JAKARTA, KOMPAS.com - Hanjeli atau jali merupakan tanaman serealia yang bisa menjadi pangan alternatif. Tanaman ini memiliki banyak keunggulan, seperti; tahan terhadap lahan marginal, tahan terhadap kondisi kekeringan, tahan serangan hama maupun penyakit, pertumbuhannya bersifat indeterminate, dan dapat dipanen lebih dari sekali.
Di Indonesia, hanjeli banyak tersebar di beberapa daerah seperti; Sulawesi, Sumatra, Kalimantan, dan Jawa. Mengutip dari Pusat Perpustakaan dan Penyebaran Teknologi Pertanian, Selasa (31/1/2023), berikut tahapan budidaya hanjeli yang benar.
Tanaman jeli akan tumbuh dengan baik pada ketinggian 1000 meter di atas permukaan laut. Tanah yang sesuai untuk pertumbuhan tanaman ini yaitu tanah lempung berpasir atau tanah liat dengan pH 4,3 sampai 7,3.
Baca juga: 6 Tanaman Serealia yang Tumbuh di Indonesia
Benih dari varietas terbaik akan mempengaruhi pertumbuhan tanaman ini. Maka dari itu, pastikan pilih benih yang tidak cacar, sehat, bernas, dan tidak ditemukan gejala serangan hama maupun penyakit.
Benih yang akan ditanam perlu ditambahkan dengan fungisida. Tujuannya agar tanaman terhindar dari serangan hama dan penyakit.
Tahapan budidaya hanjeli berikutnya yaitu persiapan lahan dengan cara menggemburkan tanah. Setelah itu, tambahkan pupuk kandang atau bokashi sebagai pupuk dasar.
Berikutnya, buat bedengan ukuran 40 x 60 cm. Anda juga bisa memasang mulsa untuk menghambat pertumbuhan gulma dan menghemat biaya penyiangan.
Baca juga: Mengenal Jewawut, Tanaman Pangan Alternatif yang Kaya Nutrisi
Cara menanam hanjeli diawali dengan membuat lubang tanam dengan jarak 40 x 60 cm. Setelah itu, masukkan 2 hingga 3 benih per lubang tanam. Lalu, tutup lubang tanam dengan tanah.
Perawatan tanaman yang bisa dilakukan yaitu penyulaman, penyiraman, dan pemupukan. Penyulaman merupakan kegiatan mengganti tanaman yang tidak tumbuh atau pertumbuhannya tidak normal dengan bibit tanaman baru yang lebih baik.
Kegiatan penyulaman bisa dilakukan pada saat tanaman berumur 21 hingga 24 hari setelah tanam. Selain penyulaman, lakukan juga penyiraman di pagi atau siang hari.
Baca juga: Jenis-jenis Tanaman Pangan Lokal Selain Padi, Apa Saja?
Kemudian, lakukan juga pemupukan menggunakan pupuk NPK 2 kg/ha dan pupuk organik sebanyak 2 ton/ha. Pemberian pupuk bisa dilakukan saat tanam. Sementara itu, menjelang berbunga berikan pupuk susulan 100 kg/ha NPK.
Tanaman hanjeli mulai berbunga saat berumur 68 hingga 132 hari setelah tanam. Pemanenan bisa dilakukan saat biji hanjeli mulai matang, ditandai dengan biji yang mulai berisi, keras, dan warnanya putih mengkilap. Umumnya, tanaman ini bisa dipanen saat berumur 141 hingga 181 hari setelah tanam.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.