Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal Durian Monthong dan Panduan Budidayanya

Kompas.com - 01/09/2022, 14:18 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.con - Durian monthong atau durian montong adalah salah satu varietas durian yang populer di Indonesia. Tanaman durian ini berasal dari Thailand dan merupakan tanaman genjah.

Dikutip dari Cybex Kementerian Pertanian RI, Kamis (1/9/2022), pohon durian monthong berproduksi pada umur 4-5 tahun sejak ditanam dengan bibit asal sambung pucuk. Produksi buahnya cukup banyak dan mampu beradaptasi pada berbagai tempat.

Namun demikian, tanaman durian monthong tidak mempunyai ketahanan terhadap penyakit Phytophthora sp.

Baca juga: 8 Jenis Pupuk yang Bagus untuk Pohon Durian

Ilustrasi buah durian, pohon durian.UNSPLASH/HASBI KURNIA Ilustrasi buah durian, pohon durian.

Bentuk buah durian monthong bervariasi, dari bulat panjang sampai hampir persegi. Durinya besar dan tersusun jarang.

Bobot buahnya mampu mencapai 6 kg. Kulitnya tebal dengan warna hijau dan juringnya ada 5.

Warna daging buah durian monthong adabyang kuning emas, ada pula yang krem. Dagingnya sangat tebal dengan rasa manis legit dan aroma harum.

Berikut panduan menanam durian monthong agar memperoleh panen buah melimpah.

Baca juga: 4 Hama yang Sering Menyerang Pohon Durian dan Cara Mengendalikannya

1. Syarat tumbuh

Pohon durian atau tanaman durian dapat tumbuh di dataran rendah sampai ketinggian 1.000 mdpl. Namun, produksi terbaiknya dicapai jika penanaman dilakukan pada ketinggian 400-600 mdpl.

Tanaman ini menyukai daerah yang beriklim basah atau tempat-tempat yang banyak turun hujan. Jenis tanah yang baik untuk pertumbuhannya yaitu tanah yang lembap, subur, gembur, tak bercadas, dan kedalaman air tanahnya tidak lebih dari 1 meter.

Ilustrasi tanaman durian, pohon durian. SHUTTERSTOCK/KOSOL PHUNJUI Ilustrasi tanaman durian, pohon durian.

2. Pedoman budidaya durian monthong

Di Indonesia, sebagian besar durian masih ditumbuhkan dari benih, walaupun beberapa cara perbanyakan klon telah dipraktikkan pula. Di Filipina, perbanyakan dengan benih telah diganti dengan penyambungan sanding (inarching) dan penyambungan celah (cleft grafting).

Di Thailand, pembibitan-pembibitan menghasilkan sejumlah besar pohon durian melalui dua cara. Penyusuan secara tradisional mungkin merupakan penyambungan sanding yang cukup sederhana dan sangat tinggi persentase keberhasilannya. 

Baca juga: Gampang, Ini Cara Membuat Bibit Durian Kaki Tiga

Caranya adalah batang bawah yang dipelihara dalam kantung dibuntungi dan disisipkan ke cabang kecil pada tanaman induknya.

Cara lainnya adalah penyambungan hipokotil, menggunakan semai dalam pot, berumur 5-6 minggu, yang disambung-celah dengan batang atas-mini yang dipotong dari pucuk lateral yang tipis saja.

Perlakuan fungisida, terowongan plastik, dan naungan berat sangat diperlukan untuk melindungi jaringan yang masih rapuh.

3. Pemeliharaan

Gulma bisa dibabat dan dibiarkan sebagai mulsa, tetapi lahan di bawah kanopi pohon diusahakan bebas dari gulma. Penyedotan hara sampai saat panen berjumlah 2,4 kg N, 0,4 kg P, 4,2 kg K, 0,3 kg Ca, dan 0,5 kg Mg per ton buah.

Baca juga: 8 Langkah Menanam Durian Musang King Kaki Tiga agar Cepat Panen

Akan tetapi, penyedotan hara total belum pernah diteliti. Praktik di Thailand adalah memberikan pupuk majemuk dekat dengan garis-tetes segera setelah muncul kuncup bunga, ditunjang dengan pemberian pupuk di atas tanah jika telah ada pembentukan buah yang lebat.

Pemberian pupuk lainnya dilakukan setelah panen. Jika tersedia pupuk kandang, dapat menggantikan pemberian pupuk yang terakhir.

4. Membasmi hama dan penyakit

Penyakit busuk akar, penyakit busuk pangkal batang, atau kanker-bintik yang disebabkan oleh Phytophthora palmivora, merupakan pembunuh yang ditakuti. Jamur ini hidup di dalam tanah dan memperlemah pohon dengan cara menginfeksi akar.

Ilustrasi tanaman durian, pohon durian. SHUTTERSTOCK/WIRACHAIPHOTO Ilustrasi tanaman durian, pohon durian.

Infeksi bagian di atas permukaan tanah juga terjadi, barangkali terutama disebabkan oleh cipratan partikel-partikel tanah. Pohon durian akan mati jika infeksi pada pangkal batang lama-lama melukai keliling batang pohon itu.

Baca juga: Simak, Cara Merawat Pohon Durian agar Berbuah Lebat

Untuk memberantas penyakit ini, pangkal batang diusahakan bebas dari tunas-tunas lateral setinggi 1 meter atau lebih, lahan sekitar pohon agar bebas dari gulma, dan pengairan hendaknya tidak membasahi pangkal batang atau tanah yang dekat situ, juga air penyiraman dari satu pohon tidak membasahi pohon lain.

Semacam pasta fungisida (sistemik) dapat dicatkan pada pangkal batang durian, dan pohonnya hendaknya seringkali diperiksa, bagian yang terinfeksi agar dipotong dan bekas lukanya dibersihkan.

Penyakit-penyakit lain, seperti bintik daun yang disebabkan oleh Colletotrichum spp., Homortegia durionir dan Phyllorticta durionir, serta busuk buah (Rhizopus sp.), tidak begitu berarti.

Berbagai hama telah diamati menyerang durian, tetapi kerusakannya tampaknya hanya kadang-kadang. Suatu ulat pengebor buah, Hypoperigea (Plagideicta) leprortricta, memakan biji durian, dan tampaknya lebih sering terjadi.

Baca juga: Cara Membuat Durian Berbuah di Luar Musimnya

Mamalia, seperti tikus, babi hutan, dan beruang, senang sekali memakan buah durian, dan buahbuah yang berjatuhan harus dikumpulkan setiap pagi agar mengurangi kerugian.

5. Panen

Panen pohon durian tumbuh sangat tinggi, dan karena sulit menerka matangnya buah, praktik yang umum dilakukan ialah menunggu sampai buah itu berjatuhan.

Pemanenan secara selektif itu perlu, dan pemetik yang berpengalaman menggunakan berbagai kriteria untuk menaksir kematangan buah durian.

Panen diawali dari jumlah hari yang telah dilewati sejak bunga mekar, mereka juga mungkin memperhatikan warna, elastisitas dan letaknya duri, intensitas bau yang keluar dari buah, suara yang terdengar jika jari-jari dijentikkan pada alur-alur di antara duri, perubahan pada tangkai buah, dan uji-apung di air.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Video Pilihan Video Lainnya >

Terkini Lainnya

Cara Menanam Pepaya di Pot dari Biji supaya Buahnya Lebat

Cara Menanam Pepaya di Pot dari Biji supaya Buahnya Lebat

Varietas Tanaman
7 Tanaman yang Cocok Ditanam di Sebelah Daun Bawang

7 Tanaman yang Cocok Ditanam di Sebelah Daun Bawang

Varietas Tanaman
Cara Menanam Lidah Buaya agar Cepat Besar

Cara Menanam Lidah Buaya agar Cepat Besar

Varietas Tanaman
Cara Perbanyak Lidah Buaya Menggunakan Anakan

Cara Perbanyak Lidah Buaya Menggunakan Anakan

Varietas Tanaman
Syarat dan Jenis Media Tanam yang Cocok untuk Lidah Buaya

Syarat dan Jenis Media Tanam yang Cocok untuk Lidah Buaya

Varietas Tanaman
Mudah, Begini Cara Menanam Lidah Buaya Tanpa Akar

Mudah, Begini Cara Menanam Lidah Buaya Tanpa Akar

Varietas Tanaman
Siasat 'Menabung' Kopi agar Petani Tetap Jual di Atas Harga Pasar

Siasat "Menabung" Kopi agar Petani Tetap Jual di Atas Harga Pasar

Tips
Ikan Tilapia Dipandang Bisa Jadi Sumber Pangan Berkelanjutan

Ikan Tilapia Dipandang Bisa Jadi Sumber Pangan Berkelanjutan

Perawatan
Cara Menanam Kunyit di Pekarangan Rumah

Cara Menanam Kunyit di Pekarangan Rumah

Varietas Tanaman
Bank DKI Resmikan Kebun Hidroponik di Rusunawa Jakarta

Bank DKI Resmikan Kebun Hidroponik di Rusunawa Jakarta

Perawatan
Menanam Lemon di Pot di Rumah? Kenali Tahapan Pertumbuhannya

Menanam Lemon di Pot di Rumah? Kenali Tahapan Pertumbuhannya

Perawatan
Penyakit Layu Fusarium Pohon Pisang: Gejala dan Cara Mencegahnya

Penyakit Layu Fusarium Pohon Pisang: Gejala dan Cara Mencegahnya

Perawatan
Cara Menanam Selada di Pot dan Polybag, Bisa Dilakukan di Rumah

Cara Menanam Selada di Pot dan Polybag, Bisa Dilakukan di Rumah

Varietas Tanaman
Mudah, Begini Cara Menanam Pakcoy di Botol

Mudah, Begini Cara Menanam Pakcoy di Botol

Varietas Tanaman
Apakah Potongan Rumput Bisa Jadi Mulsa? Ini Penjelasannya

Apakah Potongan Rumput Bisa Jadi Mulsa? Ini Penjelasannya

Perawatan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau