Jenis pupuk yang diberikan bisa berupa pupuk organik maupun anorganik. Akan tetapi, khusus untuk pupuk organik tidak boleh menggunakan limbah manusia.
Hal tersebut karena limbah manusia dikhawatirkan bisa menularkan penyakit berbahaya. Tak hanya itu, penyimpanan pupuk pun harus diperhatikan.
Pastikan pupuk disimpan pada tempat yang aman, kering, terlindungi, dan terpisah dengan pestisida maupun benih. Tujuan penyimpanan pupuk agar pupuk tidak mencemari lingkungan disekitarnya maupun benih yang hendak ditanam.
Tak hanya pemupukan, perlindungan tanaman pare dari hama dan patogen juga menjadi salah satu penerapan GAP. Prinsip perlindungan yang dapat diterapkan yaitu prinsip perlindungan tanaman, pestisida, penggunaan pestisida, perawatan alat perlindungan, penyimpanan pestisida, pembuangan sisa pestisida, dan pembuangan bekas kemasan.
Baca juga: Cara Menanam Pare di dalam Pot yang Mudah dan Praktis
Pestisida yang digunakan untuk mengendalikan hama dan penyakit harus terdaftar dan mendapatkan izin edar dari pemerintahnya. Aplikasinya juga harus mengikuti instruksi yang tertera di label kemasan.
Sementara itu, penyimpanan pestisida dilakukan pada tempat yang aman, kering, dan terlindungi setia terpisah dari hasil tanaman.
Aspek ini juga sangat penting untuk diperhatikan. Pasalnya, dapat mempengaruhi hasil panen tanaman pare.
Itulah cara menerapkan GAP pada budidaya pare yang penting untuk diperhatikan. Dengan menerapkan GAP, harapnya tanaman bisa tumbuh dengan baik dan hasil panennya berkualitas.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.