Pilihlah bibit jahe gajah yang berkualitas baik karena bibit nantinya mempengaruhi hasil yang akan didapatkan. Bibit jahe yang berasal dari tanaman induk yang tua atau minimal berumur 10 bulan.
Kemudian, ambil rimpang jahe gajah yang memiliki dua mata tunas, segar, tidak lecet dan tidak berpenyakit.
Baca juga: Budidaya Jahe Emprit yang Benar agar Panennya Maksimal
Penyemaian dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu dengan menggunakan peti atau dengan bedengan.
Setelah itu, rimpang jahe yang akan dibuat bibit dijemur namun jangan terlalu kering, kemudian disimpan dalam peti kayu sekitar 1 sampai 1,5 bulan hingga memiliki mata tunas.
Jika menggunakan bedengan, maka perlu dibuat rumah semai dengan ukuran sekitar 10 x 8 meter untuk menyemai sekitar 1 ton bibit.
Dalam rumah semai dibuat bedengan dari jerami, lalu susun rimpang bibit diatasnya kemudian tutup lagi dengan jerami begitu seterusnya hingga bagian paling atas adalah jerami.
Baca juga: Jahe Bisa Jadi Fungisida Nabati, Begini Cara Membuatnya
Tahap selanjutnya adalah melakukan penanaman bibit jahe gajah. Menanam bibit jahe ke dalam tanah tidaklah sembarangan, harus dilakukan dengan benar agar jahe bisa tumbuh dengan optimal.
Cara menanamnya adalah letakkan jahe yang terdapat mata tunas menghadap ke atas. Selanjutnya, timbun bibit tersebut, namun jangan sampai mata tunas ikut tertimbun.
Perawatan tanaman jahe gajah diawali dengan penyulaman atau penggantian rimpang yang mati atau rusak dengan tanaman atau rimpang baru pada saat dua sampai tiga minggu setelah penanaman.