Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Catat, Ini Cara Menanam Kubis yang Benar

Kompas.com - 29/10/2022, 14:41 WIB
Siti Nur Aeni ,
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Tim Redaksi

Penanaman

Cara menanam kubis diawali dengan membuat lubang tanam berjarak 50-60 cm. Setelah itu, letakan bibit di dalam lubang tanam dan tutup kembali dengan tanah sembari dipadatkan agar bibit tidak rebah.

Penyiraman

Di awal tanam, penyiraman dilakukan setiap pagi dan sore. Akan tetapi, saat musim hujan tiba, penyiraman tidak perlu dilakukan.

Setelah tanaman berumur 30 hari, penyiraman dilakukan 2-3 kali sehari atau disesuaikan dengan kondisi lahan tersebut.

Baca juga: Budidaya Brokoli yang Benar agar Panennya Melimpah dan Menguntungkan

Penyulaman

Sebelum tanaman berumur 14 hari, apabila ada tanaman yang layu atau pertumbuhannya tidak normal, maka harus diganti dengan tanaman baru. Tujuannya agar populasi tanaman dalam satu lahan tetap sama.

Tanaman kolPixabay/betexion Tanaman kol

Pemupukan susulan

Pemupukan dilakukan dengan memberikan pupuk Urea, KCl, dan ZA. Pemupukan susulan pertama dilakukan pada saat tanaman berumur 25 hari.

Setelah itu, pemupukan kedua dilakukan setiap 10-15 hari sekali. Pemupukan dilakukan dengan cara dikocor atau ditabur.

Penyiangan

Selain pemupukan, tanaman kubis juga perlu perawatan untuk mengendalikan gulma. Penyiangan bisa dilakukan dengan mencabut gulma satu per satu atau dengan menyemprotkan herbisida kimia.

Baca juga: Simak, Cara Menanam Sawi Putih agar Panennya Melimpah

Pemanenan

Tanaman kubis umumnya bisa dipanen saat berumur 81 hingga 105 hari. Kubis yang sudah siap panen biasanya memiliki ciri bagian pinggir daun krop bagian atas sudah melengkung ke luar dan warnanya agak ungu.

Selain itu, krop bagian dalam juga sudah padat. Apabila diketuk, sayur kubis berbunyi nyaring.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:

Video Pilihan Video Lainnya >

Terkini Lainnya

Menjadikan Indonesia Pusat Hilirisasi Kelapa Dunia

Menjadikan Indonesia Pusat Hilirisasi Kelapa Dunia

Varietas Tanaman
'Superfood' Daun Kelor: Nilai Gizi, Ekonomi, dan Lingkungan

"Superfood" Daun Kelor: Nilai Gizi, Ekonomi, dan Lingkungan

Varietas Tanaman
Peluang Budidaya Kurma di Indonesia: Teknologi dan Kisah Sukses

Peluang Budidaya Kurma di Indonesia: Teknologi dan Kisah Sukses

Varietas Tanaman
Purwoceng, Ginseng Lokal Bernilai Tinggi

Purwoceng, Ginseng Lokal Bernilai Tinggi

Varietas Tanaman
Manfaat Ekonomi dan Lingkungan Serai Wangi

Manfaat Ekonomi dan Lingkungan Serai Wangi

Varietas Tanaman
Kakao Indonesia: Dari Potensi Lokal ke Produk Premium Dunia

Kakao Indonesia: Dari Potensi Lokal ke Produk Premium Dunia

Varietas Tanaman
Sensasi Pedas Jaman Majapahit: Memanfaatkan Kembali Cabai Jawa

Sensasi Pedas Jaman Majapahit: Memanfaatkan Kembali Cabai Jawa

Varietas Tanaman
Pala: Warisan Nusantara Menuju Pemanfaatan Global

Pala: Warisan Nusantara Menuju Pemanfaatan Global

Varietas Tanaman
Anggur Muscat dan Keberpihakan pada Buah Lokal

Anggur Muscat dan Keberpihakan pada Buah Lokal

Varietas Tanaman
Mengenal Gula Bit: Inovasi Pemanis

Mengenal Gula Bit: Inovasi Pemanis

Varietas Tanaman
Peluang Stevia dalam Diversifikasi Industri Gula

Peluang Stevia dalam Diversifikasi Industri Gula

Varietas Tanaman
Mengoptimalkan Keunggulan Tanaman Obat Indonesia

Mengoptimalkan Keunggulan Tanaman Obat Indonesia

Varietas Tanaman
Menggali Peluang Ekonomi dan Manfaat Kayu Manis

Menggali Peluang Ekonomi dan Manfaat Kayu Manis

Varietas Tanaman
Kacang Mete: Komoditas Potensial di Lahan Marginal

Kacang Mete: Komoditas Potensial di Lahan Marginal

Varietas Tanaman
Mengembalikan Kejayaan Industri Teh Indonesia

Mengembalikan Kejayaan Industri Teh Indonesia

Varietas Tanaman
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau