Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Panduan Pemupukan Tanaman Jeruk Keprok agar Panennya Melimpah

Kompas.com - 28 November 2022, 17:32 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Pemupukan adalah aspek penting dalam perawatan tanaman, termasuk tanaman jeruk keprok. Aplikasi pupuk tidak berimbang seperti pemberian pupuk urea berlebihan atau tanpa pupuk lain masih sering terjadi dalam budidaya jeruk.

Akibatnya, dikutip dari laman Cybex Kementerian Pertanian RI, Senin (28/11/2022), tidak hanya mutu buah rendah, seperti sari buah sedikit dan rasanya hambar, tetapi juga pemborosan dan bisa menimbulkan pencemaran nitrat dalam air.

Agar pupuk dapat diserap tanaman secara efisien dan efektif, sebelum memberikan pupuk perlu memahami setidaknya empat hal, yaitu apa saja nutrisi yang dibutuhkan, berapa dosisnya, kapan waktu dibutuhkan, dan bagaimana cara aplikasinya.

Baca juga: 4 Varietas Jeruk Mandarin dan Karakteristik yang Dimiliki

Ilustrasi buah jeruk keprok.PIXABAY/HANS Ilustrasi buah jeruk keprok.

Berikut penjelasan mengenai nutrisi yang dibutuhkan tanaman jeruk keprok dan panduan pemupukan tanaman jeruk keprok.

Nutrisi yang dibutuhkan tanaman jeruk keprok

Selain air, paling sedikit ada 12 macam unsur esensial yang dibutuhkan tanaman jeruk diambil dari dalam tanah. Pertama, unsur hara yang dibutuhkan dalam jumlah banyak (makro primer), meliputi nitrogen (N), fosfor (P), dan kalium (K).

Kedua, unsur hara yang dibutuhkan dalam jumlah banyak hanya pada kondisi tertentu (makro sekunder), meliputi kalsium (Ca), magnesium (Mg), dan belerang (S).

Ketiga, unsur hara yang dibutuhkan dalam jumlah sedikit tetapi bila kekurangan akan mempengaruhi produksi dan kelangsungan hidup tanaman (mikro), meliputi besi (Fe), seng (Zn), mangan (Mn), tembaga (Cu), boron (B) dan molibdenum (Mo).

Baca juga: Cara Menanam Jeruk Kunci agar Berbuah Banyak

Sumber N yang banyak beredar di pasar adalah pupuk urea, pupuk ZA dan pupuk majemuk NPK. P adalah SP36, fosfat alam dan pupuk majemuk NPK, dan K adalah ZK, KCl dan NPK.

Ilustrasi buah jeruk keprok, pohon jeruk keprok.WIKIMEDIA COMMONS/BALAI PENELITIAN TANAMAN JERUK DAN BUAH SUBTROPIKA KEMENTERIAN PERTANIAN RI Ilustrasi buah jeruk keprok, pohon jeruk keprok.

Sumber Ca adalah pupuk SP-36, fosfat alam, dan kapur dolomit yang sekaligus mengandung Mg. Kebutuhan S lebih sedikit dibandingkan N dan biasanya bisa terpenuhi dari pemberian pupuk kandang, pupuk ZA atau ZK yang biasanya diberikan guna memenuhi kebutuhan N atau K.

Kebutuhan unsur mikro biasanya bisa terpenuhi jika tanah diberi pupuk kandang secara teratur.

Penentuan dosis N, P, K dan waktu aplikasinya

Dosis pupuk yang dibutuhkan tanaman dipengaruhi oleh jenis atau varietas, umur, hasil atau biomasa yang dihasilkan tanaman, dan faktor lingkungan.

Baca juga: Simak, Budidaya Jeruk yang Benar agar Buahnya Melimpah

Ada beberapa pendekatan untuk menentukan dosis pupuk, yaitu analisis tanah atau daun, percobaan lapangan pada berbagai umur tanaman, penggantian hara yang hilang untuk pertumbuhan dan hasil panen, dan gejala kasat mata.

Rekomendasi berdasarkan umur tanaman digunakan terutama pada periode tanaman belum menghasilkan buah (TBM). Awalnya, tanaman perlu dipupuk N lebih banyak agar pertumbuhan vegetatifnya optimal.

Saat berumur tiga tahun, tanaman mulai memasuki transisi menuju periode menghasilkan buah atau dewasa (TM) sehingga porsi P dan K ditingkatkan guna mendukung pembentukan organ generatifnya.

Walaupun tanaman muda membutuhkan dosis pupuk lebih rendah, aplikasinya harus lebih sering karena jangkaun akar untuk menyerap pupuk masih sempit atau terbatas. Pada umur empat tahun ke atas, pupuk diaplikasikan dua kali setahun yaitu setelah panen dan empat bulan setelah pemupukan pertama.

Baca juga: Kandungan Jeruk Purut dan Manfaatnya untuk Kesehatan

Agar pertumbuhan dan hasil buah tetap optimal, kesuburan kebun harus diperbaiki dengan memasukkan pupuk sebesar nutrisi yang terangkut panen ditambah kebutuhan untuk pertumbuhan vegetatif, fiksasi tanah, pelindian (leaching), penguapan, dan erosi.

Aplikasi pupuk kandang

Kandungan bahan organik di lahan pertanian biasanya rendah, kecuali tanah organik. Kadar C organik yang ideal untuk kebun jeruk adalah 3 sampai 5 persen.

Ketika tanaman berumur 1 sampai 4 tahun, beri pupuk kandang sebanyak 20 sampai 40 kg per pohon dan selanjutnya sebanyak 40 sampai 60 kg per pohon.

Kotoran sapi merupakan salah satu jenis pupuk kandang yang baik untuk memenuhi kebutuhan unsur mikro.

Baca juga: Cara Budidaya Jeruk Keprok, Varietas Lokal Unggulan Indonesia

Kasus munculnya gejala defisiensi unsur mikro biasanya tidak ditemukan di kebun yang diberi kotoran sapi pada setiap akhir musim kemarau. Sebaliknya jika diberi kotoran ayam berlebihan dapat menyebabkan defisiensi Zn karena kotoran ayam mengandung P tinggi.

Cara pemupukan tanaman jeruk keprok

Pupuk kimia diaplikasikan setelah pupuk kandang, kapur dan tanah mengalami reaksi yang sempurna, yakni sekitar empat minggu). Caranya adalah pupuk campuran dimasukkan ke dalam lubang tugal atau parit pupuk kandang atau kapur dolomit sedalam 10 sampai 15 cm, kemudian ditutup tanah. Pupuk mikro yang dibutuhkan tanaman hanya sedikit.

Oleh karena itu, aplikasinya paling mudah dan efktif adalah melalui daun. Pupuk mikro disemprotkan pada daun pada pagi hari sebanyak 2 sampai 3 kali pada saat pertunasan.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang


Video Pilihan Video Lainnya >

Terkini Lainnya
Potensi Sabut Kelapa yang Masih Terbuang
Potensi Sabut Kelapa yang Masih Terbuang
Varietas Tanaman
Pelajaran Swasembada Gula Nasional
Pelajaran Swasembada Gula Nasional
Varietas Tanaman
Mengandaikan Generasi Z Menjadi Agripreneurship
Mengandaikan Generasi Z Menjadi Agripreneurship
Tips
Transformasi Kelapa: Dari Komoditas Tradisional ke Industri Bernilai Tinggi
Transformasi Kelapa: Dari Komoditas Tradisional ke Industri Bernilai Tinggi
Varietas Tanaman
Aroma Kopi Jawa Timur: Potensi dari Lereng Ijen hingga Lembah Argopuro
Aroma Kopi Jawa Timur: Potensi dari Lereng Ijen hingga Lembah Argopuro
Varietas Tanaman
Ekonomi Babel: Lada Sebagai Andalan, Bukan Timah
Ekonomi Babel: Lada Sebagai Andalan, Bukan Timah
Varietas Tanaman
Masa Depan Pala Banda
Masa Depan Pala Banda
Varietas Tanaman
Revitalisasi Kebun Teh: Menyatukan Alam, Wisata, dan Harapan
Revitalisasi Kebun Teh: Menyatukan Alam, Wisata, dan Harapan
Varietas Tanaman
Pasar Organik dan Produk Perkebunan
Pasar Organik dan Produk Perkebunan
Varietas Tanaman
DNA Petani Kita, Tangguh di Era Modernisasi
DNA Petani Kita, Tangguh di Era Modernisasi
Perawatan
Menikmati Renyahnya Potensi Kenari Ternate
Menikmati Renyahnya Potensi Kenari Ternate
Varietas Tanaman
Menata Ulang Kemitraan Gula: Jalan Menuju Kemandirian
Menata Ulang Kemitraan Gula: Jalan Menuju Kemandirian
Varietas Tanaman
Kluwek: Rahasia Kepayang pada Kuliner Nusantara
Kluwek: Rahasia Kepayang pada Kuliner Nusantara
Varietas Tanaman
Bongkar Ratoon Tebu, Jalan Cepat Swasembada Gula
Bongkar Ratoon Tebu, Jalan Cepat Swasembada Gula
Varietas Tanaman
Optimisme Pengembangan Kelapa Indonesia
Optimisme Pengembangan Kelapa Indonesia
Varietas Tanaman
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau