Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Inilah Ciri-ciri Batang Padi yang Terserang Hama dan Cara Mengatasinya

Kompas.com - 07/11/2022, 14:48 WIB
Siti Nur Aeni

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Batang merupakan organ tanaman yang berperan sebagai penopang tanaman agar tumbuh tegak. Selain itu, batang juga menjadi organ pengantar nutrisi dari akar ke bagian tanaman lainnya.

Peran penting tersebut membuat kondisi batang tanaman harus dijaga dengan baik. Sayangnya, pada tanaman budidaya seringkali dijumpai batang tanaman yang rusak akibat serangan hama maupun penyakit.

Kondisi tersebut sering dijumpai pada batang padi. Seringkali kita menjumpai batang tanaman padi yang rusak bahkan patah akibat serangan hama.

Baca juga: Ciri-ciri Padi Terserang Hama Penggerek Batang dan Cara Mengatasinya

Pada kesempatan kali ini, kita akan mengulas seputar ciri-ciri batang padi yang terserang hama dan solusi untuk mengatasi permasalahan tersebut. Simak penjelasan lengkapnya berikut ini.

Ilustrasi hama penggerek batang padi kuning (Scirpophaga incertulas). SHUTTERSTOCK/MR. MIXERS STOCK Ilustrasi hama penggerek batang padi kuning (Scirpophaga incertulas).

Hama penggerek batang padi

Hama yang menyebabkan batang tanaman padi rusak dikenal dengan nama hama penggerek batang. Dilansir dari Cybext Kementerian Pertanian, Senin (7/11/2022), hama ini bisa merusak batang padi sejak persemaian sampai menjelang panen.

Kerugian akibat serangan hama ini selama fase vegetatif sebenarnya tidak terlalu besar. Hal tersebut dikarenakan tanaman padi pada fase tersebut tumbuh dengan membentuk anakan baru. Sementara itu, serangan saat fase generatif menyebabkan kerugian besar hingga gagal panen.

Baca juga: 4 Jenis Hama Tanaman Padi yang Bisa Menyebabkan Gagal Panen

Ciri-ciri batang padi terserang hama

Pada fase vegetatif, ciri ciri padi yang terserang hama yaitu bagian tengah anakan terpotong. Kondisi tersebut menyebabkan pucuk layu, mudah dicabut, kering, dan menyebabkan tanaman mati.

Sementara itu, pada fase generatif serangan hama penggerek batang akan menyebabkan malai putih dan hampa. Kondisi tersebut menyebabkan kualitas dan kuantitas gabah yang dihasilkan tidak optimal.

Cara mengendalikan hama penggerek batang

Agar batang tanaman padi tidak rusak akibat serangan hama, maka sebaiknya lakukan pengendalian sedini mungkin. Pengendalian hama bisa dilakukan saat fase pra tanam, persemaian, vegetatif, hingga generatif. Berikut penjelasannya.

Ilustrasi persemaian padiPixabay/rajeshkhamari635 Ilustrasi persemaian padi

Pengendalian fase pra tanam

  • Melakukan sanitasi lingkungan.
  • Penyabitan tanaman serendah mungkin hingga dekat permukaan tanah ketika panen.
  • Menggenangi lahan bekas serangan hama ini selama 1 minggu.
  • Pengolahan lahan dipercepat.
  • Penyemaian ditunda 10 hari setelah puncak penerbangan ngengat.

Baca juga: 3 Langkah Menyemai Padi Saat Musim Hujan

Pengendalian fase persemaian

 

  • Membuat kelompok persemaian.
  • Pengamatan secara berkala dan mengumpulkan telur hama penggerek batang yang ditemukan di persemaian.
  • Apabila terlihat ngengat penggerek batang, lakukan penangkapan menggunakan lampu perangkap.
  • Taburkan garam atau pupuk urea di persemaian.
  • Hilangkan tanaman yang bergejala.

Pengendalian fase vegetatif

  • Melakukan tanaman serentak.
  • Menangkap ngengat dengan lampu perangkap.
  • Memusnahkan tanaman bergejala.
  • Aplikasikan insektisida jika serangan sudah di atas ambang batas ekonomi.

Baca juga: Kenali Ciri-ciri Padi yang Terserang Wereng dan Upaya Pengendaliannya

Pengendalian fase generatif

Pengendalian hama penggerek batang padi di fase generatif yaitu dengan mencabut atau memusnahkan tanah bergejala. Kegiatan ini berguna untuk menekan serangan dan populasi larva hama ini.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Video Pilihan Video Lainnya >

Terkini Lainnya

Menjadikan Indonesia Pusat Hilirisasi Kelapa Dunia

Menjadikan Indonesia Pusat Hilirisasi Kelapa Dunia

Varietas Tanaman
'Superfood' Daun Kelor: Nilai Gizi, Ekonomi, dan Lingkungan

"Superfood" Daun Kelor: Nilai Gizi, Ekonomi, dan Lingkungan

Varietas Tanaman
Peluang Budidaya Kurma di Indonesia: Teknologi dan Kisah Sukses

Peluang Budidaya Kurma di Indonesia: Teknologi dan Kisah Sukses

Varietas Tanaman
Purwoceng, Ginseng Lokal Bernilai Tinggi

Purwoceng, Ginseng Lokal Bernilai Tinggi

Varietas Tanaman
Manfaat Ekonomi dan Lingkungan Serai Wangi

Manfaat Ekonomi dan Lingkungan Serai Wangi

Varietas Tanaman
Kakao Indonesia: Dari Potensi Lokal ke Produk Premium Dunia

Kakao Indonesia: Dari Potensi Lokal ke Produk Premium Dunia

Varietas Tanaman
Sensasi Pedas Jaman Majapahit: Memanfaatkan Kembali Cabai Jawa

Sensasi Pedas Jaman Majapahit: Memanfaatkan Kembali Cabai Jawa

Varietas Tanaman
Pala: Warisan Nusantara Menuju Pemanfaatan Global

Pala: Warisan Nusantara Menuju Pemanfaatan Global

Varietas Tanaman
Anggur Muscat dan Keberpihakan pada Buah Lokal

Anggur Muscat dan Keberpihakan pada Buah Lokal

Varietas Tanaman
Mengenal Gula Bit: Inovasi Pemanis

Mengenal Gula Bit: Inovasi Pemanis

Varietas Tanaman
Peluang Stevia dalam Diversifikasi Industri Gula

Peluang Stevia dalam Diversifikasi Industri Gula

Varietas Tanaman
Mengoptimalkan Keunggulan Tanaman Obat Indonesia

Mengoptimalkan Keunggulan Tanaman Obat Indonesia

Varietas Tanaman
Menggali Peluang Ekonomi dan Manfaat Kayu Manis

Menggali Peluang Ekonomi dan Manfaat Kayu Manis

Varietas Tanaman
Kacang Mete: Komoditas Potensial di Lahan Marginal

Kacang Mete: Komoditas Potensial di Lahan Marginal

Varietas Tanaman
Mengembalikan Kejayaan Industri Teh Indonesia

Mengembalikan Kejayaan Industri Teh Indonesia

Varietas Tanaman
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau