Kemudian setelah umur 2 sampai 3 minggu berikan kembali pupuk urea dan pupuk KCl sebanyak 5 gram per tanaman. Bila pada umur lebih dari 4 minggu tanaman masih terlihat kurang gizi, berikan urea dan KCl sebanyak 7 gram per tanaman.
Baca juga: Simak, Ini Cara Menanam Tomat dan Wortel di Apartemen
Perhatikan, pemberian urea dan KCl jangan sampai mengenai tanaman karena bisa melukai tanaman tersebut..
Penyiraman dan pengairan. Tanaman tomat tidak terlalu banyak membutuhkan air, namun jangan sampai kekurangan.
Kelebihan air akan membuat pertumbuhan vegetatif (daun dan batang) yang subur tetapi menghambat fase generatif. Sebaliknya, kekuranga air yang berkepanjangan bisa menyebabkan pecah-pecah pada buah tomat yang dihasilkan.
Bila curah hujan cukup maka yang harus diperbaiki adalah saluran drainase agar air tidak menggenang disekitar areat tanaman.
Baca juga: Ingin Lubang Wastafel Kembali Berkilau? Bersihkan dengan Saus Tomat
Pemasangan lenjeran atau ajir, bertujuan untuk mengikat tanaman agar tidak roboh.
Beberapa jenis hama dan penyakit yang kerap menyerang budidaya tomat antara lain, ulat buah, kutu daun thrips, lalat putih, lalat buah, tungau, nematoda, penyakit layu, bercak daun, penyakit kapang daun, bercak coklat, busuk daun dan busuk buah.
Pengendalian hama dan penyakit dapat dilakukan dengan penyemprotan pestisida kimia atau hayati tergantung kebutuhan.
Budidaya tomat baru bisa dipanen 60 sampai 100 hari setelah tanam, tergantung dari varietasnya. Tanaman tomat sudah dikatakan siap panen apabila kulit buah berubah dari hijau menjadi kekuning-kuningan, bagian tepi daun menguning dan bagian batang mengering.