Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pedoman Cara Menanam Cabe Rawit di Gunung agar Berbuah Lebat

Kompas.com - 14 September 2022, 12:58 WIB
Siti Nur Aeni ,
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Cabai rawit termasuk komoditas penting di Indonesia karena peminatnya cukup tinggi. Tanaman hortikultura cukup adaptif terhadap kondisi lingkungan, buktinya cabai rawit bisa ditanam di dataran rendah hingga tinggi.

Cara menanam cabe rawit di gunung tidak berbeda dengan menanam cabai di tempat lain. Namun, yang membedakannya pada varietas cabai yang ditanam.

Ada beberapa varietas cabai rawit yang kurang optimal pertumbuhannya jika ditanam di dataran tinggi. Maka dari itu, sebelum menanam harus selektif dalam menentukan variatas yang akan ditanam.

Baca juga: Praktis, Bagini Cara Menanam Cabe Rawit di Polybag agar Bebuah Lebat

Tak hanya varietas, hal lain yang perlu diperhatikan dalam menanam cabe rawit di gunung yaitu pengairannya. Pastikan jumlah air tetap tersedia terutama saat musim kemarau agar pertumbuhan cabai optimal.

Berdasarkan keterangan di buku Teknologi Budidaya Cabai Rawit, berikut pedoman budidaya cabe rawit di dataran tinggi agar berbuah lebat.

Tanaman cabai rawitPexels/Mark Stebnicki Tanaman cabai rawit

Olah lahan

Lahan yang akan digunakan harus dibersihkan terlebih dahulu. Setelah itu, cangkul lahan agar gembur dan buat bedengan.

Aplikasikan kapur pertanian jika pH-nya terlalu asam. Selain itu, aplikasikan juga pupuk kandang sebagai pupuk dasar dan pasang mulsa di atas bedengan.

Baca juga: Begini Cara Menanam Cabai Rawit di Gunung agar Hasilnya Melimpah

Menyemai benih

Benih dari varietas unggul yang sesuai dengan kondisi lingkungan pegunungan harus disemai terlebih dahulu sebelum ditanam. Namun, sebelum disemai rendam terlebih dahulu di larutan bakterisida, fungisida, dan zat perangsang tumbuh dengan dosis 0,01 persen. 

Benih disemai dalam polybag kecil yang sudah diisi media semai. Lakukan penyiraman secara rutin dan cek kondisi persemaian setiap hari.

Cara menanam cabe rawit di gunung

Bibit cabe rawit yang siap tanam bisanya berumur 30 hari setelah semai dan sudah mempunyai 6-8 helai. Cara menanam cabe rawit di gunung diawali dengan mencelupkan akar bibit cabe rawit di dalam larutan pestisida.

Setelah itu, buat lubang tanam dan letakan bibit pada lubang tanam tersebut. Tutup lubang tanam dengan tanah dan padatkan agar bibit tidak mudah rebah.

Ilustrasi tanaman cabai rawit. SHUTTERSTOCK/STEFANYRENES Ilustrasi tanaman cabai rawit.

Pemberian pupuk

Pupuk diberikan untuk menunjang pertumbuhan dan produktivitas tanaman. Cabe rawit memerlukan pupuk dari sebelum tanam hingga mendekati waktu panen. Beberapa jenis pupuk yang diperlukan tanaman ini yaitu pupuk kandang, Urea, SP36, dan KCl.

Baca juga: Tips Pemberian Pupuk Cabe Rawit agar Berbuah Lebat

Mengatasi hama dan penyakit

Sama halnya dengan tanaman cabai rawit yang ditanam di dataran rendah, cabe rawit yang ditanam di gunung juga rentan terserang hama maupun penyakit. Maka dari itu, perlu upaya preventif yang harus dilakukan seperti menggunaan varietas unggul.

Sementara itu, jika serangan sudah di atas ambang batang ekonomi, maka pengendalian bisa dilakukan dengan penyemprotkan pestisida sesuai anjuran..

Panen dan pasca panen

Cabe rawit bisa dipanen setelah tanaman berumur 2,5 sampai 3 bulan. Setelah itu, pemanenan bisa dilakukan kembali 1-2 minggu setelah panen pertama.

Baca juga: Cara Menanam Cabai Merah yang Benar agar Berbuah Banyak

Cara panennya yaiut dengan memetik buah cabai yang sudah masak. Pemanean dilakukan pada pagi atau sore hari saat cuaca tidak terlalu terik.

Setelah itu, cabai rawit disimpan pada tempat beruhu rendah sekitar 4 derajat Celcius dengan kelembapan 95-98 persen untuk menjaga kesegaran cabai rawit tersebut.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang


Video Pilihan Video Lainnya >

Terkini Lainnya
Tanaman Penyelamat Lingkungan: Mencegah Banjir dan Longsor
Tanaman Penyelamat Lingkungan: Mencegah Banjir dan Longsor
Varietas Tanaman
Potensi Sabut Kelapa yang Masih Terbuang
Potensi Sabut Kelapa yang Masih Terbuang
Varietas Tanaman
Pelajaran Swasembada Gula Nasional
Pelajaran Swasembada Gula Nasional
Varietas Tanaman
Mengandaikan Generasi Z Menjadi Agripreneurship
Mengandaikan Generasi Z Menjadi Agripreneurship
Tips
Transformasi Kelapa: Dari Komoditas Tradisional ke Industri Bernilai Tinggi
Transformasi Kelapa: Dari Komoditas Tradisional ke Industri Bernilai Tinggi
Varietas Tanaman
Aroma Kopi Jawa Timur: Potensi dari Lereng Ijen hingga Lembah Argopuro
Aroma Kopi Jawa Timur: Potensi dari Lereng Ijen hingga Lembah Argopuro
Varietas Tanaman
Ekonomi Babel: Lada Sebagai Andalan, Bukan Timah
Ekonomi Babel: Lada Sebagai Andalan, Bukan Timah
Varietas Tanaman
Masa Depan Pala Banda
Masa Depan Pala Banda
Varietas Tanaman
Revitalisasi Kebun Teh: Menyatukan Alam, Wisata, dan Harapan
Revitalisasi Kebun Teh: Menyatukan Alam, Wisata, dan Harapan
Varietas Tanaman
Pasar Organik dan Produk Perkebunan
Pasar Organik dan Produk Perkebunan
Varietas Tanaman
DNA Petani Kita, Tangguh di Era Modernisasi
DNA Petani Kita, Tangguh di Era Modernisasi
Perawatan
Menikmati Renyahnya Potensi Kenari Ternate
Menikmati Renyahnya Potensi Kenari Ternate
Varietas Tanaman
Menata Ulang Kemitraan Gula: Jalan Menuju Kemandirian
Menata Ulang Kemitraan Gula: Jalan Menuju Kemandirian
Varietas Tanaman
Kluwek: Rahasia Kepayang pada Kuliner Nusantara
Kluwek: Rahasia Kepayang pada Kuliner Nusantara
Varietas Tanaman
Bongkar Ratoon Tebu, Jalan Cepat Swasembada Gula
Bongkar Ratoon Tebu, Jalan Cepat Swasembada Gula
Varietas Tanaman
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau