Stek batang kemudian ditanam dalam polybag berukuran 10 cm. Lakukan penyiraman secara rutin agar bibit dari stek batang tumbuh dengan baik.
Bibit yang telah cukup umur bisa dipindahkan ke tempat yang lebih besar. Media tanam yang digunakan yaitu campuran tanah, sekam, dan kompos dengan perbandingan 1:1:1. Ukuran pot yang biasanya digunakan untuk menanam bibit kelor yaitu 40 cm.
Sama halnya dengan tanaman lain, tanaman kelor juga memerlukan pupuk untuk menunjang pertumbuhannya. Di fase tunas, berikan pupuk Urea 3 gram/pot, TSP 1 gram/pot, dan KCl 1 gram/pot.
Baca juga: Cara Membuat Pupuk dari Daun Kelor yang Menyuburkan Tanaman
Pemupukan dilanjutkan setiap 3 bulan sekali dengan jenis pupuk yang diberikan pupuk kandang 500 gram/pot, Urea 2 gram/pot, TSP 1 gram/pot, dan KCl 1 gram/pot.
Tanaman kelor perlu disiram dengan rutin agar pertumbuhannya maksimal. Penyiraman dilakukan sehari sekali karena kelor rentan terhadap genangan.
Di umur 3 sampai 5 bulan setelah tanam, tanaman kelor perlu dipangkas. Tujuannya untuk meningkatkan percabangan, meningkatkan hasil, dan memudahkan pemanenan.
Cara mengendalikan hama dan penyakit bisa dengan menyingkirkan bagian tanaman yang bergejala maupun dengan membuang hama yang menyerang. Selain itu, dapat juga dilakukan dengan mengaplikasikan pestisida nabati yang dapat dibuat sendiri di rumah.
Baca juga: Cara Membuat Pestisida Nabati dari Daun Kelor dengan Mudah
Daun kelor umumnya bisa dipanen setelah tanaman berumur 6 sampai 12 bulan. Pemanenan bisa dilakukan dengan cara memetik tangkai daun.
Selain daunnya, bunga dan polong kelor juga bisa dipanen. Bunganya bisa diolah menjadi teh, sedangkan polongnya bisa dimakan sebagai kudapan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.