Bedengan persemaian tersebut sebaiknya diberi naungan.
Lahan terlebih dahulu diolah dengan cangkul sedalam 20 sampai 30 cm supaya gembur. Setelah itu dibuat bedengan dengan arah membujur dari barat ke timur agar mendapatkan cahaya penuh.
Baca juga: Simak, Cara Menanam Oregano dengan Mudah
Bedengan sebaiknya dibuat dengan ukuran lebar 100 sampai 120 cm, tinggi 30 cm dan panjang sesuai kondisi lahan. Jarak antar bedengan sekitar 30 cm.
Lahan yang asam atau pH rendah perlu dilakukan pengapuran dengan kapur dolomit pada dua sampai empat minggu sebelum tanam dengan dosis 1,5 ton per hektar.
Tiga hari sebelum tanam berikan pupuk organik (kotoran ayam yang telah difermentasi) dengan dosis 2 sampai 4 kg per meter persegi. Dua minggu setelah tanam dilakukan pemupukan susulan dengan pupuk urea sebanyak 150 kg per hektar atau 15 gram per meter persegi.
Agar pemberian pupuk lebih merata, pupuk urea diaduk dengan pupuk organik kemudian diberikan secara larikan di samping barisan tanaman. Selanjutnya dapat ditambahkan pupuk cair 3 liter per hektar pada umur 10 dan 20 hari setelah tanam.
Baca juga: 5 Keuntungan Menanam Tomat Hidroponik, Bisa Membuat Rumah Lebih Indah
Saat bibit umur dua sampai tiga minggu setelah semai atau telah berdaun 3 sampai 4 helai, pindahkan ke lubang tanam yang telah disediakan dengan jarak tanam 20 x 20 cm atau sistem baris dengan jarak 15 x 10 sampai 15 cm.
Jika ada yang tidak tumbuh lakukan penyulaman, yaitu tindakan penggantian tanaman dengan tanaman baru.
Dalam mengendaliakan hama tanaman caisim, yang perlu diperhatikan adalah sanitasi dan drainase lahan. Hama utama adalah ulat daun kubis (Plutella xylostella).