JAKARTA, KOMPAS.com - Timun Jepang atau kyuri merupakan jenis sayur yang banyak dijumpai dalam masakan Jepang.
Timun Jepang memiliki rasa manis, segar, dan tekstur renyah. Tak hanya itu, timun Jepang juga mengandung vitamin yang bermanfaat untuk kesehatan tubuh seperti vitamin A, B, dan C.
Baca juga: 3 Cara Mudah Menanam Mentimun di Rumah
Timun Jepang bisa ditanam pada lahan dengan ketinggian 200-800 meter di atas permukaan laut (mdpl). Namun, pertumbuhannya akan optimal jika ditanam pada ketinggian 400 mdpl.
Dilansir dari Cybext Kementerian Pertanian, Selasa (25/10/2022), berikut cara menanam timun Jepang agar panennya melimpah.
Tanaman timun Jepang memerlukan tanah yang subur untuk menunjang pertumbuhannya. Karena itu, media tanam yang digunakan harus diberi campuran pupuk kandang atau kompos terlebih dahulu.
Jumlah pupuk kandang atau kompos yang diberikan sekitar 10-20 kg/hektare. Setelah itu, buat bedengan dengan lebar kurang-lebih 100 sentimeter dan saluran drainase selebar 20-30 cm.
Tinggi bedengan bisa disesuaikan dengan musim. Apabila sedang musim hujan, bedengan dibuat lebih tinggi dibanding saat musim kemarau.
Baca juga: Simak, Ini 5 Cara Menanam Terong Ungu
Benih yang disemai harus berasal dari benih bersertifikat. Sebelum disemai, benih direndam terlebih dahulu selama 15 menit, kemudian buang benih yang mengapung.
Untuk benih yang tenggelam, rendam kembali selama 24 jam. Pindahkan benih yang sudah direndam ke dalam lipatan handuk basah dan tunggu sampai 12 jam.
Setelah akar benih keluar, tanam benih dalam polybag yang sudah berisi campuran tanah dan pupuk kandang.
Baca juga: 6 Tanaman yang Dibenci Kecoa karena Aromanya, Mentimun hingga Catnip
Bibit timun Jepang umumnya sudah bisa ditanam di lahan saat berumur 10-14 hari atau setelah memiliki dua daun.
Cara menanam timun Jepang dimulai dengan membuat lubang tanam. Setelah itu, masukan benih pada lubang tanam dan tutup dengan tanah sembari dipadatkan.
Pada minggu pertama, tanaman perlu disiram setidaknya satu sampai hari sekali. Pada minggu selanjutnya, penyiraman bisa dilakukan setiap empat hingga enam hari sekali.
Baca juga: Mudah, Begini Cara Menanam Okra
Pemupukan susulan diberikan setiap 10-14 hari sekali. Pemberian pupuk dilakukan dengan cara membenamkan pupuk ke dalam lubang pemupukan yang dekat dengan akar tanaman.
Agar bedengan tanam tidak ditumbuhi gulma, sebaiknya beri mulsa dari rumput atau jerami kering sehingga populasi gulma bisa ditekan.
Ajir merupakan kayu atau bambu yang ditancapkan dekat dengan tanaman timun. Tujuannya, tanaman bisa merambat dengan mudah.
Baca juga: Jangan Dibuang, Ini Cara Membuat Pupuk Organik dari Kulit Mentimun
Tanaman yang sudah memiliki cabang, bunga, dan buah perlu dipangkas. Daun yang dipangkas adalah daun pertama sampai kelima atau ketujuh.
Sementara itu, pemangkasan cabang dilakukan setelah jumlah cabang yang keluar mencapai dua sampai tiga cabang.
Saat tinggi tanaman mencapai 150 cm, potong pucuk batang utama agar saat tanaman sudah memiliki ketinggian 180 cm, pertumbuhannya bisa terhenti.
Baca juga: Simak, Ini Cara Menanam Kecipir agar Berbuah Lebat
Seminggu setelah tanam, sebaiknya lakukan penyemprotan pestisida untuk mencegah serangan hama dan penyakit.
Akan tetapi, aplikasi pestisida hanya setengah dari dosis yang dianjurkan. Penyemprotan pestisida kimia jangan terlalu berlebih agar tidak membawa dampak buruk bagi lingkungan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.