Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

3 Jenis Jahe yang Bisa Meningkatkan Imun Tubuh, Apa Saja?

Kompas.com - 05/12/2022, 21:29 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Jahe adalah salah satu tanaman akar tinggal atau rimpang yang sering digunakan untuk bumbu masak dan jamu tradisional. Jahe mempunyai rasa pedas dan hangat di tubuh.

Dikutip dari laman Cybex Kementerian Pertanian RI, Senin (5/12/2022), konsumsi jahe dapat meningkatkan imun tubuh alias daya tahan tubuh. Ini adalah mekanisme tubuh untuk melindungi diri dari serangan penyakit.

Jahe memiliki sifat antimuntah, anti peradangan, antimikroba, dan antirimetik. Keempat sifat tersebut penting dalam menangkal dan mengobati virus jahat di dalam tubuh.

Baca juga: Cara Menanam Jahe yang Benar di Pekarangan Rumah

Ilustrasi jahe. WIKIMEDIA COMMONS/KRISTI DENBY/ARCHIVO CENTRO TAKIWASI Ilustrasi jahe.

Cara mengonsumsi jahe bisa diolah sebagai campuran minuman teh atau langsung direbus hingga mendidih sehingga kandungannya dapat larut dalam air. Setelah dingin, air rebusan jahe tersebut dapat langsung diminum agar bisa mendapatkan khasiatnya.

Bila ingin rasa yang lebih nikmat, air jahe bisa dicampurkan dengan susu atau madu.

Ada beberapa jenis jahe yang banyak dikonsumsi dengan kegunaan berbeda. Jenis jahe tersebut antara lain meliputi jahe emprit, jahe gajah, dan jahe merah.

Berikut penjelasan mengenai jenis jahe yang bisa meningkatkan imun tubuh tersebut.

Baca juga: Budidaya Jahe Emprit yang Benar agar Panennya Maksimal

1. Jahe emprit

Jahe emprit juga biasa disebut dengan jahe putih. Jahe ini paling banyak dijual di pasaran.

Jahe emprit memiliki bentuk kecil dan sedikit pipih dengan serat lembut, dagingnya berwarna putih, dan aroma kurang tajam tetapi rasanya pedas.

Ilustrasi jahe emprit. SHUTTERSTOCK/HAPELINIUM Ilustrasi jahe emprit.

Selain itu, jahe emprit memiliki kandungan minyak atsiri yang tinggi, yaitu sekitar 1,7 sampai 3,8 persen dari berat kering.

Jahe emprit ini paling sering digunakan sebagai penyedap masakan dan untuk jamu bentuk segar maupun kering.

Baca juga: Jahe Bisa Jadi Fungisida Nabati, Begini Cara Membuatnya

2. Jahe gajah

Jahe gajah sering disebut jahe badak. Jahe ini berukuran besar dan gemuk, ruas rimpang menggembung dibanding jenis jahe lainnya.

Warna dagingnya cenderung putih kekuningan dan kandungan minyak atsiri paling sedikit hanya sekitar 0,18 sampai 1,66 persen dari berat kering, maka rasanya kurang pedas dibandingkan dengan jahe emprit maupun jahe merah.

Jahe gajah paling cocok digunakan untuk bahan utama pembuatan permen atau minuman karena dagingnya yang tebal. Banyak juga orang yang menggunakannya sebagai penyedap masakan.

Ilustrasi jahe merah. SHUTTERSTOCK/SALAHUDDIN PALU Ilustrasi jahe merah.

3. Jahe merah

Sesuai namanya, jahe merah memiliki kulit rimpang berwarna merah. Ukuran jahe merah lebih kecil dibanding dua jenis jahe lainnya dan memiliki serat kasar.

Baca juga: Cara Menanam Jahe di Polybag, Mudah Dilakukan di Rumah

Kandungan minyak atsiri jahe merah sangat tinggi, yakni sekitar 2,58 sampai 3,90 persen dari berat kering, sehingga rasanya sangat pedas.

Jahe merah cukup langka dan harganya lebih mahal dibanding dengan jahe emprit dan jahe gajah.

Meskipun demikian, jahe merah tetap banyak dicari oleh para produsen, karena digunakan sebagai bahan utama pembuatan minyak jahe, obat-obatan, dan jamu tradisional.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com