Cirinya, miselium jamur tiram yang berwarna putih menyelimuti seluruh media tanam (baglog).
Setelah media tanam ditumbuhi miselium jamur dengan ditandai perubahan warna dari coklat (warna serbuk kayu) menjadi putih penuh atau merata seperti warna tempe, kemudian melakukan penyobekan plastik bagian atas sekitar 2 cm.
Baca juga: 7 Tips Budidaya Jamur Tiram di Rumah agar Tumbuh Subur
Penyorokan dapat dilakukan pada satu atau dua tempat dengan menggunakan cutter atau dengan menggunakan alat lain. Untuk menjaga kelembapan, dilakukan penyiraman dua sampai tiga kali sehari dengan sprayer.
Penyiraman dengan menggunakan air kelapa pada media tanam dimulai setelah baglog ditumbuhi miselium jamur dan penutup baglog dibuka, yaitu sekitar empat sampai lima minggu setelah penanaman bibit.
Volume air kelapa yang digunakan untuk penyiraman media tanam adalah 1 ml untuk setiap baglog dengan interval waktu penyiraman air kelapa pada miselium tanam, yaitu tiga hari sekali.
Jamur yang telah siap untuk dipanen berkisar 50 hari setelah pembibitan. Panen dapat dilakukan dengan cara mencabut jamur hingga ke pangkal tangkai buah, agar tidak menjadi kering dan menghalangi tumbuhnya pinhead berikutnya.
Baca juga: Mengenal Baglog yang Digunakan dalam Budidaya Jamur Tiram
Jamur tiram putih dapat dipenen sebanyak 6 kali.
Melalui perlakuan penyiraman dengan air kelapa per tiga hari sekali, diketahui dapat menghasilkan jumlah tubuh jamur tiram yang cukup banyak, yakni 1,55 dibanding dengan tanpa penyiraman air kelapa yang hanya menghasilkan 1,4 badan buah.
Selanjutnya, berat basah badan buah jamur tiram juga mengalami peningkatan sebesar 13 persen.