JAKARTA, KOMPAS.com - Ubi Cilembu adalah kultivar ubi jalar lokal dari Kecamatan Pamulihan, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat. Ubi Cilembu dikenal juga dengan sebutan ubi madu karena saat dioven akan mengeluarkan cairan lengket seperti madu yang rasanya manis.
Selain manis, daya tarik lainnya dari ubi Cilembu yaitu pada warnanya. Daging ubi ini memiliki warna krem kemerahan saat mentah dan berwarna kuning ketika sudah dimasak.
Ubi Cilembu memiliki bentuk panjang berurat dan tidak mulus. Selain rasa, warna, dan bentuk yang menarik, ubi ini juga mengandung berbagai vitamin yang bermanfaat untuk kesehatan.
Baca juga: Cara Menanam Ubi Jalar Sistem Monokultur dan Tumpang Sari
Peminat yang tinggi membuat banyak petani tertarik menanam ubi ini. Cara menanam ubi Cilembu sebenarnya tidak berbeda jauh dengan cara budidaya ubi lainnya.
Dilansir dari buku Petunjuk Teknik Budidaya Ubi Cilembu Organik, Senin (21/11/2022), berikut penjelasan selengkapnya.
Bibit ubi Cilembu bisa diperoleh dari perbanyakan generatif dan vegetatif. Perbanyakan generatif dilakukan dengan menggunakan umbi. Sedangkan perbanyakan vegetatif bisa dilakukan dengan cara stek.
Menanam bibit dari stek dinilai lebih. Caranya dengan memotong batang tanaman yang memiliki dua ruas. Buah semua daun yang terdapat di batang yang di stek.
Baca juga: Cara Menanam Ubi Ungu agar Umbinya Besar
Setelah itu, letakkan di tempat teduh selama seminggu. Meskipun mudah akan tetapi penanaman bibit dari stek batang sebaiknya dilakukan untuk 3 sampai 5 generasi penanaman.
Tanah yang akan digunakan untuk menanam ubi Cilembu sebaiknya dibajak terlebih dahulu. Kemudian, buat bedengan setinggi 30 sampai 40 cm dengan lebar 60 hingga 100 cm dan jarak antar bedengan sekitar 40 sampai 60 cm.
Cara menanam ubi Cilembu cukup mudah yaitu dengan membenamkan 2/3 stek batang ke dalam tanah. Setelah itu, lakukan penyiraman pada pagi dan sore hari untuk menjaga kelembapan tanah. Penyiraman dihentikan saat tanaman mudah tumbuh daun baru.
Aplikasi mulsa jerami berguna untuk menjaga kelembapan tanah dan menunjang produktivitas ubi Cilembu. Tak hanya itu, mulsa jerami juga bisa menekan pertumbuhan gulma, mempertahankan agregat tanah, memperkecil erosi, menjaga suhu tanah, dan mencegah radiasi matahari langsung.
Baca juga: Cara Menanam Ubi Ungu dalam Pot dengan Mudah dan Praktis
Pemupukan yang sesuai dengan kebutuhan tanaman akan mempengaruhi hasil panen tanaman ini. Pupuk kalium sangat mempengaruhi pembentukan umbi.
Semakin banyak unsur kalium yang tersedia, maka pembentukan umbi semakin maksimal. Sementara itu, unsur fosfor berperan untuk menunjang produksi akar penyimpanan (umbi) dan unsur nitrogen berperan dalam proses pertumbuhan awal tanaman.
Budidaya ubi Cilembu memerlukan penjarangan tanaman dan penyulaman apabila terdapat tanaman yang mati. Cara menyulam tanaman yaitu dengan mencabut bibit yang mati dan menanam bibit baru pada tempat yang sama.
Baca juga: Cara Menanam Ubi Ungu di Pot, Kaya Manfaat untuk Kesehatan
Saat tanaman berumur 20 hari setelah tanam, tanah sebaiknya dijugar dengan lebar guludan sekitar 15 sampai 20 cm dan diamkan selama 7 hari. Kegiatan ini bertujuan untuk menggemburkan tanah, memberikan pupuk, dan lain sebagainya.
Penyiangan merupakan kegiatan membersihkan gulma yang tumbuh di bedengan tanam. Bersama dengan penyiangan, dilakukan juga pembumbunan untuk menutup agar yang muncul kepermukaan tanah.
Ubi merupakan tanaman yang tahan kering. Namun, di awal pertumbuhan ketersediaan air harus memadai. Pengairan masih dilakukan sampai tanaman berumur 1 hingga 2 bulan.
Pengairan mulai dikurangi atau dihentikan saat tanaman berumur 2 hingga 3 minggu sebelum panen.
Baca juga: Cara Menanam Singkong yang Benar agar Produktivitasnya Melimpah
Ketika tanaman berumur 6 sampai 8 minggu setelah tanam, tanah dibongkar dan ditutup kembali sembari merapikan akar yang menjalar keluar jalur penanaman. Jika akar tidak rapikan, maka umbi yang dihasilkan akan berukuran kecil.
Ubi Cilembu yang berumur genjah bisa dipanen saat berumur 3 sampai 3.5 bulan. Sedangkan varietas berumur dalam dapat dipanen ketika berumur 4.5 sampai 5 bulan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.