Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gejala Penyakit Kresek pada Padi dan Cara Mengendalikannya

Kompas.com - 16/10/2022, 21:27 WIB
Siti Nur Aeni ,
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kresek menjadi salah satu penyakit yang mengganggu pertumbuhan tanaman padi. Penyakit kresek pada padi disebabkan bakteri Xanthomonas oryzae pv oryzae atau Xoo.

Di beberapa tempat, penyakit ini dikenal dengan nama hawar daun bakteri (HDB) atau nglaras. Gejala penyakit ini biasanya muncul pada bagian daun.

Dilansir dari Cybext Kementerian Pertanian, Minggu (16/10/2022), berikut beberapa gejala penyakit kresek pada padi yang perlu diwaspadai.

Baca juga: Ciri-ciri Tanaman Padi Terkena Penyakit Kresek dan Cara Mengatasinya

Gejala awal

Hama burung pada tanaman padiShutterstock/MAEWJPHO Hama burung pada tanaman padi

Gejala awal penyakit kresek pada tanaman padi adalah munculnya bercak nekrosis di pinggir daun.

Semakin lama, gejala tersebut semakin menyatu dan berubah warna menjadi kering kecoklatan. Salah satu ciri khas dari serangan HDB adalah daun kering, tapi pada tulang daun masih segar. 

Baca juga: Mengenal Hama Penggerek Batang Padi dan Cara Mengendalikannya

Menyerang pada fase generatif

Bakteri Xoo menyerang tanaman pada saat memasuki fase generatif atau berumur 50 tahun ke atas. Saat itu, jaringan tanaman yang terdapat di pinggir daun mati sehingga daun terlihat kering pada bagian pinggirnya.

Pada gejala lebih lanjut, bagian yang kering akan meluas ke tulang daun. Umumnya, bakteri penyebab penyakit ini menyerang lewat luka pada jaringan daun.

Baca juga: 5 Cara Efektif Pengendalian Penyakit Kresek pada Tanaman Padi

Sementara itu, jika serangan terjadi saat tanaman berbunga, proses pengisian gabah menjadi tidak sempurna.

Penyakit tersebut mengakibatkan gabah tidak terisi penuh atau hampa. Jika kondisi ini terjadi, kehilangan hasil dapat mencapai 50 sampai 70 persen. 

 

Cara mengatasi penyakit kresek pada padi

Pengendalian penyakit kresek harus dilakukan sedini mungkin. Pasalnya, saat serangan sudah keluar, isiko gagal panen menjadi semakin besar.

Berdasarkan penjelasan dalam situs Repositori Kementerian Pertanian, Minggu (16/10/2022), pengendalian penyakit ini bisa dilakukan dengan penggunaan varietas tahan, penggunaan benih sehat, sanitasi, pemupukan berimbang, dan penerapan cara tanam yang benar.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com