Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kuntoro Boga
Kepala Pusat BSIP Perkebunan, Kementan

Kuntoro Boga Andri, SP, M.Agr, Ph.D, merupakan lulusan Institut Pertanian Bogor tahun 1998. Ia adalah alumni S1 Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian, Fakultas Pertanian IPB. Pria kelahiran Banjarmasin tahun 1974 ini diangkat sebagai CPNS pada 1999, dan mulai bekerja sebagai peneliti di BPTP Karangploso, Jawa Timur.

Randu: Serat Emas Putih yang Terlupakan

Kompas.com - 11/04/2025, 17:38 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Infrastruktur pengolahan kapuk banyak yang gulung tikar. Jika dibiarkan, bukan mustahil kapuk randu menghadapi kepunahan sebagai komoditas.

Padahal, secara ekologis, pohon randu berperan penting mencegah erosi, menyimpan air, dan adaptif tumbuh di lahan kering marginal.

Potensi ekonomi dan inovasi teknologi

Di tengah krisis iklim, karakteristik unik kapuk randu menarik perhatian industri hijau. Seratnya yang ringan, berongga, dan lembut menjadikannya insulasi termal yang baik.

Secara alami, kapuk tahan air, hipoalergenik, dan 100 persen biodegradable. Dibanding kapas yang membutuhkan 2.700 liter air untuk satu kaos, budidaya randu tidak memerlukan irigasi intensif atau pestisida.

Berkat inovasi teknologi, kapuk randu kini tak sekadar bahan isian kasur. Perusahaan Kanada, Tentree, menciptakan kaos dari campuran 30 persen kapuk dan 70 persen kapas organik. Kombinasi ini menghemat 3.000 liter air untuk produksi empat kaos.

Baca juga: Kemandirian Obat Melalui Tanaman Biofarmaka

Di Indonesia, perusahaan rintisan Flocus mendirikan pabrik pemintalan kapuk berteknologi tinggi, mengekspor benang berkualitas ke pasar global. Teknik needle punching juga membuka peluang aplikasi baru, seperti material insulasi atau alas kaki ramah lingkungan.

Di sektor energi, biji randu mengandung minyak nabati yang berpotensi diolah menjadi biodiesel.

Ampas bijinya kaya protein untuk pakan ternak, sementara daun mudanya bergizi sebagai pakan tambahan di musim kemarau. Bahkan, ekstrak daun randu menunjukkan aktivitas antibakteri, menjanjikan untuk pengobatan tradisional.

Revitalisasi dari hulu ke hilir

Meski potensinya besar, revitalisasi kapuk randu menghadapi tantangan kompleks. Di hulu, petani enggan menanam randu karena rantai pasok yang panjang dan margin tipis.

Varietas unggul hasil pemuliaan Balai Perakitan dan Pengujian Tanaman Pemanis dan Serat (dulu bernama Balittas), seperti seri Muktiharjo (MH1, MH2, MH3 dan MH4) yang produktif hingga 80 kg serat per pohon, masih minim diadopsi.

Di hilir, industri pengolahan tradisional seperti di Desa Karaban, Pati, pusat kapuk terbesar Indonesia ini terancam punah akibat penyusutan bahan baku. Dari 700.000 pohon randu di Pati, 30 persen telah ditebang untuk infrastruktur atau kayu.

BRMP Tanaman Pemanis dan Serat saat ini juga tengah mengembangkan serat kapuk randu sebagai komoditas serat alami unggulan.

PT Kapok Fiber Indonesia, yang memasok bahan baku ke Jepang, juga mencari serat kapuk dengan mutu panjang, keseragaman, kekuatan, perpanjangan tertentu.

Beberapa varietas koleksi plasma nutfah Balittas memenuhi kualifikasi. Kolaborasi dilakukan dengan perusahaan tekstil Jepang yang tertarik pada serat kapuk dengan karakteristiknya yang unik seperti memberikan kehangatan saat musim dingin dan kesejukan saat musim panas.

Selain itu, serat randu sejalan dengan konsep pertanian berkelanjutan dan ramah lingkungan. Saat ini, proses kolaborasi dalam tahap karakterisasi serat di laboratorium.

Halaman:

Video Pilihan Video Lainnya >

Terkini Lainnya

Randu: Serat Emas Putih yang Terlupakan

Randu: Serat Emas Putih yang Terlupakan

Varietas Tanaman
Serat Alam dari Masa Lalu: Potensi Abaca di Indonesia

Serat Alam dari Masa Lalu: Potensi Abaca di Indonesia

Varietas Tanaman
Serat Alam dan Potensi Pengembangannya

Serat Alam dan Potensi Pengembangannya

Varietas Tanaman
Menjadikan Indonesia Pusat Hilirisasi Kelapa Dunia

Menjadikan Indonesia Pusat Hilirisasi Kelapa Dunia

Varietas Tanaman
'Superfood' Daun Kelor: Nilai Gizi, Ekonomi, dan Lingkungan

"Superfood" Daun Kelor: Nilai Gizi, Ekonomi, dan Lingkungan

Varietas Tanaman
Peluang Budidaya Kurma di Indonesia: Teknologi dan Kisah Sukses

Peluang Budidaya Kurma di Indonesia: Teknologi dan Kisah Sukses

Varietas Tanaman
Purwoceng, Ginseng Lokal Bernilai Tinggi

Purwoceng, Ginseng Lokal Bernilai Tinggi

Varietas Tanaman
Manfaat Ekonomi dan Lingkungan Serai Wangi

Manfaat Ekonomi dan Lingkungan Serai Wangi

Varietas Tanaman
Kakao Indonesia: Dari Potensi Lokal ke Produk Premium Dunia

Kakao Indonesia: Dari Potensi Lokal ke Produk Premium Dunia

Varietas Tanaman
Sensasi Pedas Jaman Majapahit: Memanfaatkan Kembali Cabai Jawa

Sensasi Pedas Jaman Majapahit: Memanfaatkan Kembali Cabai Jawa

Varietas Tanaman
Pala: Warisan Nusantara Menuju Pemanfaatan Global

Pala: Warisan Nusantara Menuju Pemanfaatan Global

Varietas Tanaman
Anggur Muscat dan Keberpihakan pada Buah Lokal

Anggur Muscat dan Keberpihakan pada Buah Lokal

Varietas Tanaman
Mengenal Gula Bit: Inovasi Pemanis

Mengenal Gula Bit: Inovasi Pemanis

Varietas Tanaman
Peluang Stevia dalam Diversifikasi Industri Gula

Peluang Stevia dalam Diversifikasi Industri Gula

Varietas Tanaman
Mengoptimalkan Keunggulan Tanaman Obat Indonesia

Mengoptimalkan Keunggulan Tanaman Obat Indonesia

Varietas Tanaman
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau