Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

6 Cara Budidaya Kesemek agar Berbuah Banyak

Kompas.com - 14/05/2023, 18:37 WIB
Siti Nur Aeni

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com -Buah kesemek, atau yang dikenal juga sebagai buah kledung, merupakan salah satu jenis buah-buahan yang terkenal dengan rasa manis dan kaya akan nutrisi. Buah ini berasal dari negara sub tropis, tetapi kini dapat ditemukan di berbagai belahan dunia, termasuk Indonesia.

Buah kesemek memiliki kulit yang tebal dan berwarna merah jambu atau oranye, dengan daging buah yang lembut dan manis. Buah ini kaya akan vitamin A, vitamin C, dan serat, serta mengandung antioksidan yang dapat membantu mengurangi risiko penyakit jantung dan kanker.

Buah ini dapat dikonsumsi sebagai buah segar dan dapat diolah menjadi berbagai jenis makanan dan minuman, seperti jus, selai, dan kue. Selain itu, buah kesemek juga sering digunakan dalam ritual keagamaan di Jepang dan Tiongkok.

Baca juga: Cara Menanam Kesemek agar Tumbuh dengan Baik

Tak hanya rasanya yang enak dan kaya manfaat, cara budidaya kesemek juga tidak sulit. Dikutip dari Cybext Kementerian Pertanian dan Persimmons Planting Guide, berikut penjelasan selengkapnya.

Ilustrasi tanaman kesemekPixabay/NakNakNak Ilustrasi tanaman kesemek

1. Pemilihan lokasi yang tepat

Setiap tanaman memiliki daya adaptasi terhadap lingkungan sekitarnya. Apabila tanaman tersebut ditanam pada lokasi lahan yang tepat, pertumbuhannya juga akan cepat.

Namun sebaliknya, jika lokasi yang dipilih kurang sesuai, maka pertumbuhan menjadi kurang maksimal. Lokasi yang sesuai untuk budidaya kesemek berada pada dataran tinggi lebih dari 1000 mdpl, curah hujan, dan ph 6.5 hingga 7.5.

2. Pemilihan bibit unggul

Selain faktor lokasi yang sudah dijelaskan diatas, bibit juga memiliki peran penting dalam pertumbuhan tanaman kesemek. Produktivitas buah, rasa buah dan ketahanan terhadap serangan hama penyakit tergantung pada jenis bibit yang digunakan.

Gunakanlah bibit buah kesemek yang unggul. Pilih jenis varietas yang unggul, dan terhindar dari hama penyakit.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com