Media tanam yang dapat digunakan untuk budidaya jamur tiram antara lain serbuk gergaji, jerami padi, daun bambu, sabut kelapa, pelepah pisang, tepung jagung, kapur dolomit, dedak halus, air bersih, dan alkohol.
Media dasar menggunakan dedak sebanyak 2,5 kg, tepung jagung sebanyak 2,5 kg dan kapur dolomit sebanyak 250 gram.
Media dasar dicampurkan dengan rancangan jerami sebanyak 10 kg, serbuk gergaji sebanyak 10 kg, dedak sebanyak 2,5 kg, tepung jagung sebanyak 2,5 kg, dan kapur dolomit sebanyak 250 gram.
Baca juga: Cara Menggunakan Jerami dan Sabut Kelapa untuk Media Tanam Jamur Tiram
Begitu pun sabut kelapa dengan perlakuan sama. Kemudian campur semua bahan dan tutup dengan terpal selama tiga sampai empat hari untuk pengomposan.
Sterilisasi basah dilakukan dengan mengukus baglog didalam drum dengan rentang wakru lima sampai delapan jam dimulai dari titik didih. Sterilasi kering yakni pemindahan baglog ke kumbung atau tempat bersih aman untuk pendinginan sampai melakukan penanaman bibit.
Penanaman perlu dikerjakan dengan cepat dan teliti, steril dan dilkukan di ruangan tertutup. Ruangan di sterilkan disemprot dengan alkohol 70 persen.
Alat yang digunakan menanam dipanasi terlebih dahulu menggunakan api bunsen atau api kompor gas kemudian disemprot alkohol. Karet, kertas penutup, serta kapas penutup media kemudian dibuka.
Baca juga: Cara Budidaya Jamur Kuping, Peluang Bisnis yang Menjanjikan
Bibit dimasukkan ke dalam baglog menggunakan skalpel. Media yang sudah ditanami bibit tersebut ditutup kembali dengan kertas dan diikat dengan karet.
Langkah berikutnya adalah tahapan inkubasi, yakni penyimpanan baglog sampai panen. Lalukan pengawasan rutin untuk mengamati perkembangan karena rentan terkontaminasi dan serangan hama mulai muncul.