Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cara Menanam Nanas Madu yang Benar agar Panennya Melimpah

Kompas.com - 11 Desember 2022, 10:07 WIB
Siti Nur Aeni

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Nanas merupakan buah yang banyak disukai karena rasanya yang segar dan mengandung banyak air. Di Indonesia, budidaya tanaman nanas cukup banyak.

Salah satu jenis nanas yang banyak ditanam di Indonesia yaitu nanas madu. Nanas ini memiliki daging buah yang tebal dan rasanya manis.

Peminat buah ini cukup tinggi, sehingga banyak petani berminat membudidayakan komoditas ini. Akan tetapi, untuk menghasilkan nanas madu yang bernilai jual tinggi, teknik budidaya yang diterapkan harus benar.

Baca juga: Budidaya Tanaman Nanas yang Benar supaya Panennya Melimpah

Melansir dari Cybext Kementerian Pertanian, Minggu (11/12/2022), berikut tata cara menanam nanas madu yang benar agar hasilnya menguntungkan.

Pembenihan nanas PK-1 Dok. Pemkab Kediri Pembenihan nanas PK-1

Memilih bibit

Bibit nanas madu bisa diperoleh dari perbanyakan generatif maupun vegetatif. Akan tetapi, tanaman ini sulit melakukan penyerbukan sendiri, sehingga seringkali tidak bisa menghasilkan biji.

Oleh karena itu, perbanyakan tanaman nanas lebih sering menggunakan perbanyakan vegetatif. Bibit nanas bisa diperoleh dari perbanyakan tunas akar.

Pengolahan lahan

Sebelum mulai menanam nanas madu, bersihkan terlebih dahulu lokasi penanaman dari gulma, kerikil, maupun limbah yang dapat mengganggu pertumbuhan nanas. Pastikan lahan yang akan digunakan untuk budidaya nanas, mendapatkan sinar matahari penuh setiap hari.

Baca juga: Simak, Ini Cara Menanam Nanas di Pekarangan Rumah

Setelah itu, tanah digemburkan dan cek pH tanah tersebut. Jika kurang ideal, maka perlu dilakukan pengapuran dengan cara mengaplikasikan kapur dolomit.

Tambahkan juga pupuk dasar dari campuran tanah, pupuk kandang, dan sekam dengan perbandingan 3:2:1. Pemberian pupuk dasar ini berguna untuk meningkatkan nutrisi yang berguna untuk menunjang pertumbuhan nanas.

Penanaman nanas

Tanah yang sudah diolah kemudian dibuat gundukan. Setelah itu, buat lubang tanam berukuran 30 x 30 x 30.

Masukkan bibit nanas pada lubang tanam tersebut, lalu timbun dengan tanah yang sudah dicampur dengan pupuk dan sekam. Padatkan supaya bibit bisa tumbuh tegak dan kokoh.

Baca juga: Cara Menanam Buah Naga dari Biji agar Berbuah Banyak

Pemeliharaan tanaman

Ilustrasi nanas, buah nanas.PIXABAY/JOBERT AQUINO AQUINO Ilustrasi nanas, buah nanas.

Nanas madu diketahui hanya perlu disiram sebanyak 1 hingga 2 kali sehari atau tergantung pada kondisi media tanam. Pastikan tanah tempat tumbuhnya nanas tidak terlalu basah dan tidak terlalu kering.

Tanah yang terlalu kering bisa membuat tanaman kerdil dan buahnya kecil. Lakukan juga penyiangan untuk membersihkan gulma yang tumbuh di sekitar tanaman nanas.

Apabila ditemukan hama dan gejala penyakit tanaman, segera lakukan pengendalian dengan tepat. Bila perlu, ganti tanaman yang terserang penyakit agar tidak menular ke tanaman lain.

Baca juga: Simak, Tips Sukses Merawat Pohon Buah Naga

Sementara itu, untuk menunjang pertumbuhan dan produktivitas tanaman, lakukanlah pemupukan secara rutin setiap 1 sampai 3 bulan sekali. Dosis pupuk yang diberikan bisa disesuaikan dengan kebutuhan tanaman.

Panen

Nanas madu umumnya sudah bisa dipanen saat berumur 12 sampai 24 bulan atau tergantung dari jenis bibit yang digunakan. bibit dari tunas akar diketahui bisa berbuah lebih cepat yakni saat berumur 12 bulan setelah tanam.

Ciri nanas madu yang siap dipanen yaitu memiliki mahkota yang terbuka, tangkai buah mengerut, mata buah berukuran besar, bulat, dan mendatar, bagian dasar buah berwarna kuning, serta mengeluarkan aroma harum.

Baca juga: Tidak Sulit, Ini Cara Menanam Sirsak agar Berbuah Banyak

Cara panen nanas madu yaitu dengan memotong pangkal tangkai buah. Lakukan pemanenan dengan hati-hato agar buah tidak rusak atau memar.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang


Video Pilihan Video Lainnya >

Terkini Lainnya
Tanaman Penyelamat Lingkungan: Mencegah Banjir dan Longsor
Tanaman Penyelamat Lingkungan: Mencegah Banjir dan Longsor
Varietas Tanaman
Potensi Sabut Kelapa yang Masih Terbuang
Potensi Sabut Kelapa yang Masih Terbuang
Varietas Tanaman
Pelajaran Swasembada Gula Nasional
Pelajaran Swasembada Gula Nasional
Varietas Tanaman
Mengandaikan Generasi Z Menjadi Agripreneurship
Mengandaikan Generasi Z Menjadi Agripreneurship
Tips
Transformasi Kelapa: Dari Komoditas Tradisional ke Industri Bernilai Tinggi
Transformasi Kelapa: Dari Komoditas Tradisional ke Industri Bernilai Tinggi
Varietas Tanaman
Aroma Kopi Jawa Timur: Potensi dari Lereng Ijen hingga Lembah Argopuro
Aroma Kopi Jawa Timur: Potensi dari Lereng Ijen hingga Lembah Argopuro
Varietas Tanaman
Ekonomi Babel: Lada Sebagai Andalan, Bukan Timah
Ekonomi Babel: Lada Sebagai Andalan, Bukan Timah
Varietas Tanaman
Masa Depan Pala Banda
Masa Depan Pala Banda
Varietas Tanaman
Revitalisasi Kebun Teh: Menyatukan Alam, Wisata, dan Harapan
Revitalisasi Kebun Teh: Menyatukan Alam, Wisata, dan Harapan
Varietas Tanaman
Pasar Organik dan Produk Perkebunan
Pasar Organik dan Produk Perkebunan
Varietas Tanaman
DNA Petani Kita, Tangguh di Era Modernisasi
DNA Petani Kita, Tangguh di Era Modernisasi
Perawatan
Menikmati Renyahnya Potensi Kenari Ternate
Menikmati Renyahnya Potensi Kenari Ternate
Varietas Tanaman
Menata Ulang Kemitraan Gula: Jalan Menuju Kemandirian
Menata Ulang Kemitraan Gula: Jalan Menuju Kemandirian
Varietas Tanaman
Kluwek: Rahasia Kepayang pada Kuliner Nusantara
Kluwek: Rahasia Kepayang pada Kuliner Nusantara
Varietas Tanaman
Bongkar Ratoon Tebu, Jalan Cepat Swasembada Gula
Bongkar Ratoon Tebu, Jalan Cepat Swasembada Gula
Varietas Tanaman
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau