Semakin dangkal permukaan air tanah, maka parit yang dibuat akan semakin lebar. Saluran air ini harus terus dirawat agar tidak ditumbuhi gulma yang dapat menghambat pembuangan air.
2. Aspek aerasi
Pebaikan aerasi dilakukan dengan meninggikan tanah yang akan ditanami. Tujuannya agar lapisan bebas genangan semakin tinggi.
Biasanya dilakukan dengan sistem surjan atau membentuk guludan atau tanah yang menggunung. Guludan inilah yang nantinya menjadi tempat menanam bawang merah.
Baca juga: Cara Menanam Bawang Merah di Lahan Kering yang Perlu Diketahui
Penanaman dan perawatan
Pixabay/Ashish_Choudhary Ilustrasi bibit bawang merah
Setelah benih dan lahan telah selesai disiapkan, maka langkah berikutnya yaitu penanaman dan pemeliharaan. Berikut ini tata cara menanam bawang merah dan perawatannya yang baik dan benar.
- Menaburkan kapur dolomit di atas guludan yang sudah dibuat kemudian dicangkul tipis agar tercampur dengan tanah.
- Taburkan pupuk kandang sebanyak 5 ton/ha untuk lahan gambut dan 10 ton/ha untuk pasir kuarsa. Kemudian diamkan selama 5-10 hari sebelum penanaman.
- Sehari sebelum penanaman, guludan disiram air apabila lapisan tanahnya telalu kering.
- Buat lubang tanam dengan jarak 15 x 20 cm.
- Bibit yang akan ditanam harus diberikan fungisida Antracol atau Dithane dengan dosis 100 g/kg.
- Tanam umbi bawang merah pada lubang tanam yang sudah dibuat. Pastikan 2/3 bagian umbi masuk ke dalam tanah.
- Lakukan penyulaman apabila ada umbi yang tidak tumbuh atau pertumbuhannya kurang baik.
- Aplikasikan pupuk tyang terdiri atas Urea 300 kg/ha, SP36 200 kg/ha, KCL 300 kg/ha, dan NPK 100 kg/ha. Pemupukan dibagi menjadi tiga fase yaitu saat tanaman berumur 15, 30, dan 45 hari setelah tanam.