Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Peran Program MAKMUR dalam Mewujudkan Ketahanan Pangan Nasional

Kompas.com - 01/03/2023, 19:54 WIB
Siti Nur Aeni

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Sektor pertanian menjadi salah satu penopang kondisi ekonomi dalam negeri yang sangat dinamis. Bahkan, menurut data dari Badan Pusat Statistik (BPS), pertanian menjadi sektor ketiga yang memberikan kontribusi terhadap produk domestik bruto (PDB) kuartal III 2022, yaitu sekitar 12,91 persen.

Melihat hal tersebut, maka pemerintah berkomitmen untuk menjaga ketahanan pangan nasional. Upaya untuk mewujudkan ketahanan pangan, maka penerapan budidaya tanaman harus dilakukan dengan baik.

Salah satu penerapan budidaya tanaman yang turut mempengaruhi hasil panen yaitu pemberian pupuk yang tepat. Oleh karena itu, sebagai produsen pupuk Urea terbesar di Indonesia dan Asia Tenggara, PT. Pupuk Kalimantan Timur (PKT) turut bertanggung jawab untuk mewujudkan ketahanan pangan nasional.

Baca juga: Pupuk Kaltim Bantu Petani Kembangkan Usaha Pertanian lewat Program Ini

PKT kemudian menginisiasi program Mari Kita Majukan Usaha Rakyat (MAKMUR). Program ini berfokus untuk mewujudkan ekosistem yang menunjang pertumbuhan petani hingga pendampingan yang berkelanjutan.

Qomaruzzaman, Direktur Keuangan dan Umum PKT menyebutkan bahwa program MAKMUR terbukti bisa meningkatkan produktivitas hasil panen padi dan jagung petani mencapai 35 persen. Dengan demikian kesejahteraan petani turut meningkat.

Pupuk Kaltim memiliki program Makmur terkait penerapan prinsip social ESG. DOK. Pupuk Kaltim. Pupuk Kaltim memiliki program Makmur terkait penerapan prinsip social ESG.

Upaya mewujudkan ketahanan pangan nasional

Lewat program MAKMUR, per Desember 2022 PKT sudah berhasil merealisasikan 66.136 hektare lahan dengan jumlah petani yang bergabung 30.557 orang.

Target di tahun lalu sudah tercapai dengan adanya kenaikan jumlah petani yang tergabung sebesar 122,3 persen dari target awal yang hanya 25.000 petani. Selain itu, terjadi juga kenaikan lahan sebesar 110,2 persen dari target 60.000.

Baca juga: Tips Aplikasi Pupuk NPK Pelangi yang Benar

Sementara itu, SVP Transformasi Bisnis PKT Wisnu Ramadhani dalam Webinar bertajuk “Efektivitas Program MAKMUR sebagai Kunci Ketahanan Pangan Nasional”, Rabu (1/3/2023), menyebutkan bahwa kualitas dan kuantitas pelaku di bidang pertanian harus terus ditingkatkan untuk mewujudkan ketahanan pangan.

Maka dari itu, PKT menjamin ketersediaan pupuk yang dibutuhkan para petani. “Menjelang musim tanam Maret 2023, PKT akan mendukung penuh ketercukupan pupuk di gudang-gudang distribusi dan memastikan bahwa pupuk-pupuk tersedia bagi para petani yang membutuhkan. Hingga saat ini program MAKMUR telah berkembang di berbagai wilayah Indonesia, dan pada tahun 2023 PKT diamanatkan untuk mengelola program MAKMUR di seluruh Sulawesi, seluruh Kalimantan, Jawa Timur, Jawa Tengah, Daerah Istimewa Yogyakarta, NTB, NTT dan Papua Barat,” tutur Wisnu, Rabu (1/3/2023).

Pengembangan komoditas dalam program MAKMUR

Program MAKMUR digagas di beberapa wilayah di Indonesia agar proses edukasi merata dan berjalan dengan baik. Saat ini, komoditas unggulan dalam program MAKMUR yaitu komoditas padi, jagung, tebu, kopi, dan sawit.

Baca juga: Cara Membuat Pupuk Asam Amino Pengganti Pupuk NPK Kimia

Akan tetapi, komoditas pertanian dalam program MAKMUR akan terus dikembangkan. Project Manager Program MAKMUR PKT, Adrian RD Putera dalam webinar yang sama juga mengatakan bahwa program MAKMUR akan terus dikembangkan ke komoditas unggul setiap daerah yang dapat meningkatkan nilai ekonomi untuk para petani. 

“Dengan kami terus bekerja sama dan melakukan kolaborasi bersama petani, maka petani yang tergabung dalam program MAKMUR dapat terus bertambah, sehingga petani yang mendapatkan pendampingan terarah tentang pengelolaan dan pemaksimalan lahan pertanian juga semakin banyak. Kami berharap kesejahteraan petani dan produktivitas pertanian melalui Program MAKMUR akan semakin bertumbuh secara pesat di tahun 2023 ini,” ungkap Adrian (1/3/2023).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Video Pilihan Video Lainnya >

Terkini Lainnya

Serat Alam dari Masa Lalu: Potensi Abaca di Indonesia

Serat Alam dari Masa Lalu: Potensi Abaca di Indonesia

Varietas Tanaman
Serat Alam dan Potensi Pengembangannya

Serat Alam dan Potensi Pengembangannya

Varietas Tanaman
Menjadikan Indonesia Pusat Hilirisasi Kelapa Dunia

Menjadikan Indonesia Pusat Hilirisasi Kelapa Dunia

Varietas Tanaman
'Superfood' Daun Kelor: Nilai Gizi, Ekonomi, dan Lingkungan

"Superfood" Daun Kelor: Nilai Gizi, Ekonomi, dan Lingkungan

Varietas Tanaman
Peluang Budidaya Kurma di Indonesia: Teknologi dan Kisah Sukses

Peluang Budidaya Kurma di Indonesia: Teknologi dan Kisah Sukses

Varietas Tanaman
Purwoceng, Ginseng Lokal Bernilai Tinggi

Purwoceng, Ginseng Lokal Bernilai Tinggi

Varietas Tanaman
Manfaat Ekonomi dan Lingkungan Serai Wangi

Manfaat Ekonomi dan Lingkungan Serai Wangi

Varietas Tanaman
Kakao Indonesia: Dari Potensi Lokal ke Produk Premium Dunia

Kakao Indonesia: Dari Potensi Lokal ke Produk Premium Dunia

Varietas Tanaman
Sensasi Pedas Jaman Majapahit: Memanfaatkan Kembali Cabai Jawa

Sensasi Pedas Jaman Majapahit: Memanfaatkan Kembali Cabai Jawa

Varietas Tanaman
Pala: Warisan Nusantara Menuju Pemanfaatan Global

Pala: Warisan Nusantara Menuju Pemanfaatan Global

Varietas Tanaman
Anggur Muscat dan Keberpihakan pada Buah Lokal

Anggur Muscat dan Keberpihakan pada Buah Lokal

Varietas Tanaman
Mengenal Gula Bit: Inovasi Pemanis

Mengenal Gula Bit: Inovasi Pemanis

Varietas Tanaman
Peluang Stevia dalam Diversifikasi Industri Gula

Peluang Stevia dalam Diversifikasi Industri Gula

Varietas Tanaman
Mengoptimalkan Keunggulan Tanaman Obat Indonesia

Mengoptimalkan Keunggulan Tanaman Obat Indonesia

Varietas Tanaman
Menggali Peluang Ekonomi dan Manfaat Kayu Manis

Menggali Peluang Ekonomi dan Manfaat Kayu Manis

Varietas Tanaman
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau