JAKARTA, KOMPAS.com - Kultur jaringan adalah teknik perbanyakan tanaman dengan menumbuhkan sel, jaringan, atau irisan organ tanaman di laboratorium pada media buatan yang mengandung nutrisi dan steril.
Kondisi steril menjadi kunci keberhasilan kultur jaringan. Pasalnya, saat media yang digunakan tidak steril, kultur jaringan akan gagal.
Baca juga: Mudah, Begini Cara Stek Durian agar Pertumbuhannya Cepat
Tanaman yang dihasilkan dari perbanyakan ini bersifat identik dengan tanaman induknya. Jumlah tanaman baru yang didapat sangat banyak. Maka itu, teknik kultur jaringan disebut sebagai perbanyakan tanaman.
Kultur jaringan termasuk perbanyakan vegetatif karena tidak ada fertilisasi sel telur dan sel kelamin jantan seperti dalam pembentukan biji. Perbanyakan tanaman dengan kultur jaringan disebut juga sebagai mikropropagasi atau perbanyakan mikro.
Kultur jaringan memiliki sejumlah manfaat untuk pertanian seperti dikutip dari buku Kultur Jaringan Tanaman, Rabu (5/10/2022).
Baca juga: 7 Manfaat Baking Soda untuk Tanaman Sayuran dan Cara Menggunakannya
Teknik kultur jaringan tidak hanya digunakan untuk memperbanyak tanaman, tapi juga transformasi genetik atau rekayasa genetik. Transformasi genetik memerlukan kultur jaringan jika transfer gen dilakukan secara in vitro.
Tanaman transgenik mempunyai karakter agronomi yang spesifik sesuai gene of interest, yang disisipkan pada tanaman tersebut. Perbanyakan tanaman ini harus dilakukan dengan cara vegetatif agar anakannya memiliki sifat genetik yang sama dengan induknya.
Perbanyakan tanaman dengan kultur jaringan akan mempercepat proses perbanyakan. Tanaman yang dihasilkan akan seragam dan memiliki sifat gen identik dengan induknya.
Baca juga: Simak, Keuntungan dan Cara Mencangkok Tanaman
Tanaman hibrid adalah hasil persilangan antara dua tanaman dengan masing-masing memiliki karakter spesifik. Dengan demikian, karakter yang dimiliki tanaman tersebut merupakan hasil perpaduan atau kombinasi dari dua tanaman induknya.
Tanaman hibrid atau hibrida harus diperbanyak secara vegetatif agar sifat unggul yang dimiliki tetap bertahan.
Saat ini, tren tanaman tanpa biji sedang naik daun. Tanaman tanpa biji banyak diminati karena tidak perlu menyingkirkan biji saat dikonsumsi.
Tanaman tanpa biji memiliki harga relatif tinggi sehingga banyak petani yang berminat menanam tanaman ini.
Baca juga: Gampang, Ini Cara Membuat Buah Anggur Tanpa Biji
Pengiriman tanaman jarak jauh cukup sulit dilakukan. Maka itu, perlu adanya teknologi untuk mempermudah pengiriman tanaman.
Ukuran tanaman kultur jaringan relatif kecil sehingga mempermudah pengiriman tanaman tanpa mengurangi kualitasnya.
Terdapat sejumlah tanaman yang bijinya sulit berkecambah. Lewat kultur jaringan, perbanyakan tanaman tanpa biji bisa dilakukan.
Dengan demikian, tanaman yang bijinya sulit berkembang tetap bisa diperbanyak dan tidak akan langka atau punah.
Baca juga: 3 Cara Perbanyakan Bibit Anggrek, Mudah dan Praktis
Meristem adalah bagian tanaman yang selnya aktif membelah. Kultur meristem diketahui bisa menghasilkan tanaman bebas virus. Tentu saja, teknologi ini akan sangat menguntungkan bagi perkembangan sektor pertanian.
Manfaat lain kultur jaringan untuk pertanian adalah bisa digunakan untuk fusi protoplas. Sebagai informasi, fusi protoplas merupakan persilangan tanaman yang dilakukan secara in vitro.
Baca juga: 4 Cara Merawat Tanaman Hias Indoor agar Tidak Cepat Layu
Beberapa jenis tanaman, memiliki embrio yang tidak bisa berkembang setelah fertilisasi. Maka itu, perlu dilakukan kultur embrio, kemudian dikenal dengan sebutan embryo rescue.
Kultur jaringan juga bermanfaat untuk menghasilkan tanaman double haploid. Cara ini bisa mempersingkat waktu yang diperlukan pada pemulia tanaman konvensional.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.