Apabila semua bahan sudah tercampur dengan merata, proses selanjutnya yaitu fermentasi. Tujuannya untuk memperbanyak mikroorganisme baik yang terkandung dalam daun kelor.
Proses fermentasi ini dilakukan menggunakan metode anaerob atau kedap udara. Alat yang digunakan yaitu drum atau ember.
Masukan semua bahan yang sudah tercampur rata ke dalam drum, tutup dengan rapat. Proses fermentasi berlangsung 10 sampai 14 hari.
Setiap 2 hingga 3 hari sekali lakukan pengadukan. Ciri-ciri proses fermentasi berhasil yaitu mengeluarkan aroma harum seperti tape.
Baca juga: Cara Membuat Pupuk dari Eceng Gondok, Mudah dan Praktis
Hasil fermentasi akan menghasilkan dua jenis pupuk, yaitu pupuk padat dan pupuk cair. Cara pemisahan pupuk padat dan pupuk cair yaitu dengan penyaringan. Gunakanlah kain bekas untuk melakukan penyaringan.
Penggunaan pupuk dari daun kelor memiliki berbagai macam cara. Pupuk padat hasil penyaringan, dapat diaplikasikan dengan cara ditabur di sekitar tanaman, maupun dicampur dengan tanah menjadi media tanam.
Sementara itu, penggunaan pupuk cair daun kelor harus dilarutkan terlebih dahulu dalam air. Pupuk cair ini dapat diaplikasikan dengan cara dikocor pada perakaran tanaman maupun disemprotkan pada daun.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.