JAKARTA, KOMPAS.com - Hidroponik adalah metode budidaya tanaman tanpa menggunakan tanah. Sebagai gantinya, budidaya hidroponik menggunakan beberapa media tanam khusus seperti rockwool, cocopeat, arang sekam, dan lain sebagainya.
Penambahan nutrisi hidroponik sangat diperlukan untuk meningkatkan kesuburan media tanam, sehingga tanaman dapat tumbuh dengan baik. Hidroponik merupakan teknik budidaya modern yang terus dikembangkan.
Dilansir dari buku Dasar-dasar Bertanam secara Hidroponik, Senin (21/11/2022), berikut jenis jenis hidroponik yang sering digunakan.
Baca juga: 3 Media Tanam yang Biasa Digunakan untuk Hidroponik
Hidroponik sistem wick atau sistem sumbu merupakan hidroponik paling sederhana. Hidroponik ini disebut juga hidroponik sistem pasir karena akar tidak bersentuhan langsung dengan air.
Dikatakan sistem sumbu karena asupan nutrisi diberikan ke akar lewat media atau bantuan berupa sumbu. Meskipun mudah, hidroponik sistem ini kurang efektif untuk tanaman yang memerlukan banyak air.
Sistem rakit apung adalah jenis hidroponik yang menggunakan wadah untuk menampung air dan nutrisi. Akar tanaman langsung menyentuh air nutrisi dan posisinya mengapung.
Baca juga: Mudah, Cara Menanam Hidroponik Sistem Wick dari Botol Bekas
Sistem hidroponik ini cocok digunakan untuk menanam sayuran yang memerlukan banyak air dalam jangka waktu cukup lama, seperti; caisim, pakcoy, dan petsai.
Hidroponik nutrient film technique system atau NFT adalah teknik budidaya tanaman hidroponik dengan akar tanaman tumbuh di lapisan nutrisi yang dangkal dan bersirkulasi. Dengan demikian, tanaman akan mendapatkan cukup air, nutrisi, dan oksigen.