Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

10 Buah yang Sering Dikira Sayuran, Tomat hingga Mentimun

Kompas.com - 6 April 2023, 22:48 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Perbedaan buah dan sayuran sangat mudah dipahami dan tampak jelas. Akan tetapi, sebenarnya ada buah yang selama ini sering dikira sebagai sayuran.

Dikutip dari Tasting Table, Kamis (6/4/2023), istilah awam mungkin membuat Anda percaya bahwa tanaman yang dapat dimakan yang manis dan berair adalah buah, dan tanaman dengan rasa yang lebih netral dan renyah adalah sayuran.

Akan tetapi, ada beberapa faktor penting yang membedakan antara buah dan sayuran, salah satunya adalah buah selalu berasal dari bunga. Anda akan melihat bahwa bunga sering mekar dan mati sebelum buah menggantikannya.

Baca juga: Jangan Dibuang, Ini 5 Sisa Sayuran yang Bisa Ditanam Kembali

Ilustrasi tanaman tomat, menanam tomat.SHUTTERSTOCK/CHUYKO SERGEY Ilustrasi tanaman tomat, menanam tomat.

Selain itu, buah-buahan juga selalu mengandung setidaknya satu biji yang dibuahi dan dapat digunakan untuk menumbuhkan tanaman baru. Adapun sayuran menutupi bagian tanaman yang dapat dimakan dari daun hingga akar.

Berikut beberapa buah yang sering dikira sayuran.

1. Tomat

Meskipun kebanyakan digunakan dalam hidangan gurih, namun tomat memang buah. Sementara tomat paling sering ditemukan dalam saus hingga sup, tomat juga cocok dipadukan dengan buah-buahan.

Ada berbagai jenis tomat dengan warna, rasa manis, dan bahkan tekstur yang bervariasi.

Baca juga: 6 Tanaman Sayuran yang Bisa Hidup di Tempat Teduh, Apa Saja?

2. Zucchini

Zucchini benar-benar terlihat dan terasa seperti sayuran. Rasanya ringan, tidak manis, renyah, dan biasanya berwarna hijau atau kuning.

Zucchini jarang ditemukan dipasangkan dengan buah. Namun, jika Anda cukup beruntung melihat tanaman zucchini beraksi, maka Anda tahu itu memiliki bunga yang besar, indah, dan mekar dari tempat buah yang panjang tumbuh.

Ilustrasi mentimun jepang, menanam mentimun jepang.UNSPLASH/KELLY NEIL Ilustrasi mentimun jepang, menanam mentimun jepang.

Faktanya, bunga zucchini dapat dimakan. Bunga-bunga itu, bersama dengan biji lunak yang ditemukan di zucchini, merupakan indikator bahwa zucchini sebenarnya adalah buah.

3. Zaitun

Meskipun sudah lazim diketahui bahwa zaitun tumbuh di pohon, banyak orang belum pernah benar-benar melihat atau memakan zaitun mentah sebelumnya. Ada cukup banyak proses yang dilalui buah zaitun setelah dipanen dan dijual.

Baca juga: Jenis Sayuran yang Bisa Ditanam di Air, Mudah Tumbuh dan Cepat Panen

Alasannya adalah karena buah zaitun yang baru dipetik cukup pahit dan tidak dapat dimakan karena rasanya. Inilah alasan mengapa Anda tidak akan pernah melihat buah zaitun segar di toko.

Ilustrasi buah zaitun. PIXABAY/VAGELIS DIMAS Ilustrasi buah zaitun.

Buah zaitun harus melalui proses perendaman dalam air garam selama minimal enam bulan atau larutan alkali untuk jangka waktu yang lebih singkat atau diawetkan dengan udara atau garam.

Meskipun pada dasarnya buah zaitun sebenarnya tidak asin, mereka memiliki rasa yang berlemak namun menyegarkan. Zaitun adalah buah lain yang mengandung lemak nabati tak jenuh yang sehat tanpa kolesterol.

4. Paprika

Saat mengkategorikan paprika sebagai buah atau sayuran, mereka tampaknya memiliki kualitas yang sesuai dengan masing-masing kategori.

Baca juga: 7 Sayuran yang Bisa Ditanam di Botol, Apa Saja?

Ilustrasi tanaman paprika, menanam paprika.SHUTTERSTOCK/YADNYA SUDARSANA Ilustrasi tanaman paprika, menanam paprika.

Karena paprika tumbuh dari bunga dan mengandung biji yang telah dibuahi, mereka memang anggota keluarga buah.

Selain itu, keempat varietas paprika yang sangat kita sukai, yakni hijau, kuning, oranye, dan merah, sebenarnya adalah buah yang sama dalam tahap kematangan yang berbeda.

5. Beberapa jenis kacang

Beberapa jenis kacang sebenarnya adalah buah-buahan yang ditanam di pohon dari bunga. Beberapa kacang pistachio, kacang mete, dan almond sebenarnya bukan kacang.

Mereka diklasifikasikan sebagai buah berbiji, yaitu sejenis buah yang cukup berdaging dengan casing yang keras. Bagian yang sebenarnya kita makan adalah bijinya.

Baca juga: Cara Menanam Sayuran Asparagus, Bisa Dipanen Berkali-kali

Ilustrasi tanaman jagung Shutterstock/ANEK SANGKAMANEE Ilustrasi tanaman jagung

6. Jagung

Orang sering bingung apakah jagung adalah buah, biji-bijian, atau sayuran. Sementara jagung paling sering disebut sebagai sayuran, kita semua menikmati tepung jagung sebagai biji-bijian, dan tentu saja, sarat dengan gula seperti buah.

Para ahli botani mengklasifikasikan jagung sebagai buah. Ini karena dihasilkan dari bunga tanaman jagung, dan biji-biji kecil yang sangat kita sukai itu sebenarnya adalah biji.

7. Terong

Terong adalah salah satu sayuran yang cukup banyak disukai. Namun, terong sebenarnya buah.

Terong adalah buah pahit yang seringkali perlu melalui beberapa persiapan sebelum dapat dinikmati, bahkan jika Anda berencana untuk memasaknya.

Baca juga: 7 Jenis Sayuran Daun yang Bisa Ditanam Secara Hidroponik

Ilustrasi labu kuning yang sudah dipanenPixabay/matthiasboeckel Ilustrasi labu kuning yang sudah dipanen

8. Labu

Labu hampir selalu ditemukan dengan sayuran, bukan buah-buahan, meskipun memang buah-buahan yang dianggap sebagai sayuran. Bunga labu cukup indah dan tumbuh dari tanaman merambat yang menutupi tanah dengan daun-daun besar agar tanah tetap sejuk dan lembap.

9. Okra

Okra yang berlendir ini memiliki tekstur biji yang hampir seperti terong. Bisa disajikan dengan ditumis, digoreng, dan olahan lainnya.

Okra tumbuh dari bunga kuning halus yang indah dengan bagian tengah berwarna ungu tua atau merah muda yang bisa menyelinap ke dalam karangan bunga.

10. Mentimun

Masuk akal jika sayuran berbentuk tabung yang berair dan menyegarkan ini sebenarnya adalah buah. Karena mentimun secara teknis adalah buah, ini adalah cara yang bagus untuk memasukkan porsi buah dengan mudah ke dalam asupan sehari-hari.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang


Video Pilihan Video Lainnya >

Terkini Lainnya
Tanaman Penyelamat Lingkungan: Mencegah Banjir dan Longsor
Tanaman Penyelamat Lingkungan: Mencegah Banjir dan Longsor
Varietas Tanaman
Potensi Sabut Kelapa yang Masih Terbuang
Potensi Sabut Kelapa yang Masih Terbuang
Varietas Tanaman
Pelajaran Swasembada Gula Nasional
Pelajaran Swasembada Gula Nasional
Varietas Tanaman
Mengandaikan Generasi Z Menjadi Agripreneurship
Mengandaikan Generasi Z Menjadi Agripreneurship
Tips
Transformasi Kelapa: Dari Komoditas Tradisional ke Industri Bernilai Tinggi
Transformasi Kelapa: Dari Komoditas Tradisional ke Industri Bernilai Tinggi
Varietas Tanaman
Aroma Kopi Jawa Timur: Potensi dari Lereng Ijen hingga Lembah Argopuro
Aroma Kopi Jawa Timur: Potensi dari Lereng Ijen hingga Lembah Argopuro
Varietas Tanaman
Ekonomi Babel: Lada Sebagai Andalan, Bukan Timah
Ekonomi Babel: Lada Sebagai Andalan, Bukan Timah
Varietas Tanaman
Masa Depan Pala Banda
Masa Depan Pala Banda
Varietas Tanaman
Revitalisasi Kebun Teh: Menyatukan Alam, Wisata, dan Harapan
Revitalisasi Kebun Teh: Menyatukan Alam, Wisata, dan Harapan
Varietas Tanaman
Pasar Organik dan Produk Perkebunan
Pasar Organik dan Produk Perkebunan
Varietas Tanaman
DNA Petani Kita, Tangguh di Era Modernisasi
DNA Petani Kita, Tangguh di Era Modernisasi
Perawatan
Menikmati Renyahnya Potensi Kenari Ternate
Menikmati Renyahnya Potensi Kenari Ternate
Varietas Tanaman
Menata Ulang Kemitraan Gula: Jalan Menuju Kemandirian
Menata Ulang Kemitraan Gula: Jalan Menuju Kemandirian
Varietas Tanaman
Kluwek: Rahasia Kepayang pada Kuliner Nusantara
Kluwek: Rahasia Kepayang pada Kuliner Nusantara
Varietas Tanaman
Bongkar Ratoon Tebu, Jalan Cepat Swasembada Gula
Bongkar Ratoon Tebu, Jalan Cepat Swasembada Gula
Varietas Tanaman
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau