JAKARTA, KOMPAS.com - Cabai rawit termasuk komoditas penting di Indonesia karena peminatnya cukup tinggi. Tanaman hortikultura cukup adaptif terhadap kondisi lingkungan, buktinya cabai rawit bisa ditanam di dataran rendah hingga tinggi.
Cara menanam cabe rawit di gunung tidak berbeda dengan menanam cabai di tempat lain. Namun, yang membedakannya pada varietas cabai yang ditanam.
Ada beberapa varietas cabai rawit yang kurang optimal pertumbuhannya jika ditanam di dataran tinggi. Maka dari itu, sebelum menanam harus selektif dalam menentukan variatas yang akan ditanam.
Baca juga: Praktis, Bagini Cara Menanam Cabe Rawit di Polybag agar Bebuah Lebat
Tak hanya varietas, hal lain yang perlu diperhatikan dalam menanam cabe rawit di gunung yaitu pengairannya. Pastikan jumlah air tetap tersedia terutama saat musim kemarau agar pertumbuhan cabai optimal.
Berdasarkan keterangan di buku Teknologi Budidaya Cabai Rawit, berikut pedoman budidaya cabe rawit di dataran tinggi agar berbuah lebat.
Lahan yang akan digunakan harus dibersihkan terlebih dahulu. Setelah itu, cangkul lahan agar gembur dan buat bedengan.
Aplikasikan kapur pertanian jika pH-nya terlalu asam. Selain itu, aplikasikan juga pupuk kandang sebagai pupuk dasar dan pasang mulsa di atas bedengan.
Baca juga: Begini Cara Menanam Cabai Rawit di Gunung agar Hasilnya Melimpah
Benih dari varietas unggul yang sesuai dengan kondisi lingkungan pegunungan harus disemai terlebih dahulu sebelum ditanam. Namun, sebelum disemai rendam terlebih dahulu di larutan bakterisida, fungisida, dan zat perangsang tumbuh dengan dosis 0,01 persen.
Benih disemai dalam polybag kecil yang sudah diisi media semai. Lakukan penyiraman secara rutin dan cek kondisi persemaian setiap hari.
Bibit cabe rawit yang siap tanam bisanya berumur 30 hari setelah semai dan sudah mempunyai 6-8 helai. Cara menanam cabe rawit di gunung diawali dengan mencelupkan akar bibit cabe rawit di dalam larutan pestisida.
Setelah itu, buat lubang tanam dan letakan bibit pada lubang tanam tersebut. Tutup lubang tanam dengan tanah dan padatkan agar bibit tidak mudah rebah.
Pupuk diberikan untuk menunjang pertumbuhan dan produktivitas tanaman. Cabe rawit memerlukan pupuk dari sebelum tanam hingga mendekati waktu panen. Beberapa jenis pupuk yang diperlukan tanaman ini yaitu pupuk kandang, Urea, SP36, dan KCl.
Baca juga: Tips Pemberian Pupuk Cabe Rawit agar Berbuah Lebat
Sama halnya dengan tanaman cabai rawit yang ditanam di dataran rendah, cabe rawit yang ditanam di gunung juga rentan terserang hama maupun penyakit. Maka dari itu, perlu upaya preventif yang harus dilakukan seperti menggunaan varietas unggul.
Sementara itu, jika serangan sudah di atas ambang batang ekonomi, maka pengendalian bisa dilakukan dengan penyemprotkan pestisida sesuai anjuran..
Cabe rawit bisa dipanen setelah tanaman berumur 2,5 sampai 3 bulan. Setelah itu, pemanenan bisa dilakukan kembali 1-2 minggu setelah panen pertama.
Baca juga: Cara Menanam Cabai Merah yang Benar agar Berbuah Banyak
Cara panennya yaiut dengan memetik buah cabai yang sudah masak. Pemanean dilakukan pada pagi atau sore hari saat cuaca tidak terlalu terik.
Setelah itu, cabai rawit disimpan pada tempat beruhu rendah sekitar 4 derajat Celcius dengan kelembapan 95-98 persen untuk menjaga kesegaran cabai rawit tersebut.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.