JAKARTA, KOMPAS.com - Dalam budidaya tanaman hortikultura, seperti sayuran dan buah-buahan, umumnya petani Indonesia membuat bedengan dan guludan. Keduanya digunakan sebagai media untuk pertumbuhan dan perkembangan tanaman
Dikutip dari laman Cybex Kementerian Pertanian RI, Jumat (20/1/2023), istilah bedengan dan guludan pada dasarnya sama. Keduanya memiliki sinonim sama, dan pada beberapa keadaan pengunaan kedua kata tersebut masih banyak digunakan di kalangan petani.
Kadang ada petani yang menggunakan istilah bedengan, namun ada juga yang memakai istilah guludan atau gulutan.
Baca juga: Ukuran Bedengan untuk Menanam Cabai yang Ideal
Bedengan dengan budidaya tanaman hortikultura seperti sayuran, palawija dan buah-buahan adalah dua hal yang sulit dipisahkan. Penggunaan bedengan sangat mempermudah mengatur media tanam baik jarak tanam, pemupukan, ataupun pengendalian.
Bedengan atau guludan dibuat dengan terlebih dahulu membajak lahan serta menghaluskan tanah. Setelah itu, tanah yang halus disusun sedemikian rupa sehingga membentuk sebuah bangun ruang yang mempunyai panjang, lebar, dan tinggi.
Umumnya, ukuran bedengan yang ideal berbeda pada masing-masing tanaman.
Misalnya pada saat menanam cabai, lahan bedengan di atasnya dilengkapi mulsa plastik, dengan tinggi bedengan 30 cm, lebar 70 sampai 100 cm, serta untuk untuk ukuran panjang bedengan disesuaikan dengan luas lahan yang tersedia.
Baca juga: Mengenal Guludan dan Manfaatnya untuk Pertanian
Berikut beberapa fungsi dan manfaat bedengan dalam budidaya tanaman hortikultura.
Dengan menggunakan bedengan, media tanam menjadi lebih rapi dan tertata karena jarak tanam yang digunakan seragam.