JAKARTA, KOMPAS.com - Salah satu kendala yang dihadapi petani dalam usaha pertanian adlaah kehadiran hama. Salah satu hama yang kerap menyerang budidaya padi adalah tikus sawah (Rattus argentiventer).
Dikutip dari laman Dinas Pertanian Kabupaten Buleleng, Sabtu (8/10/2022), tikus adalah hama utama tanaman padi (Oryza sativa L.) yang dapat menurunkan hasil produksi cukup tinggi.
Pada umumnya, tikus sawah (Rattus argentiventer) tinggal di pesawahan dan sekitarnya, mempunyai kemampuan berkembangbiak sangat pesat. Secara teoritis, satu pasang ekor tikus mampu berkembangbiak menjadi 1.270 ekor per tahun.
Baca juga: 5 Cara agar Tanaman Padi Tidak Dimakan Tikus
Walaupun keadaan ini jarang terjadi,tetapi hal ini menggambarkan, betapa pesatnya populasi tikus dalam setahun.
Kerusakan dan penurunan hasil produksi padi sangat besar akibat dari serangan hama tikus dan susah untuk dikendalikan. Hal ini disebabkan tikus beraktivitas pada malam hari.
Tikus dapat merusak secara langsung yaitu mencari makan pada saat tanaman sudah mulai berbuah sedangkan secara tidak langsung yaitu tikus merusak batang tanaman padi hanya untuk mengasah gigi depannya.
Kerusakan yang ditimbulkan oleh hama tikus dapat dilihat pada batang padi yang terpotong dan membentuk 45 derjaat celcius serta masih mempunyai sisa bagian batang yang tak terpotong.
Baca juga: Cara Budidaya Kacang Hijau di Sawah
Dengan kondisi kerusakan dan cepatnya peningkatan populasi tikus akan menurunkan hasil produksi secara drastis.
Pestisida nabati adalah pestisida yang dibuat dengan memanfaatkan bahan-bahan alami untuk mengendalikan organisme pengganggu tanaman, seperti tumbuhan.
Berikut beberapa keuntungan menggunakan pestisida nabati.
Pestisida nabati juga memiliki kekurangan, yaitu penggunaanya harus berulang-ulang, tidak tanah lama, daya kerjanya lambat dan tidak membunuh hama secara langsung.
Baca juga: Cara Mengendalikan Hama Walang Sangit pada Tanaman Padi
Ada beberapa jenis tanaman yang dapat digunakan sebagai bahan pestisida nabati. Salah satu tanaman yang digunakan untuk mengendalikan hama tikus pada padi sawah adalah menggunakan tanaman cabai (Capsicum annum), jengkol (Phitecellobium lobatum) dan buah pepaya tua (Carica papaya).
Buah pepaya tua langsung diberikan pada tikus hasilnya mati, sedangkan jengkol dan cabai menggunakan air hasil rendaman keduanya, lalu disemprotkan sehingga hama tikus menjadi berkurang nafsu makannya.
Buah jengkol mengandung minyak atsiri, saponin, alkaloid, terpenoid, steroid, tannin, glikosoda, protein, karbohidrat, kalsium, fosfor dan vitamin.
Cabai mengandung minyak atsiri, piperin dan piperidin yang berfungsi sebagai repellent dan mengganggu preferensi makan hama.
Baca juga: Cara Budidaya Tanaman Padi Hitam
Adapun buah pepaya tua bertindak sebagai racun (enzim albuminose) atau kaloid carpine dalam mengendalikan tikus dengan potensi yang cukup besar karena buah pepaya mengandung bahan aktif papain yang dapat digunakan sebagai rodentisida.
Pertama, kupas kulit luar dan kulit ari buah jengkol. Kemudian, rendam kupasan jengkol dlaam air, dengan perbandingan 1 kg : 10 liter air selama 24 sampai 36 jam, sehingga air rendaman mengeluarkan aroma yang sangat menyengat, yang dapat mengusir hama tikus sawah.
Cara menggunakannya adalah dengan meletakkan atau menyemprotkan larutan jengkol pada tanaman padi. Larutan pestisida nabati ini tidak hanya dapat digunakan untuk mengusir tikus sawah, tetapi juga mengusir burung yang menyerang tanaman padi.
Tumbuk cabai hingga halus, kemudian rendam selama semalaman. Setelah itu, saring dan dapat langsung disemprotkan ke tanaman padi.
Baca juga: Ciri-ciri Padi Terserang Hama Penggerek Batang dan Cara Mengatasinya
Siapkan buah pepaya tua yang belum dikupas. Potong-potong buah pepaya menjadi potongan sebesar dadu.
Kemudian, sebarkan pada tempat yang biasa dilewati tikus.
Selama proses pembuatan hingga penyebarannya, gunakan sarung tangan. Sebab, indera penciuman tikus sangat tajam terhadap bau dan sentuhan tangan manusia, sehingga kemungkinan tikus tidak akan memakan potongan buah pepaya tua tersebut..
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.