Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

7 Penyakit yang Menyerang Tanaman Cabai Saat Musim Hujan, Apa Saja?

Kompas.com - 17 Oktober 2022, 12:34 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Musim hujan bisa menyebabkan tanaman cabai terserang penyakit. Penyakit Penyakit tanaman cabai disebabkan oleh adanya serangan jamur, bakteri, virus, atau nematoda yang merusak tanaman, baik akar, batang, daun, bunga dan buah cabai.

Akibat kerusakan tersebut adalah tanaman tidak dapat tumbuh dengan baik dan hasilnya rendah.

Dikutip dari laman Cybex Kementerian Pertanian RI, Senin (17/10/2022), berikut beberapa penyakit yang menyerang tanaman cabai saat musim hujan.

Baca juga: Cara Membuat Pestisida Nabati dari Cabai Merah

Ilustrasi penyakit patek pada tanaman cabai atau antraknose.SHUTTERSTOCK/RACHENSTOCKER Ilustrasi penyakit patek pada tanaman cabai atau antraknose.

1. Penyakit patek atau antraknosa

Gejala penyakit patek cabai adalah terdapat bercak coklat kehitaman pada buah yang kemudian meluas dan menjadi busuk lunak. Serangan berat menyebabkan buah mengering dan keriput seperti jerami.

Cara mengendalikan penyakit antraknosa adalah sebelum semai, rendam benih dengan air hangat kuku yang sudah dicampur dengan fungisida bahan aktif thiram atau Streptomisin sulfat selama setengah jam.

Cara lainnya adalah memanen semua buah yang terserang dan bakar. Gunakan juga pestisida berbahan aktif Tebukonazol dan Propinep atau bisa juga campuran dua bahan aktif tersebut.

2. Bercak bakteri

Penyakit bercak bakteri dengan timbulnya bintik mendalam pada daun, buah dan batang. Apabila daun dibalik terdapat lingkaran bercak berwarna hitam dengan warna putih di bagian dalamnya.

Baca juga: Cara Menyemai Bibit Cabai Rawit Unggul

Cara mengendalikannya, swbelum semai rendam benih dengan air hangat kuku yang sudah dicampur dengan fungisida bahan aktif thiram atau Streptomisin sulfat selama setengah jam.

Bersihkan semua buah dan tanaman yang terserang dan bakar. Lakukan rotasi tanaman yang tidak sefamili dengan tanaman cabai.

Gunakan pestisida berbahan aktif Tembaga Hidroksida, Tebukonazol dan Trifloksistrobin.

Ilustrasi tanaman cabai yang terkena penyakit layu fusarium.SHUTTERSTOCK/HATTHAKON Ilustrasi tanaman cabai yang terkena penyakit layu fusarium.

3. Layu fusarium

Gejala penyakit layu fusarium tanaman cabai adalah tulang daun di bagian atas memucat diikuti dengan menunduknya tangkai. Apabila perbatasan akar dan batang dipotong atau dikelupas akan terlihat cincin coklat kehitaman dengan busuk basah pada bekas pembuluh.

Baca juga: Jenis Pupuk Kandang Apa yang Bagus untuk Tanaman Cabai?

Cara mengendalikannya adalah pengapuran sebelum tanam dengan kapur dolomit. Selain itu, buat saluran drainase yang baik

Cabut tanaman yang terserang dan musnahkan, lubang bekas tanaman ditaburi kapur secukupnya dan siram. Lakukan pergiliran tanaman yang tidak sefamili.

Ilustrasi tanaman cabai merah besar. SHUTTERSTOCK/ORLIO Ilustrasi tanaman cabai merah besar.

4. Layu bakteri

Untuk membedakan layu bakteri dan layu fusarium dapat dilakukan dengan cara memotong bagian yang terserang dengan cara melintang kemudian direndam dalam air bening. Layu bakteri ditandai dengan keluarnya lendir berwarna putih asap.

Pengendalian dilakukan dengan pengapuran sebelum tanam menggunakan kapur dolomit. Selain itu, buat saluran drainase yang baik. 

Baca juga: 5 Cara Merangsang Pembuahan Cabai, Apa Saja?

Cabut tanaman yang terserang dan musnahkan, lubang bekas tanaman di taburi kapur secukupnya dan siram. Lakukan pergiliran tanaman yang tidak sefamili.

Ilustrasi tanaman cabai. SHUTTERSTOCK/PAPA ANNUR Ilustrasi tanaman cabai.

5. Busuk Phytophthora

Penyakit ini ditandai dengan busuk cokelat kehitaman, tanaman layu kemudian mati tanpa daun menguning terlebih dahulu. Batang yang terserang apabila tidak segara dipotong dapat cepat mati dan penyakit menular ke tanaman sekitarnya.

Daun yang terserang seolah-olah tersiram air panas dan buah terlepas dari kelopaknya kemudian menjadi busuk.

Pengendalian dilakukan dengan cara memotong bagian yang terserang, kemudian olesi dengan fungisida berbahan aktif Propinep, Fluopikolid, dan mancozeb. 

Baca juga: Teknik Penyemprotan Pestisida dan Fungisida untuk Tanaman Cabai

Lakukan sanitasi lingkungan dan buang semua bagian tanaman yang terserang.

6. Rebah batang

Gejala penyakit rebah batang adalah bibit yang masih muda tiba-tiba rebah dan mati, pangkal batang terlihat berwarna coklat hitam kebasah-basahan mengerut dan kemudian tanaman mati.

Cara mengendalikannya adalah dengan perendaman benih dan penyemprotan fungisida bahan aktif Propamokarb Hidroklorida.

7. Bercak daun

Gejala penyakit bercak daun tanaman cabai adalah daun menguning dan gugur ditandai dengan adanya gejala awal, yaitu bercak berwarna pucat sampai putih, warna bagian tepi lebih tua.

Baca juga: Cara Menanam Cabai Merah Keriting di Pekarangan Rumah

Pengendaliannya adalah membersihkan semua yang terserang, dan gunakan fungisida berbahan aktif Carbendazim dan Propinep secara bergilir.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang


Video Pilihan Video Lainnya >

Terkini Lainnya
Potensi Sabut Kelapa yang Masih Terbuang
Potensi Sabut Kelapa yang Masih Terbuang
Varietas Tanaman
Pelajaran Swasembada Gula Nasional
Pelajaran Swasembada Gula Nasional
Varietas Tanaman
Mengandaikan Generasi Z Menjadi Agripreneurship
Mengandaikan Generasi Z Menjadi Agripreneurship
Tips
Transformasi Kelapa: Dari Komoditas Tradisional ke Industri Bernilai Tinggi
Transformasi Kelapa: Dari Komoditas Tradisional ke Industri Bernilai Tinggi
Varietas Tanaman
Aroma Kopi Jawa Timur: Potensi dari Lereng Ijen hingga Lembah Argopuro
Aroma Kopi Jawa Timur: Potensi dari Lereng Ijen hingga Lembah Argopuro
Varietas Tanaman
Ekonomi Babel: Lada Sebagai Andalan, Bukan Timah
Ekonomi Babel: Lada Sebagai Andalan, Bukan Timah
Varietas Tanaman
Masa Depan Pala Banda
Masa Depan Pala Banda
Varietas Tanaman
Revitalisasi Kebun Teh: Menyatukan Alam, Wisata, dan Harapan
Revitalisasi Kebun Teh: Menyatukan Alam, Wisata, dan Harapan
Varietas Tanaman
Pasar Organik dan Produk Perkebunan
Pasar Organik dan Produk Perkebunan
Varietas Tanaman
DNA Petani Kita, Tangguh di Era Modernisasi
DNA Petani Kita, Tangguh di Era Modernisasi
Perawatan
Menikmati Renyahnya Potensi Kenari Ternate
Menikmati Renyahnya Potensi Kenari Ternate
Varietas Tanaman
Menata Ulang Kemitraan Gula: Jalan Menuju Kemandirian
Menata Ulang Kemitraan Gula: Jalan Menuju Kemandirian
Varietas Tanaman
Kluwek: Rahasia Kepayang pada Kuliner Nusantara
Kluwek: Rahasia Kepayang pada Kuliner Nusantara
Varietas Tanaman
Bongkar Ratoon Tebu, Jalan Cepat Swasembada Gula
Bongkar Ratoon Tebu, Jalan Cepat Swasembada Gula
Varietas Tanaman
Optimisme Pengembangan Kelapa Indonesia
Optimisme Pengembangan Kelapa Indonesia
Varietas Tanaman
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau