Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cara Membuat Pupuk Magnesium Organik Pakai Pisang hingga Bayam

Kompas.com - 19 Januari 2023, 12:55 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Sama seperti manusia, tanaman membutuhkan nutrisi untuk tumbuh. Salah satunya adalah magnesium.

Dikutip dari laman Cybex Kementerian Pertanian RI, Kamis (19/1/2023), magnesium adalah satu dari 13 nutrisi mineral yang berasal dari tanah. Akan tetapi, unsur ini biasanya terbatas, dan perlu dipasok dari pemupukan.

Magnesium berperan penting dalam proses fotosintesis pada daun. Tanpa magnesium, klorofil tidak akan mampu menangkap energi matahari yang digunakan pada saat fotosintesis.

Baca juga: Cara Membuat Pupuk dari Buah Busuk, Mudah Hanya 9 Langkah

Ilustrasi pupuk cair.SHUTTERSTOCK / The little paint Ilustrasi pupuk cair.

Magnesium juga digunakan oleh tanaman untuk metabolisme karbohidrat dan stabilisasi membran sel.

Kekurangan magnesium pada tanah sering disebabkan oleh curah hujan tinggi, dan pH tanah yang terlalu rendah (asam).

Jika unsur hara kalium atau potassium terlalu banyak di tanah, makan tanaman akan lebih memilih menyerap kalium daripada magnesium, sehingga ini juga bisa mengakibatkan kekurangan magnesium pada tanaman.

Ciri-ciri tanaman kekurangan magnesium

Ciri-ciri tanaman kekurangan kalsium bisa dilihat dari kondisi daunnya, antara lain sebagai berikut.

Baca juga: 3 Jenis Pupuk Hijau, Bisa Berbentuk Padat atau Cair

  • Daun tanaman yang kekurangan magnesium
  • Daun akan menguning di antara tulang daun, dan pinggir daun, diawali dari daun yang lebih tua terlebih dahulu. Jika ini dibiarkan, daun akan mengering, bahkan tanaman bisa mati.
  • Kuncup bunga gagal tumbuh

Ilustrasi menyemprotkan pupuk cair pada tanaman bunga. SHUTTERSTOCK/SAVANEVICH VIKTAR Ilustrasi menyemprotkan pupuk cair pada tanaman bunga.

Adapun kelebihan magnesium pada tanaman juga bisa berakibat buruk pada tanaman, walaupun ini jarang terjadi, karena biasanya magnesium sangat terbatas pada tanah.

Ada beberapa sumber magnesium alami. Bahan-bahan dari tanaman dan hewan ini dapat digunakan sebagai bahan baku pembuatan pupuk magnesium organik.

Dengan demikian, Anda bisa menambahkan alternatif pupuk magnesium selain yang dapat dibeli di toko-toko pertanian.

Baca juga: 6 Sumber Pupuk Hijau yang Bisa Menyediakan Unsur Hara

  • Pisang. Dalam 100 gram buah pisang mengandung setidaknya 27 mg magnesium.
  • Sayuran hijau seperti bayam dan brokoli. Dalam setengah mangkuk bayam mengandung setidaknya 80 mg magnesium.
  • Kacang kedelai. Kandungan magnesium dalam 100 gram kedelai adalah 86 mg.
  • Biji labu kuning. Dalam 100 gram biji labu kuning terdapat 534 mg magnesium.
  • Berbagai jenis ikan.
  • Susu. 

Cara membuat pupuk magnesium organik

Cara membuat pupuk magnesium secara organik bisa menggunakan salah satu bahan yang mengandung magnesium tinggi seperti yang sudah disebutkan di atas.

Sebaiknya Anda membuat pupuk organik lengkap, yang mengandung unsur hara makro dan mikro, tidak hanya magnesium. Namun, Anda perlu perlu menambahkan bahan-bahan yang kaya akan magnesium lebih banyak pada campuran pupuk tersebut.

Baca juga: Simak, Manfaat Pupuk Urea untuk Tanaman

Akan tetapi jika Anda ingin membuat pupuk magnesium khusus, Anda bisa memfermentasikan bahan-bahan organik yang mengandung magnesium tinggi.

Salah satu tanaman yang kandungan mengnesium tinggi adalah krokot.

Pilih salah satu bahan atau bisa juga digabungkan. Disarankan untuk menyertakan semua bahan yang sudah disebutkan.

Ilustrasi pemberian pupuk organik pada tanamanSHUTTERSTOCK / VH-studio Ilustrasi pemberian pupuk organik pada tanaman

Blender semua bahan sampai halus, kemudian tambahkan air kelapa dan air cucian beras. Komposisi air kelapa dan air cucian beras adalah 1 : 1.

Baca juga: Dosis dan Cara Mengaplikasikan Pupuk ZA untuk Tanaman Cabai

Perbandingan bahan yang sudah dihaluskan dengan air kelapa dan air cucian beras adalah 1 : 2.

Tambahkan gula merah sedikit saja, bisa menggunakan komposisi satu per sepuluh dari total bahan. Terakhir, tambahkan starter atau bioaktivator untuk mempercepat proses fermentasi.

Jika tidak ada, tidak masalah, cukup dengan bakteri dari bahan organik tersebut.

Terakhir, simpan pada wadah tertutup, dan diamkan selam 14 hari. Buka tutup wadah penyimpanan, setiap sehari sekali untuk membuang gas sisa fermentasi, mulai pada hari ketiga dan seterusnya.

Baca juga: Simak, 6 Manfaat Menggunakan Pupuk Bokashi untuk Pertanian

Setelah 14 hari, pupuk magnesium bisa diaplikasikan ke tanah. Untuk pengaplikasiannya ke tanaman, pupuk cair ini harus dilarutkan dengan air terlebih dahulu dengan perbandingan 1 : 50.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang


Video Pilihan Video Lainnya >

Terkini Lainnya
Tanaman Penyelamat Lingkungan: Mencegah Banjir dan Longsor
Tanaman Penyelamat Lingkungan: Mencegah Banjir dan Longsor
Varietas Tanaman
Potensi Sabut Kelapa yang Masih Terbuang
Potensi Sabut Kelapa yang Masih Terbuang
Varietas Tanaman
Pelajaran Swasembada Gula Nasional
Pelajaran Swasembada Gula Nasional
Varietas Tanaman
Mengandaikan Generasi Z Menjadi Agripreneurship
Mengandaikan Generasi Z Menjadi Agripreneurship
Tips
Transformasi Kelapa: Dari Komoditas Tradisional ke Industri Bernilai Tinggi
Transformasi Kelapa: Dari Komoditas Tradisional ke Industri Bernilai Tinggi
Varietas Tanaman
Aroma Kopi Jawa Timur: Potensi dari Lereng Ijen hingga Lembah Argopuro
Aroma Kopi Jawa Timur: Potensi dari Lereng Ijen hingga Lembah Argopuro
Varietas Tanaman
Ekonomi Babel: Lada Sebagai Andalan, Bukan Timah
Ekonomi Babel: Lada Sebagai Andalan, Bukan Timah
Varietas Tanaman
Masa Depan Pala Banda
Masa Depan Pala Banda
Varietas Tanaman
Revitalisasi Kebun Teh: Menyatukan Alam, Wisata, dan Harapan
Revitalisasi Kebun Teh: Menyatukan Alam, Wisata, dan Harapan
Varietas Tanaman
Pasar Organik dan Produk Perkebunan
Pasar Organik dan Produk Perkebunan
Varietas Tanaman
DNA Petani Kita, Tangguh di Era Modernisasi
DNA Petani Kita, Tangguh di Era Modernisasi
Perawatan
Menikmati Renyahnya Potensi Kenari Ternate
Menikmati Renyahnya Potensi Kenari Ternate
Varietas Tanaman
Menata Ulang Kemitraan Gula: Jalan Menuju Kemandirian
Menata Ulang Kemitraan Gula: Jalan Menuju Kemandirian
Varietas Tanaman
Kluwek: Rahasia Kepayang pada Kuliner Nusantara
Kluwek: Rahasia Kepayang pada Kuliner Nusantara
Varietas Tanaman
Bongkar Ratoon Tebu, Jalan Cepat Swasembada Gula
Bongkar Ratoon Tebu, Jalan Cepat Swasembada Gula
Varietas Tanaman
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau