Untuk mengembalikan kejayaan kapuk randu di Indonesia, diperlukan strategi terintegrasi yang mencakup beberapa aspek penting.
Salah satu langkah utama adalah pelestarian sumber daya genetik. Kebun Percobaan Muktiharjo, BRMP di Pati, yang memiliki luas sekitar 74 hektare dan menyimpan 157 aksesi randu, berperan vital sebagai pusat konservasi plasma nutfah.
Pemerintah perlu memperkuat peran kebun ini dengan membangun bank benih yang memadai dan meremajakan kebun dengan varietas unggul hasil pemuliaan.
Baca juga: Minyak Nilam Indonesia yang Mengharumkan Dunia
Langkah ini akan memastikan ketersediaan bibit berkualitas tinggi untuk mendukung pengembangan kapuk randu di masa depan.
Selain itu, inovasi dan hilirisasi produk kapuk randu harus menjadi fokus utama. Kolaborasi antara lembaga penelitian, perguruan tinggi, dan industri sangat penting dalam mengembangkan produk turunan yang bernilai tambah tinggi, seperti tekstil ramah lingkungan, biodiesel, dan kertas.
Inovasi semacam ini tidak hanya meningkatkan nilai ekonomi kapuk randu, tetapi juga mendukung upaya pelestarian lingkungan melalui pengurangan ketergantungan pada bahan baku sintetis.
Pemberian insentif bagi petani dan pembangunan fasilitas pengolahan skala kecil di pedesaan akan menambah nilai ekonomi produk kapuk randu sekaligus menciptakan lapangan kerja bagi masyarakat lokal.
Selain itu, Indonesia perlu berperan aktif dalam memperoleh sertifikasi produk kapuk yang berkelanjutan, seperti sertifikasi Rainforest Alliance, untuk memastikan daya saing produk kapuk randu di pasar internasional yang semakin menuntut standar keberlanjutan.
Substitusi 10 persen impor kapas Indonesia (900.000 ton/tahun) dengan kapuk dapat menghemat devisa triliunan rupiah.
Apalagi, 24 juta hektare lahan kering Indonesia cocok untuk randu tanpa bersaing dengan lahan pangan. Dengan produktivitas 1,5 ton serat per hektare, potensi produksi kapuk nasional mencapai 36 juta ton, angka yang bisa mengubah peta industri tekstil global.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.