Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Panduan Pupuk Pohon Durian agar Subur dan Rajin Berbuah

Kompas.com - 16/09/2022, 13:45 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Buah durian adalah salah satu buah yang sangat digemari oleh masyarakat. Durian sudah dikenal di Asia Tenggara sejak abad ke-7 Masehi.

Dikutip dari laman Cybex Kementerian Pertanian RI, Jumat (16/9/2022), buah durian merupakan buah eksotis dengan rasa manis hingga pahit, beraroma harum dengan warna dagingnya putih sampai kekuningan dan banyak mengandung kalori, vitamin, lemak dan protein.

Di Thailand budidaya tanaman durian sudah dilakukan secara intensif dalam kawasan berbentuk kebun yang cukup luas, sedang di Indonesia pada umumnya masih berupa tanaman yang di tanam di pekarangan.

Baca juga: Mengenal Pohon Durian Musang King Kaki Tiga dan Cara Menanamnya

Ilustrasi buah durian, pohon durian.WIKIMEDIA COMMONS/BERNARDUS T NADEAK Ilustrasi buah durian, pohon durian.

Manfaat pohon durian selain diambil buahnya, pohonnya dapat dipakai sebagai pencegah erosi di lahan yang miring, batangnya dapat digunakan sebagai bahan bangunan, bijinya mempunyai kandungan pati cukup dapat dipakai sebagai alternatif pengganti makanan, kulitnya dapat dipakai sebagai bahan abu gosok yang bagus.

Jenis pupuk yang digunakan untuk memupuk durian adalah pupuk kandang, kompos, pupuk hijau serta pupuk buatan.

Pupuk pohon durian yang tepat dapat membuat tanaman tumbuh subur.

Setelah tiga bulan ditanam, durian membutuhkan pemupukan susulan berupa pupuk NPK 15-15-15 dengan dosis 200 gram per pohon.

Baca juga: Hama dan Penyakit yang Sering Menyerang Pohon Durian, Apa Saja?

Selanjutnya, pemupukan susulan dengan pupuk NPK itu dilakukan rutin setiap empat bulan sekali sampai tanaman berumur tiga tahun. Setahun sekali tanaman dipupuk dengan pupuk organik kompos atau pupuk kandang 60 hingga 100 kg per pohon pada musim kemarau.

Ilustrasi pupuk NPK.SHUTTERSTOCK/SOMPRASONG WITTAYANUPAKORN Ilustrasi pupuk NPK.

Pemupukan dilakukan dengan cara menggali lubang mengelilingi batang bawah di bawah mahkota tajuk paling luar dari tanaman. Tanaman durian yang telah berumur 3 tahun biasanya mulai membentuk batang dan tajuk.

Setelah itu, setiap tahun durian membutuhkan tambahan 20 sampai 25 persen pupuk NPK dari dosis sebelumnya.

Sebagai contoh, apabila pada tahun ketiga, durian diberi pupuk NPK sebanyak 500 gram per pohon, maka pada tahun keempat dosisnya menjadi 600-625 gram pupuk NPK per pohon.

Baca juga: Bagaimana Cara Memaksa Durian Cepat Berbuah? Ini Jawabannya

Kebutuhan pupuk kandang juga meningkat, berkisar antara 120 sampai 200 kg per pohon menjelang berbunga durian membutuhkan NPK 10-30-10. Pupuk ini ditebarkan pada saat tanaman selesai membentuk tunas baru menjelang tanaman akan berbunga.

Pohon durian juga membutuhkan banyak air pada pertumbuhannya, tapi tanah tidak boleh tergenang terlalu lama atau sampai terlalu basah. Bibit durian yang baru ditanam membutuhkan penyiraman satu kali sehari, terutama kalau bibit ditanam pada musim kemarau.

Setelah tanaman berumur satu bulan, air tanaman dapat dikurangi sekitar tiga kali seminggu. Durian yang dikebunkan dengan skala luas mutlak membutuhkan tersedianya sumber air yang cukup.

Dalam pengairan perlu dibuatkan saluran air drainase untuk menghindari air menggenangi bedengan tanaman. 

Baca juga: Cara Mengatasi Daun Durian yang Menguning dan Rontok

Selain itu, untuk mendapatkan pertumbuhan bibit tanaman yang baik, setiap dua minggu sekali bibit disemprot zat pengatur tumbuh Atonik dengan dosis 1 cc per liter air dan ditambah dengan Metalik dengan dosis 0,5 cc per liter air.

Hal ini dilakukan untuk merangsang pertumbuhan tanaman agar lebih sempurna. Jenis insektisida yang digunakan adalah Basudin yang disemprot sesuai aturan yang ditetapkan dan berguna untuk pencegahan serangga.

Untuk cendawan cukup melaburi batang dengan fungisida, contohnya Dithane atau Antracol, agar sehat. Lebih baik bila pada saat melakukan penanaman, batang durian dilaburi oleh fungisida tersebut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Video Pilihan Video Lainnya >

Terkini Lainnya

Menggali Peluang Ekonomi dan Manfaat Kayu Manis

Menggali Peluang Ekonomi dan Manfaat Kayu Manis

Varietas Tanaman
Kacang Mete: Komoditas Potensial di Lahan Marginal

Kacang Mete: Komoditas Potensial di Lahan Marginal

Varietas Tanaman
Mengembalikan Kejayaan Industri Teh Indonesia

Mengembalikan Kejayaan Industri Teh Indonesia

Varietas Tanaman
Mengawal Produksi dan Nilai Ekonomi Cengkih Indonesia

Mengawal Produksi dan Nilai Ekonomi Cengkih Indonesia

Varietas Tanaman
Sagu: Deposit Pangan Indonesia

Sagu: Deposit Pangan Indonesia

Varietas Tanaman
Pinang dan Pemanfaatan di Masa Depan

Pinang dan Pemanfaatan di Masa Depan

Varietas Tanaman
Kelapa Kopyor: Potensi Komoditas Unggulan Indonesia

Kelapa Kopyor: Potensi Komoditas Unggulan Indonesia

Varietas Tanaman
Pohon Aren: Pangan, Energi, dan Lingkungan

Pohon Aren: Pangan, Energi, dan Lingkungan

Varietas Tanaman
Cara Menanam Pepaya di Pot dari Biji supaya Buahnya Lebat

Cara Menanam Pepaya di Pot dari Biji supaya Buahnya Lebat

Varietas Tanaman
7 Tanaman yang Cocok Ditanam di Sebelah Daun Bawang

7 Tanaman yang Cocok Ditanam di Sebelah Daun Bawang

Varietas Tanaman
Cara Menanam Lidah Buaya agar Cepat Besar

Cara Menanam Lidah Buaya agar Cepat Besar

Varietas Tanaman
Cara Perbanyak Lidah Buaya Menggunakan Anakan

Cara Perbanyak Lidah Buaya Menggunakan Anakan

Varietas Tanaman
Syarat dan Jenis Media Tanam yang Cocok untuk Lidah Buaya

Syarat dan Jenis Media Tanam yang Cocok untuk Lidah Buaya

Varietas Tanaman
Mudah, Begini Cara Menanam Lidah Buaya Tanpa Akar

Mudah, Begini Cara Menanam Lidah Buaya Tanpa Akar

Varietas Tanaman
Siasat 'Menabung' Kopi agar Petani Tetap Jual di Atas Harga Pasar

Siasat "Menabung" Kopi agar Petani Tetap Jual di Atas Harga Pasar

Tips
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau