Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

3 Cara Menggunakan Kapur Dolomit untuk Tanah Pertanian

Kompas.com - 07/10/2022, 11:33 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Tingkat keasaman tanah atau pH tanah adalah salah satu faktor penting agar tanaman mampu beradaptasi dengan baik. Untuk meningkatkan pH tanah serta menetralkan kadar keasamannya, Anda bisa menggunakan kapur dolomit yang mengandung kalsium (Ca) dan magnesium (Mg).

Dikutip dari laman Dinas Pertanian Kabupaten Buleleng, Jumat (7/10/2022), kapur dolomit dihasilkan dari pupuk ZA yang menggunakan bahan baku berupa Phosphor gypsum, amoniak (NH3), dan karbon dioksida (CO2).

Oleh karena itu, kapur dolomit juga mengandung unsur hara makro dan mikro yang penting untuk tanaman.

Baca juga: Manfaat Kapur Dolomit untuk Menyuburkan Tanah dan Tanaman

Ilustrasi penggunaan kapur dolomit untuk menyuburkan tanah dan tanaman.SHUTTERSTOCK/IRINA BORSUCHENKO Ilustrasi penggunaan kapur dolomit untuk menyuburkan tanah dan tanaman.

Umumnya, kapur dolomit berbentuk halus, bersifat homogen, dan berwarna putih kecokelatan dengan kadar kelarutan 0,15 miligram per liter serta kerapatan jenisnya mencapai 0,762 ton per meter kubik.

Kapur dolomit dipercaya bisa meningkatkan pH tanah, memperbanyak unsur hara di dalam tanah, dan menetralisir tanah dari senyawa beracun.

Selain itu, kapur dolomit juga menambah populasi mikroorganisme, merangsang pertumbuhan akar tanaman, menghijaukan tanaman, menaikkan produktivitas dan kualitas panen, menyediakan unsur kalium dan magnesium, menetralkan unsur alkali (Al), dan membunuh bibit penyakit.

Agar hasilnya optimal, kapur dolomit yang akan diaplikasikan ke lahan harus dipilih berdasarkan faktor-faktor tertentu. Di antaranya sifat kimia, harga, kecepatan reaksi, serta kehalusan bahan.

Baca juga: Bisa Suburkan Tanah, Ini Cara Menggunakan Kapur Dolomit

Ada tiga metode yang dapat dilakukan untuk mengaplikasikan kapur dolomit ke lahan pertanian. Pertama, untuk memperbaiki kondisi tanah, kapur dolomit disebarkan ke seluruh bagian lahan secara merata.

Halaman:

Video Pilihan Video Lainnya >

Terkini Lainnya

Menjadikan Indonesia Pusat Hilirisasi Kelapa Dunia

Menjadikan Indonesia Pusat Hilirisasi Kelapa Dunia

Varietas Tanaman
'Superfood' Daun Kelor: Nilai Gizi, Ekonomi, dan Lingkungan

"Superfood" Daun Kelor: Nilai Gizi, Ekonomi, dan Lingkungan

Varietas Tanaman
Peluang Budidaya Kurma di Indonesia: Teknologi dan Kisah Sukses

Peluang Budidaya Kurma di Indonesia: Teknologi dan Kisah Sukses

Varietas Tanaman
Purwoceng, Ginseng Lokal Bernilai Tinggi

Purwoceng, Ginseng Lokal Bernilai Tinggi

Varietas Tanaman
Manfaat Ekonomi dan Lingkungan Serai Wangi

Manfaat Ekonomi dan Lingkungan Serai Wangi

Varietas Tanaman
Kakao Indonesia: Dari Potensi Lokal ke Produk Premium Dunia

Kakao Indonesia: Dari Potensi Lokal ke Produk Premium Dunia

Varietas Tanaman
Sensasi Pedas Jaman Majapahit: Memanfaatkan Kembali Cabai Jawa

Sensasi Pedas Jaman Majapahit: Memanfaatkan Kembali Cabai Jawa

Varietas Tanaman
Pala: Warisan Nusantara Menuju Pemanfaatan Global

Pala: Warisan Nusantara Menuju Pemanfaatan Global

Varietas Tanaman
Anggur Muscat dan Keberpihakan pada Buah Lokal

Anggur Muscat dan Keberpihakan pada Buah Lokal

Varietas Tanaman
Mengenal Gula Bit: Inovasi Pemanis

Mengenal Gula Bit: Inovasi Pemanis

Varietas Tanaman
Peluang Stevia dalam Diversifikasi Industri Gula

Peluang Stevia dalam Diversifikasi Industri Gula

Varietas Tanaman
Mengoptimalkan Keunggulan Tanaman Obat Indonesia

Mengoptimalkan Keunggulan Tanaman Obat Indonesia

Varietas Tanaman
Menggali Peluang Ekonomi dan Manfaat Kayu Manis

Menggali Peluang Ekonomi dan Manfaat Kayu Manis

Varietas Tanaman
Kacang Mete: Komoditas Potensial di Lahan Marginal

Kacang Mete: Komoditas Potensial di Lahan Marginal

Varietas Tanaman
Mengembalikan Kejayaan Industri Teh Indonesia

Mengembalikan Kejayaan Industri Teh Indonesia

Varietas Tanaman
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau