basi, Mudah dan Praktis
Limbah cair organik dapat dimanfaatkan sebagai pupuk karena mengandung unsur hara dan bahan organik lainnya. Penggunaan pupuk dari limbah organik memberikan dampak positif bagi tanah, yaitu dapat memperbaiki kualitas dan struktur tanah.
Limbah organik yang mengandung protein akan direspon oleh cacing tanah. Pakan yang berupa limbah buah dan limbah sayur tidak mengandung zat bau yang kurang disukai oleh cacing tanah.