Lakukan penyiraman secara rutin, terutama saat musim kemarau. Tujuannya agar tanaman tidak layu dan pertumbuhannya tidak terganggu.
Karena tidak menggunakan mulsa, maka pengendalian gulma harus dilakukan dengan rutin. Caranya dengan mencabut tanaman liar yang tumbuh di sekitar tanaman cabai.
Jika populasinya sudah banyak, maka pengendalian gulma bisa dilakukan dengan menyemprotkan herbisida sesuai dosis yang dianjurkan.
Baca juga: Simak, Cara Menanam Cabai Merah dari Biji dengan Mudah
Seminggu setelah bibit ditanam, sempirkan Trichoderma sp. agar tanaman tidak terserangan patogen penyebab penyakit. Selain itu, lakukan juga penyemprotan fungisida dan bakterisida sedini mungkin sebagai pencegahan agar tanaman tumbuh sehat.
Pemupukan dilakukan secara berkala agar pertumbuhan tanaman maksimal. Pemupukan awal dilakukan dengan cara kocor.
Setelah itu, pemupukan lanjutan pertama dilakukan saat tanaman berumur 1 bulan dengan cara ditabur di sekitar batang tanaman. Kemudian tutup pupuk dengan tanah agar tidak menguap.
Pemupukan lanjutan kedua dilakukan saat tanaman berumur 60 hari setelah tanam (hst) dengan cara ditabur di sekitar tajuk tanaman saat tanah dalam kondisi lembap. Pemupukan lanjutan ketiga dilakukan ketika tanaman berumur 90 hst.
Baca juga: Panduan Pupuk untuk Cabai Rawit agar Rajin Berbuah
Caranya sama seperti pemupukan lanjutan kedua. Pemupukan ketiga dilakukan setelah gulma dibersihkan dari bedengan.
Pemupukan bisa dilanjutkan apabila tanaman tumbuh bagus, sehat, dan berpotensi berbuah lagi. Apabila tidak ada indikasi tersebut, maka pemupukan bisa dihentikan.
Tanaman cabai biasanya dipanen setelah berumur 70 sampai 75 hst atau tergantung pada varietas yang ditanam. Jika dirawat dengan maksimal, tanaman cabai dipanen lebih dari satu kali.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.