JAKARTA, KOMPAS.com - Dalam budidaya cabai, salah satu aspek penting dalam keberhasilan produksi buah adalah pengendalian hama. Salah satu hama yang menyerang tanaman cabai adalah kutu persik (Myzus persicae).
Dikutip dari laman Cybex Kementerian Pertanian RI, Senin (6/2/2023), morfologi kutu persik adalah berupa kutu bersayap (alatae) dan tidak bersayap (apterae).
Kutu yang bersayap berwarna hitam, sedangkan yang tidak bersayap bervariasi warnanya, yakni merah, kuning, hijau atau kuning hijau.
Baca juga: Simak, Begini Cara Mengatasi Rebah Semai Cabai
Kutu persik mempunyai antena sepanjang tubuh, baik nimfa maupun imago. Perkembangan hama ini secara parthenogenesis.
Periode nimfa selama enam hari dan merusak tanaman cabai pada musim kemarau. Musuh alami hama ini adalah parasitoid Aphidius sp, kumbang macan Menochilus sp dan larva Ischiodon scutellaris.
Kutu persik biasa menyerang tanaman cabai. Hama ini menyerang daun tanaman dengan cara menghisap cairan daun.
Daun yang terkena serangan akan nampak bercak-bercak kehitaman, daun akan menjadi keriting dan kering, lambat laun daun akan mati. Selain itu, kutu persik juga merupakan penular hama yang paling efisien dibandingkan hama lainnya.
Baca juga: Cara Menanam Cabai Hidroponik Sistem Wick
Salah satu gejala awal tanaman cabai terserang kutu persik adalah terdapat banyak semut yang berada pada tanaman. Hama kutu menghisap cairan daun dan mengeluarkan semacam zat gula, yang dapat mengundang semut dan cendawan yang menyebabkan timbulnya bulatan hitam pada permukaan daun.