Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

5 Cara Mengendalikan Ulat Grayak Bawang Merah

Kompas.com - 28/01/2023, 11:27 WIB
Siti Nur Aeni

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Pertumbuhan dan perkembangan bawang merah, sangat dipengaruhi oleh berbagai macam aspek. Aspek tersebut seperti penentuan lahan, irigasi air, pemilihan bibit, pemupukan, dan pengendalian hama penyakit.

Hama yang menyerang bawang merah dapat mengganggu pertumbuhan tanaman ini. Bahkan pada serangan yang lebih parah, dapat menyebabkan kegagalan panen. Salah satu hama  tanaman bawang merah yaitu ulat grayak.

Ulat grayak memiliki nama latin Spodoptera exigua. Hama ulat grayak menyerang tanaman bawang merah pada malam hari dan menyerang secara berkelompok.

Baca juga: Mengapa Daun Bawang Merah Menguning? Penyebab dan Solusinya

Gejala tanaman yang diserang ulat grayak seperti, munculnya bercak berwarna putih pada daun. Hal ini dikarenakan ulat grayak yang menggerek bagian dalam daun.

Cara mengendalikan ulat grayak bawang merah harus dilakukan sedini mungkin. Melansir dari Cybext Kementerian Pertanian, Sabtu (28/1/2023), berikut cara mengendalikan ulat grayak bawang merah yang benar.

Ilustrasi penanaman bawang merahShutterstock/Mongkol Phisutsrisakul Ilustrasi penanaman bawang merah

1. Pemasangan light trap

Langkah awal yang harus dilakukan yaitu pemasangan light trap sebagai upaya pencegahan. Light trap bertujuan untuk menjebak induk ulat grayak yaitu ngengat.

Cara kerjanya yaitu dengan menyalakan lampu yang dibawahnya terdapat baskom berisi air. Sinar terang lampu pada malam hari, akan menarik ngengat untuk datang. Ngengat yang terbang di sekitar lampu, akan jatuh ke dalam baskom dan mati.

Baca juga: Penyakit Moler atau Layu Fusarium Bawang Merah: Gejala dan Solusinya

2. Penggunaan Feromon

Penggunaan feromon merupakan bentuk pencegahan serangan ulat grayak. Pencegahan dengan feromon yang merupakan atraktan (senyawa pemikat) bertujuan untuk menjebak induk ngengat jantan.

Induk ngengat jantan yang terjebak dan mati, tidak dapat berkembangbiak dengan ngengat betina. Oleh karena itu, hama ulat grayak tidak berkembang luas.

3. Pengendalian secara manual

Cara mengendalikan ulat grayak bawang merah dapat dilakukan secara manual. Daun bawang merah yang terserang ulat grayak dan terdapat larva ulat, diambil secara manual menggunakan tangan.

Daun dan ulat grayak tersebut dikumpulkan dalam satu wadah plastik yang rapat, sehingga ulat grayak tidak dapat kabur dan akan mati.

Baca juga: Gejala dan Cara Mengendalikan Penyakit Moler Bawang Merah

4. Rotasi tanaman

Ilustrasi bibit bawang merahPixabay/Ashish_Choudhary Ilustrasi bibit bawang merah

Penyebaran dan perkembangan ulat grayak harus diputus, supaya tidak menjadi hama endemik pada lahan tersebut. Pemutusan siklus hama ini dapat dilakukan dengan rotasi tanaman.

Rotasi tanaman merupakan pergantian jenis tanaman yang dibudidayakan pada lahan yang sama. Tanaman yang dapat dirotasi dengan bawang merah seperti jagung manis, terong, melon dan jenis tanaman selain umbi lainnya.

5. Penyemprotan insektisida kimia

Apabila serangan ulat grayak semakin banyak, dan sudah sulit dikendalikan. Lakukanlah penyemprotan menggunakan insektisida kimia.

Baca juga: Cara Merawat Bawang Merah agar Tumbuh Subur dan Panennya Melimpah

Gunakanlah insektisida dengan jenis yang sesuai dan dosis yang benar. Insektisida berbahan aktif Chlorfenapyr dan Flufenoxuron seperti dapat disemprotkan pada tanaman bawang merah yang terserang. Semprotkan insektisida secara berkala, sampai ulat grayak sudah tidak menyerang lagi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com