Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cara Mematangkan Pisang dengan Mudah, Cukup Pakai Kantong Kertas

Kompas.com - 16/04/2023, 10:11 WIB
Siti Nur Aeni

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Pisang adalah salah satu jenis buah klimaterik. Artinya, buah ini masih mengalami pematangan setelah dipanen.

Maka dari itu, biasanya buah pisang dipanen sebelum matang dan baru diperam setelah panen. Lantas, bagaimana cara mematangkan pisang dengan cepat?

Dikutip dari Culinary Hill, Minggu (16/4/2023), berikut ini cara mematangkan dan menyimpan buah pisang dengan benar. 

Baca juga: 10 Jenis Pisang yang Rasanya Manis, Bisa Menjadi Takjil Buka Puasa

Cara mematangkan pisang menggunakan kantong kertas

Buah pisang ternyata bisa dimatangkan menggunakan kantong kertas. Caranya dengan memasukkan pisang mentang ke dalam kantong kertas bersama buah penghasil etilen, seperti apel matang.

Kemudian, lipat kantong kertas sampai tertutup. Nantinya gas etilen dari apel akan membuat buah pisang matang. Pematangan buah dengan cara ini memerlukan waktu sekitar 1 hingga 2 hari.

Ilustrasi menyimpan pisang di kulkas.SHUTTERSTOCK/STEVANPOPOV Ilustrasi menyimpan pisang di kulkas.

Cara menyimpan pisang di freezer

Setelah matang, buah pisang sebaiknya segera dikonsumsi. Pasalnya, buah pisang yang terlalu matang memiliki rasa kurang enak dan mudah busuk.

Baca juga: Cara Menanam Pisang agar Berbuah Lebat dan Menguntungkan

Namun, jika tidak ingin langsung menghabiskan, Anda bisa menyimpannya dalam freezer. Caranya dengan mengupas buah pisang dan menyimpannya di dalam kantong freezer.

Setelah itu, tutup plastik tersebut dengan rapat. Kemudian, letakkan buah pisang di dalam freezer. Penyimpanan buah pisang dalam keadaan beku bisa mencapai 6 hingga 8 bulan.

Itulah cara mematangkan dan menyimpan buah pisang dengan benar. Meskipun bisa disimpan dalam waktu lama, sebaiknya buah pisang segera dikonsumsi setelah matang agar nutrisinya tidak berkurang.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Video Pilihan Video Lainnya >

Terkini Lainnya

Menjadikan Indonesia Pusat Hilirisasi Kelapa Dunia

Menjadikan Indonesia Pusat Hilirisasi Kelapa Dunia

Varietas Tanaman
'Superfood' Daun Kelor: Nilai Gizi, Ekonomi, dan Lingkungan

"Superfood" Daun Kelor: Nilai Gizi, Ekonomi, dan Lingkungan

Varietas Tanaman
Peluang Budidaya Kurma di Indonesia: Teknologi dan Kisah Sukses

Peluang Budidaya Kurma di Indonesia: Teknologi dan Kisah Sukses

Varietas Tanaman
Purwoceng, Ginseng Lokal Bernilai Tinggi

Purwoceng, Ginseng Lokal Bernilai Tinggi

Varietas Tanaman
Manfaat Ekonomi dan Lingkungan Serai Wangi

Manfaat Ekonomi dan Lingkungan Serai Wangi

Varietas Tanaman
Kakao Indonesia: Dari Potensi Lokal ke Produk Premium Dunia

Kakao Indonesia: Dari Potensi Lokal ke Produk Premium Dunia

Varietas Tanaman
Sensasi Pedas Jaman Majapahit: Memanfaatkan Kembali Cabai Jawa

Sensasi Pedas Jaman Majapahit: Memanfaatkan Kembali Cabai Jawa

Varietas Tanaman
Pala: Warisan Nusantara Menuju Pemanfaatan Global

Pala: Warisan Nusantara Menuju Pemanfaatan Global

Varietas Tanaman
Anggur Muscat dan Keberpihakan pada Buah Lokal

Anggur Muscat dan Keberpihakan pada Buah Lokal

Varietas Tanaman
Mengenal Gula Bit: Inovasi Pemanis

Mengenal Gula Bit: Inovasi Pemanis

Varietas Tanaman
Peluang Stevia dalam Diversifikasi Industri Gula

Peluang Stevia dalam Diversifikasi Industri Gula

Varietas Tanaman
Mengoptimalkan Keunggulan Tanaman Obat Indonesia

Mengoptimalkan Keunggulan Tanaman Obat Indonesia

Varietas Tanaman
Menggali Peluang Ekonomi dan Manfaat Kayu Manis

Menggali Peluang Ekonomi dan Manfaat Kayu Manis

Varietas Tanaman
Kacang Mete: Komoditas Potensial di Lahan Marginal

Kacang Mete: Komoditas Potensial di Lahan Marginal

Varietas Tanaman
Mengembalikan Kejayaan Industri Teh Indonesia

Mengembalikan Kejayaan Industri Teh Indonesia

Varietas Tanaman
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau