JAKARTA, KOMPAS.com - Salah satu kebutuhan penting dalam budidaya padi yaitu pemupukan. Biasanya, petani padi memberikan jenis pupuk kimia karena efek yang ditimbulkan relatif lebih cepat dibandingkan dengan pupuk organik.
Akan tetapi, pemberian pupuk kimia terus menerus bisa membuat tanah sawah menjadi asam. pH tanah akan menurun dan membuat pertumbuhan tanaman tidak maksimal.
Umumnya, tanaman padi yang dibudidayakan di Indonesia membutuhkan tanah yang netral dengan pH antara 5 sampai 7. Jika tanah terlalu asam, maka pertumbuhan dan produktivitasnya menjadi tidak maksimal.
Baca juga: Manfaat Pemberian Kapur Dolomit Setelah Hujan
Salah satu cara yang bisa dilakukan untuk menjaga pH tanah yaitu dengan mengaplikasikan kapur dolomit atau kapur pertanian. Pengapuran akan membuat pH tanah meningkat dan sesuai dengan syarat tumbuh tanaman padi.
Dilansir dari Cybext Kementerian Pertanian, Senin (6/3/2023), aplikasi kapur dolomit pada lahan sawah memberikan dampak baik untuk kondisi tanah yakni bisa menetralkan pH tanah dari asam menjadi netral atau mendekati netral. Kondisi tersebut bisa membuat aktivitas organisme berjalan dengan baik untuk menguraikan bahan organik dalam tanah.
Jika bahan organik terurai dengan sempurna, maka struktur tanah menjadi ideal untuk pertumbuhan tanaman padi. Hal tersebut juga bisa mengurangi risiko pencucian hara.
Baca juga: Perhatikan 5 Hal Ini Sebelum Pakai Kapur Dolomit di Lahan Pertanian
Selain bisa menetralkan pH tanah, manfaat kapur dolomit lainnya yaitu bisa meningkatkan nutrisi untuk tanaman. Dengan pemberian dolomit, maka kemampuan akar menyerap fosfor dan sulfur menjadi lebih baik.
Pemberian dolomit di lahan sawah bisa dilakukan saat kondisi air macak-macak. Selama mengaplikasikan, aliran air irigasi dihentikan satu sampai dua hari.
Tujuannya agar kapur dolomit yang diaplikasikan ke sawah tidak hanyut terbawa air. Pengaplikasikan yang tepat bisa memperbaiki kondisi tanah, sehingga budidaya tanaman padi bisa berjalan dengan maksimal.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.